JAKARTA, RATAS – Beng Aryanto, atau yang akrab disapa Beng, adalah nama yang sudah tak asing lagi bagi para pelaku industri fotografi dan sinematografi.
Perjalanan hidupnya, yang dimulai dari sebuah mimpi sederhana, menggambarkan betapa dunia ini, dengan segala tantangan dan peluangnya, adalah sebuah ruang tanpa batas bagi mereka yang memiliki tekad dan dedikasi.
Beng lahir dan tumbuh dalam latar belakang keluarga yang sederhana, dengan delapan saudara, yang membentuk karakter dan pandangannya terhadap dunia.
Sejak masa kecil, Beng sudah diperkenalkan dengan berbagai hal yang memperkaya jiwa, seperti mengaji, silat, dan musik. Namun, dunia yang membawanya pada kesuksesan dan pencapaian bukanlah dunia yang ia duga sebelumnya.
Pada tahun 1986, ketika ia masih duduk di bangku kelas tiga SMP, Beng mulai mengarahkan perhatiannya pada dunia fotografi, sebuah bidang yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya.
” Awal mula perkenalan saya dengan dunia fotografi berawal dari sebuah kamera analog milik kakak ipar, almarhum Catur Sudarmanto, yang merupakan mantan pemain sepak bola PSSI Garuda” ungkap Beng kepada Ratas, Rabu, (12/3/2025).
Kamera tersebut membuka pandangan Beng terhadap dunia visual yang lebih luas, dunia yang memungkinkannya untuk menangkap setiap momen dengan cara yang unik.
” Dari situlah, saya mulai belajar secara otodidak, dengan bimbingan seorang teman kakak yang telah menempuh studi fotografi di Amerika”, ucapnya.
Bagi Beng, dunia fotografi bukan hanya sekadar hobi, tetapi juga sebuah jalan hidup yang membawanya ke dunia yang lebih besar, dunia yang melibatkan visualisasi yang mendalam, dan suatu saat nanti membawanya memasuki dunia sinematografi.
Berawal dari still fotografi, Beng mengasah keterampilannya hingga akhirnya menjadi asisten produser, sutradara, dan produser dalam dunia film dan video.
Pada tahun 1996, Beng mendirikan Warna Production, sebuah production house yang menjadi batu loncatan bagi kariernya.
Di sinilah, ia mengasah keterampilan visualnya lebih dalam lagi, mengerjakan proyek-proyek audiovisual untuk berbagai klien, mulai dari pemerintahan hingga lembaga swasta.
Warna Production, yang menaungi lima divisi utama, menjadi wadah bagi Beng untuk mengembangkan kemampuannya di berbagai bidang, salah satunya adalah fotografi dan audiovisual, dengan fokus pada produksi video dan film.
Di balik kesuksesan Warna Production, Beng tak hanya berfokus pada bisnis semata, tetapi juga pada pengembangan diri dan penajaman keterampilan.
” Melalui divisi fotografi dan audiovisual, saya semakin memperdalam keahlian dalam penyutradaraan, pembuatan konten visual, video klip, serta film dokumenter”, cetus Beng
Semangat untuk terus belajar dan berinovasi membuatnya mampu menghadirkan karya-karya visual yang tak hanya menarik, tetapi juga sarat makna.
Selain itu, sejak Januari 2024 hingga 2025, Beng juga terlibat dalam sebuah proyek besar yang berkaitan dengan keamanan siber.
” Dalam proyek ini, saya berperan sebagai sutradara, produser, dan pengelola konten edukatif terkait sistem keamanan digital”, imbuhnya
Sebanyak 24 episode video awareness untuk Bank Indonesia pun berhasil ia produksi, mengangkat isu-isu penting dalam dunia digital yang kini semakin berkembang pesat.
Beng merancang strategi komunikasi visual yang efektif, yang tidak hanya dibutuhkan oleh korporasi, tetapi juga oleh lembaga pemerintahan untuk menciptakan kesadaran akan pentingnya keamanan siber.
Beng Aryanto adalah sosok yang tak hanya menguasai teknik, tetapi juga memahami betul esensi dari setiap karya visual yang dihasilkan.
Pria yang mengawali karier jurnalistiknya sebagai fotografer lepas di majalah HAI, kemudian Mode sejak usia remaja. Bahkan, dalam dunia fotografi, Beng harus membangun kariernya dari bawah, berguru pada para fotografer senior, dan belajar menulis dari para wartawan yang lebih berpengalaman.
” Menjadi jurnalis di Koran Pelita, hingga majalah Tambang serta Majalah EKSEKUTIF bahkan ikut dalam tim investigasi, rupanya talenta seni dan luapan kreativitas membawa hidup saya pada dimensi penyutradaraan, konten visual, termasuk videoklip dan produksi film dokumenter” kata Beng
Pada tahun 2009, pria yang sejak kecil aktif sebagai vokalis band dan sering tampil di berbagai festival ini malah ikut terlibat dalam pembuatan film Merantau, yang mendapat sambutan hangat dari masyarakat internasional.
Lanjut pada tahun 2011, Beng kembali turut serta dalam pembuatan film The Raid Redemption, yang mengukir sejarah dunia sinematografi Indonesia sebagai film action terbaik saat itu. Film bergenre action dengan bintang Iko Uwais dan Yayan Ruhiyan itu diputar berbagai negara.
” Kedua film ini menjadi pencapaian besar bagi saya, mengukuhkan saya sebagai salah satu pelopor sinematografi Indonesia di kancah internasional”, masih kata Beng
Dari sini, putra Betawi yang lahir pada 1969 ini semakin dikenal sebagai sosok yang penuh dedikasi dalam dunia fotografi dan sinematografi.
Aktifitas yang sedang dilakukan, sejak Januari 2024 hingga 2025, terlibat dalam pembuatan 24 episode video awareness Bank Indonesia tentang keamanan siber.
Beng berperan dalam penyutradaraan, produksi, dan pengelolaan konten edukatif terkait sistem keamanan digital.
Dia juga membangun strategi komunikasi visual untuk kebutuhan korporasi dan pemerintahan. Mengelola berbagai proyek multimedia berbasis digital.
Karena dianggap piawai, Beng kerap diminta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan menjadi pembicara di berbagai workshop terutama fotografi dan sinematografi di berbagai instansi dan sekolah.
Di usia yang menginjak 55 tahun, Beng Aryanto telah meraih berbagai pencapaian luar biasa.
Kehidupan terus berjalan, dengan dedikasi dan semangat yang tak pernah padam, Beng terus berkarya, memberikan inspirasi, serta menghadirkan konten-konten yang tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik dan menginspirasi banyak orang.
