Kartini Masa Kini Tetap Semangat Lestarikan Pasar Tradisional hingga Anak Cucu 

1
59

Kartini Masa Kini Tetap Semangat Lestarikan Pasar Tradisional hingga Anak Cucu 

RATAS — Tepat 146 tahun lalu, lahirlah tokoh emansipasi perempuan yang namanya terus hidup dalam sejarah Indonesia: Raden Ajeng Kartini (21 April 1879 – 17 September 1904). Dikenal sebagai pejuang hak perempuan, khususnya perempuan Jawa, Kartini membuka jalan bagi generasi perempuan Indonesia untuk berkarya, berdaya, dan berdiri setara di ruang publik.

Spirit perjuangan Kartini kini menyala dalam sosok-sosok perempuan tangguh di berbagai sektor ekonomi, termasuk para pedagang pasar tradisional. Di tengah tantangan zaman dan gempuran pasar digital, mereka tetap berdiri kokoh menjaga denyut ekonomi kerakyatan.

“Bagi APPSI, Kartini masa kini harus tetap sehat dan semangat, meskipun kondisi pasar sudah mulai ‘kemayu’—tidak seramai dulu. Tapi semangatnya harus tetap lestari, sampai ke anak cucu,” ujar Hj. Elsye Martinely, Ketua DPD APPSI (Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia) Kota Tangerang Selatan, dalam peringatan Hari Kartini yang digelar Pemerintah Kota Tangerang Selatan di Balai Kota, Senin (21/4/2025).

BACA JUGA :  Tepis Kabar Pindah ke PPP Untuk Incar Kursi Ketua DPR, Sandiaga: Saya Fokus Eksekutif

Elsye yang hadir bersama para pengurus APPSI menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan pedagang dalam menjaga eksistensi pasar tradisional. “Kami berharap pasar-pasar di Tangsel seperti Pasar Serpong, Pasar Ciputat, Pasar Cimanggis, Pasar Kita Pamulang, dan pasar-pasar modern lainnya terus menggeliat, meski pasar online semakin agresif menyasar masyarakat,” jelasnya.

Menurutnya, pasar tradisional kini memang mulai sepi pembeli, tapi APPSI tetap setia mendampingi para pedagang. “Jangan kalah dengan pasar online. Bahkan di Tangsel ini, kenapa tidak ada pasar khusus yang semua pedagangnya berbasis online? Jadi belanja tetap bisa di kota ini, hanya formatnya disesuaikan zaman,” ujarnya.

Hj. Elsye juga membagikan kisah pribadinya yang sejak muda lebih memilih berbelanja di pasar tradisional ketimbang pasar modern atau online. “Saya dan ibu saya sejak dulu hampir tidak pernah belanja di pasar modern. Apalagi online, tidak terbiasa,” ungkapnya sambil tersenyum.

Ia berharap Pemerintah Kota Tangerang Selatan memiliki program unggulan dan terobosan yang berani untuk menyelamatkan pasar tradisional. “Pasar adalah warisan budaya, ruang interaksi sosial, dan pilar ekonomi rakyat. Sudah selayaknya kita jaga keberadaannya agar tetap lestari hingga ke anak cucu,” pungkas Hj. Elsye.

BACA JUGA :  Tambahkan Investasi Rp 27,1 Triliun, Toyota Akan Kembangkan Kendaraan Listrik di Indonesia

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini