RATAS – Penyebab kebakaran di gedung Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) akhirnya mulai terungkap. Kebakaran yang terjadi di Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Sabtu (8/2/2025) malam, diduga disebabkan oleh korsleting listrik pada perangkat AC.
Hal ini disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, Satriadi.
“Betul, diduga (disebabkan oleh) korsleting perangkat AC,” ujar Satriadi, Selasa (11/2/2025).
Api pertama kali terlihat di ruang humas yang berada di lantai dasar gedung. Petugas keamanan yang menyadari kebakaran tersebut segera berusaha memadamkan api dengan alat pemadam api ringan (APAR), namun api cepat membesar karena membakar tumpukan kertas arsip di atas meja.
“Api sudah terlanjur membakar kertas-kertas arsip dan menghasilkan asap tebal. Sekuriti kemudian melaporkan kejadian ini ke Damkar untuk meminta bantuan,” tambah Satriadi.
Petugas Damkar menerima laporan sekitar pukul 23.10 WIB dan segera mengerahkan 20 unit mobil pemadam dengan total 62 personel. Api berhasil dikendalikan pukul 23.55 WIB dan pemadaman dinyatakan selesai pada pukul 00.05 WIB. Area yang terbakar dilaporkan seluas 8 x 6 meter persegi.
Spekulasi Dugaan Penghilangan Dokumen
Meski penyebab kebakaran diduga akibat korsleting, muncul spekulasi mengenai kemungkinan adanya upaya penghilangan dokumen pertanahan penting. Dugaan ini mencuat mengingat pentingnya dokumen yang biasanya tersimpan di gedung tersebut.
Namun, Menteri ATR/BPN Nusron Wahid membantah dugaan tersebut. Ia menyebut tidak ada dokumen penting yang terbakar karena kebakaran hanya terjadi di ruang humas.
“Yang terbakar itu bagian humas, di sana tidak ada dokumen HGB, HGU, atau dokumen pertanahan lainnya. Jadi tidak ada yang namanya penghilangan barang bukti,” tegas Nusron.
Nusron juga mengungkapkan kemungkinan lain mengenai penyebab kebakaran, yakni dari komputer yang lupa dimatikan oleh pegawai kementerian.
“Diduga (api dari) komputer. Jadi sepertinya ada petugas atau pegawai yang komputernya tidak dimatikan,” ujar Nusron.
Investigasi Masih Berlanjut
Meski ada perbedaan pendapat soal penyebab kebakaran, semua pihak masih menunggu hasil investigasi dari tim laboratorium forensik Polri.
Kepala Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri, Brigjen Sudjarwoko, menyatakan bahwa penyelidikan masih berlangsung untuk memastikan titik awal api dan penyebab pastinya.
“Asumsi boleh saja, tapi yang bisa dipertanggungjawabkan itu hasil pemeriksaan labfor,” ungkap Sudjarwoko.
Tim forensik Polri telah mengumpulkan beberapa barang bukti seperti abu, arang, dan kabel listrik untuk diperiksa lebih lanjut.
“Ada beberapa barang bukti yang kami kumpulkan berupa abu dan kabel listrik. Nanti akan kami lakukan pemeriksaan lebih mendalam dengan scientific investigation di laboratorium forensik,” jelas Sudjarwoko.
Kerugian Materi dan Tindak Lanjut
Meski tidak ada korban jiwa, kebakaran ini menyebabkan kerugian materi yang cukup besar. Dinas Gulkarmat DKI Jakarta memperkirakan total kerugian mencapai sekitar Rp 448,6 juta, sebagian besar berasal dari peralatan kantor dan barang elektronik yang terbakar di ruangan humas.
Saat ini, pihak kementerian masih menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut sebelum melakukan pemulihan ruangan yang terdampak kebakaran. (HDS)