RATAS — Setelah 33 tahun menjadi bagian dari kehidupan rumah tangga Indonesia, Tupperware resmi pamit. Perusahaan asal Amerika Serikat itu menutup operasionalnya di Indonesia sejak 31 Januari 2025. Kabar tersebut diumumkan melalui akun Instagram resmi @tupperwareid, Jumat (11/4/2025).
“Dengan berat hati, kami mengumumkan bahwa Tupperware Indonesia secara resmi telah menghentikan operasional bisnisnya sejak 31 Januari 2025. Keputusan ini adalah bagian dari langkah global perusahaan,” tulis manajemen.
Mereka juga menyampaikan terima kasih atas dukungan masyarakat Indonesia selama lebih dari tiga dekade. “Kenangan selama 33 tahun ini akan selalu menjadi bagian dari cerita indah kami. Terima kasih telah menjadikan Tupperware lebih dari sekadar produk,” lanjut pernyataan tersebut.
Dampak Krisis Global Tupperware
Penutupan ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Tupperware juga menghentikan operasionalnya di sejumlah negara lain sebagai imbas dari krisis keuangan yang dialami perusahaan secara global.
Pada September 2024, induk usaha Tupperware di AS mengajukan pailit setelah mengalami kerugian bertahun-tahun. Penurunan minat pasar dan persaingan ketat dengan merek-merek baru disebut menjadi penyebab utama. Perusahaan sempat terselamatkan setelah pengadilan AS menyetujui penjualan aset kepada pemberi pinjaman, yang membuat Tupperware keluar dari status pailit.
Namun demikian, CEO Laurie Ann Goldman menyatakan bahwa perusahaan akan mengubah arah bisnis menjadi lebih digital dan minim aset. Beberapa pasar, termasuk Indonesia, akhirnya ditinggalkan karena dianggap tidak lagi menguntungkan.
Tupperware, Ikon Dapur yang Mengakar
Didirikan oleh Earl Silas Tupper pada 1946, Tupperware lahir dari inovasi dalam memanfaatkan limbah plastik polyethylene menjadi wadah makanan yang aman, ringan, dan tahan lama. Produk perdana mereka—Wonderlier Bowl dan Bell Tumbler—langsung menarik perhatian pascaperang dunia.
Di Indonesia, Tupperware masuk pada awal 1990-an lewat PT Tupperware Indonesia yang berkantor pusat di Cilandak, Jakarta Selatan. Beberapa produknya juga diproduksi secara lokal.
“Home Party” yang Bikin Tupperware Melekat di Hati Ibu-ibu
Kesuksesan Tupperware di Indonesia tidak lepas dari sistem pemasaran uniknya: Tupperware Party alias Home Party. Sistem ini mirip arisan, di mana ibu-ibu berkumpul, saling berbagi cerita, sambil memamerkan produk dan berbagi resep. Lewat model multi-level marketing (MLM), pelanggan juga bisa menjadi penjual, membentuk jaringan bisnis dari rumah.
Tupperware bahkan mengklaim, pada masa kejayaannya, satu acara Tupperware Party digelar setiap 1,3 detik di berbagai penjuru dunia.
Meski kini pamit dari Indonesia, jejak Tupperware tetap lekat di hati masyarakat. Bagi banyak keluarga, Tupperware bukan sekadar tempat makan, melainkan bagian dari kenangan, cerita, dan kebersamaan. (HDS)
hello!,I really like your writing very a lot! percentage we keep in touch more approximately your article on AOL? I require an expert in this house to solve my problem. Maybe that is you! Looking forward to look you.
Great post. I am facing a couple of these problems.
This website online is really a walk-by means of for the entire data you needed about this and didn’t know who to ask. Glimpse here, and you’ll definitely discover it.
Real superb info can be found on blog. “Every artist was first an amateur.” by Ralph Waldo Emerson.