RATAS – Kementerian Sosial (Kemensos) bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) dalam upaya menyukseskan program Sekolah Rakyat dan pengentasan kemiskinan. Sinergi kedua lembaga ini secara resmi dituangkan dalam nota kesepahaman (MoU).
“Kehadiran kita di sini untuk memperkuat kerja sama dalam menjalankan tugas terkait pengentasan kemiskinan dan penyelenggaraan Sekolah Rakyat,” ujar Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Selasa (11/3/2025).
Gus Ipul menegaskan bahwa sinergi antara Kemensos dan Kemenag sangat penting, mengingat tugas Kemensos selaras dengan amanat UUD 1945 Pasal 34 yang menyatakan bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara. Selain itu, aspek spiritual juga menjadi bagian dalam penanganan kemiskinan, sebagaimana diatur dalam UU Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin yang mencakup bimbingan mental, spiritual, dan keterampilan.
“Pasal 1 ayat 1 UU Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial menyebutkan bahwa kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial. Oleh karena itu, intervensi di bidang spiritual juga harus melibatkan Kemenag,” jelasnya.
Sekolah Rakyat sebagai Solusi Pendidikan bagi Keluarga Miskin
Selain isu kesejahteraan sosial, kerja sama ini juga mencakup pendirian Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia yang ditujukan bagi anak-anak dari keluarga miskin.
“Kami mendapat tugas dari Presiden untuk menyelenggarakan Sekolah Rakyat, di mana siswa-siswinya berasal dari keluarga miskin dan miskin ekstrem,” ungkap Gus Ipul.
Sekolah Rakyat hadir sebagai bentuk nyata negara dalam memuliakan warga miskin dan memberikan akses pendidikan gratis berkonsep asrama, dari jenjang dasar hingga menengah atas. Program ini bertujuan untuk memutus mata rantai kemiskinan antargenerasi, mengingat banyak keluarga miskin dengan pendidikan rendah yang cenderung menurunkan kondisi serupa kepada anak-anak mereka.
“Kita ingin mencetak lulusan yang cerdas, berkarakter kuat, dan tangguh mental. Anak-anak dari keluarga miskin, jika diberikan kesempatan, akan tumbuh menjadi individu yang tangguh,” kata Gus Ipul.
Jika setiap tahun dibangun 100 Sekolah Rakyat dengan kapasitas 1.000 siswa, maka dalam lima tahun ke depan akan ada 500 ribu anak miskin yang dapat menjadi agen perubahan bagi keluarganya.
Peran Strategis Kemenag dalam Pengentasan Kemiskinan
Gus Ipul menilai peran Kemenag sangat penting dalam menyukseskan Sekolah Rakyat, terutama dengan optimalisasi potensi madrasah dan sekolah agama yang berada di bawah naungan Kemenag.
“Seperti yang diusulkan kemarin, di Kemenag nanti ada konsep Madrasah Rakyat sebagai bagian dari Sekolah Rakyat,” jelasnya.
Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa kerja sama lintas sektor sangat diperlukan untuk memutus rantai kemiskinan, terutama melalui pendidikan. Ia menyebutkan bahwa Kemenag memiliki 42 ribu madrasah dan sekolah agama yang dapat diberdayakan untuk mendukung program Sekolah Rakyat.
“Sekolah Rakyat yang paling nyata adalah madrasah. Dari 42 ribu sekolah yang ada, 60 persen dikelola oleh masyarakat dan perlu dikembangkan lebih lanjut dalam Program Sekolah Rakyat,” ujar Nasaruddin.
Menurutnya, madrasah memiliki akar yang kuat di masyarakat dan layak menjadi bagian dari Sekolah Rakyat. “Madrasah harus kita topang dan berdayakan untuk mendukung upaya pengentasan kemiskinan melalui pendidikan,” imbuhnya.
Hasil pertemuan dan penandatanganan MoU antara Kemensos dan Kemenag ini akan ditindaklanjuti oleh tim teknis dari kedua kementerian guna memastikan keberhasilan program Sekolah Rakyat dalam rangka pengentasan kemiskinan. (HDS)