12 Penyebab Menstruasi Perempuan Tidak Teratur 

0
36
Ilustrasi Wanita (Foto: Pixabay)

RATAS – Menstruasi yang tidak teratur banyak dialami oleh perempuan. Hal itu sebenarnya kondisi yang cukup umum di antara wanita.

Namun demikian, perubahan siklus menstruasi atau haid bisa menunjukkan adanya kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Haid tidak teratur secara medis terjadi saat siklus menstruasi berlangsung lebih dari 38 hari atau kurang dari 24 hari.

Selain itu, durasi menstruasi juga bisa berlangsung terlalu panjang atau terlalu singkat.

Berikut 12 Penyebab Menstruasi Tidak Teratur 
Melansir Medical News Today:

1. Stres

Tingkat stres yang tinggi bisa memicu haid yang tidak teratur. Hal ini ditemukan dalam sebuah penelitian tahun 2021 lalu selama pandemi Covid-19. Pandemi sendiri diketahui memicu tingkat stres yang tinggi pada banyak orang.

Dari 210 peserta penelitian, sebanyak 54 persen di antaranya melaporkan perubahan siklus menstruasi pada beberapa bulan pertama pandemi.

Stres membuat tubuh mengeluarkan hormon adrenalin dan kortisol. Keduanya dapat berinteraksi dengan hormon seks yang mengatur menstruasi.

2. Pil KB Hormonal

Penggunaan pil KB hormonal juga bisa jadi alasan kenapa haid tidak teratur.

BACA JUGA :  Keren! Kejurnas Danau Toba Rally 2022 Dongkrak Sport Tourism ke Pentas Dunia

Alat kontrasepsi ini bekerja dengan menekan ovulasi. Dengan demikian, seseorang tidak akan mengalami menstruasi yang normal.

Namun, ada juga perempuan yang menggunakan pil KB hormonal, implan, dan alat kontrasepsi lainnya bisa mengalami pendarahan vagina. Perdarahan terjadi kira-kira sebulan sekali, layaknya menstruasi.

Beberapa orang hanya mengalami pendarahan ringan, pendarahan ringan. Sementara bagi yang lain, pendarahan bisa berhenti sepenuhnya.

3. Kehamilan

Kehamilan membuat seorang perempuan tidak mengalami siklus menstruasi. Absennya haid jadi salah satu tanda awal kehamilan.

4. Menyusui

Prolaktin merupakan hormon yang berperan dalam produksi ASI. Prolaktin juga dapat mendorong ovulasi, terutama pada ibu yang memberikan ASI eksklusif selama beberapa bulan pertama kehidupan si kecil.

Dengan begitu, seseorang mungkin tidak mengalami menstruasi selama waktu tersebut.

Kondisi ini dikenal dengan sebutan amenore laktasi dan tidak berbahaya. Menstruasi biasanya kembali saat intensitas menyusui mulai menurun atau berhenti sepenuhnya.

4. Masa Pramenopause

Perimenopause merupakan tahap awal dari menopause. Biasanya, kondisi ini akan berlangsung 4-8 tahun sebelum menopause, yang umumnya terjadi saat seseorang berusia 40-an.

BACA JUGA :  Berkat JKN-KIS, Peserta BPJS Kesehatan Kini Jalani Pensiun dengan Tenang

Selama perimenopause, siklus menstruasi bisa menjadi lebih panjang atau pendek. Akhirnya, menstruasi jadi lebih jarang terjadi dan berhenti sepenuhnya saat menopause dimulai.

6. Sindrom Ovarirum Polikistik (PCOS)

PCOS menyebabkan menstruasi tidak teratur yang paling umum. Kondisi ini terjadi ketika kista tumbuh di ovarium.

Perempuan dengan PCOS sering kali memiliki kadar androgen atau hormon seks pria yang tinggi. Kondisi ini dapat menghentikan ovulasi hingga menyebabkan menstruasi tidak teratur.

7. Masalah Tiroid

Tiroid berpengaruh terhadap siklus menstruasi. Tiroid yang kurang aktif atau hipotiroidisme membuat kelenjar tidak menghasilkan cukup hormon yang bisa menyebabkan menstruasi berlangsung lebih lama dan berat.

Sementara tiroid yang terlalu aktif atau hipertiroidisme dapat menyebabkan menstruasi yang lebih pendek dan ringan.

8. Penyakit Endometriosis

Endometriosis terjadi saat jaringan yang biasanya melapisi rahim tumbuh di luar rahim. Kondisi ini bisa memicu rasa sakit yang luar biasa, terutama saat haid.

9. Olahraga Berlebihan

Olahraga berlebihan juga dapat mengganggu hormon yang bertanggung jawab terhadap menstruasi.

Olahraga berintensitas tinggi dikombinasikan dengan diet ketat bisa memicu kondisi ‘triad atlet perempuan’. Salah satu gejalanya meliputi perubahan siklus menstruasi.

BACA JUGA :  Berkat JKN, Kini Kesehatan Para Santri di Pesantren Dijamin BPJS Kesehatan

10. Fibroid Rahim

Fibroid adalah pertumbuhan jaringan di dinding rahim. Kebanyakan fibroid bersifat non-kanker.

Seseorang penderita fibroid bisa mengalami menstruasi yang berat hingga memicu anemia.

11. Kanker Serviks

Kanker serviks dapat menyebabkan pendarahan tidak biasa dari rahim yang bisa menyerupai menstruasi. Seseorang juga mungkin mengalami pendarahan antara menstruasi atau setelah berhubungan intim.

12. Konsumsi Obat-obatan Tertentu

Beberapa obat-obatan diketahui dapat mempengaruhi siklus menstruasi. Diantaranya adalah obat pengencer darah, obat anti inflamasi nonsteroid, obat tiroid, obat antidepresan, obat epilepsi, dan obat kemoterapi.

Cari bantuan medis jika Anda mengalami kondisi berikut:

– Haid yang tidak teratur muncul secara tiba-tiba.

– Mengalami gejala lain seperti keputihan yang tidak biasa dan demam.

– Siklus lebih pendek dari 24 hari atau lebih lama dari 38 hari.

– Mengalami pendaraan di luar periode haid atau setelah berhubungan intim.

– Mengalami pendaraan setelah menopause.

– Periode haid berhenti selama beberapa bulan dan tidak hamil.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini