Meski Progresnya Sudah Lebih dari 80 Persen, Proyek Satelit HBS Rp 5,2 Triliun Akhirnya Dihentikan

Berdasarkan peninjauan Satgas Bakti Kominfo, proyek Hot Backup Satellite (HBS) dinilai tidak memungkinkan untuk dilanjutkan. Padahal progres proyek tersebut sudah lebih dari 80%. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengungkapkan kabar terkini mengenai proyek Hot Backup Satellite (HBS). Budi menyebut satelit HBS dihentikan oleh pemerintah.

Menurut Budi, proyek HBS yang sudah berjalan itu tidak ditunda, melainkan dihentikan. “Bukan (ditunda) tapi diterminasi karena setelah dikaji secara teknis, itu tanya ke Satgas Bakti Kominfo saja,” ujarnya kepada wartawan.

Berdasarkan peninjauan Satgas Bakti Kominfo yang telah dibentuk Budi pada 12 Oktober itu, proyek HBS dinilai tidak memungkinkan untuk dilanjutkan. Progres proyek HBS sendiri sudah mencapai lebih dari 80%.

“Tim Satgas menilai ini perlu dihentikan. Kalau teknis-teknis gitu tanya ke satgas saja. Terkait slot orbit HBS itu kan komersial, biarkanlah, itu sudah diputuskan Satgas Bakti Kominfo yang mutusin,” ungkap Budi.

Sebagai informasi, Kominfo melalui Bakti melakukan pengadaan HBS sebagai satelit cadangan satelit Satria-1. Semula, proyek tersebut akan dimanfaatkan sebagai mitigasi apabila peluncuran Satria-1 anomali.

Pada 11 Maret 2022 lalu, Kominfo mengumumkan Kemitraan Nusantara Jaya sebagai pemenang tender proyek HBS. Kemitraan Nusantara Jaya itu merupakan konsorsium dari PT Satelit Nusantara Lima, PT DSST Mas Gemilang, PT Pasifik Satelit Nusantara, dan PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera.

BACA JUGA :  Ditetapkan Jadi Tersangka, Eks Dirjen Minerba Ridwan Djamaluddin Langsung Ditahan

Waktu itu, Dirut Bakti Anang Latif mengungkapkan bahwa pengadaan Infrastrutkur (Capital Expenditure/capex) penyediaan HBS membutuhkan biaya investasi sebesar Rp 5.208.984.690.000, termasuk PPN.

“Sedangkan biaya jasa pengoperasian dan pemeliharaan Infrastruktur HBS senilai Rp 475.204.320.000, termasuk PPN per tahun selama masa operasi 15 tahun,” ungkap Anang.

Adapun pelaksanaan pengadaan proyek penyediaan HBS mengacu pada Peraturan Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Nomor 4 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa Penyediaan Hot Backup Satellite.

Dalam pelaksanaannya, Boeing ditunjuk sebagai perusahaan manufaktur untuk proyek HBS. Roket peluncurnya menggunakan Falcon 9 milik SpaceX, perusahaan Elon Musk. Sedangkan, untuk slot orbit menggunakan administrator Indonesia pada slot 113 derajat Bujur Timur. (ARH)

Latest

PM Prancis Sebastien Lecornu Mundur

RATAS— Perdana Menteri Prancis Sebastien Lecornu mengundurkan diri hanya beberapa minggu setelah pengangkatannya, Lecornu menjadi Perdana Menteri (PM) kelima Prancis dalam waktu kurang dari dua...

Kisruh PPP Berakhir Damai! Mardiono Jabat Ketum dan Agus Waketum

RATAS – Perebutan kursi ketua umum (ketum) PPP hasil Muktamar X akhirnya menemui titik terang. Terbaru, Muhamad Mardiono dan Agus Suparmanto bersepakat untuk islah atau berdamai terkait...

Bongkar Dugaan Korupsi Proyek PLTU Kalbar! Polri Tetapkan Empat Tersangka 

RATAS –  Penyidik Kortastipidkor Polri menetapkan empat tersangka dalam kasus dugaan korupsi pembangunan PLTU 1 Kalimantan Barat periode 2008-2018. Mereka adalah Direktur Utama (Dirut) PLN Fahmi...

Eks Dirut Taspen Antonius Kosasih Divonis 10 Tahun Penjara 

RATAS— Mantan Direktur Utama PT Taspen Antonius NS Kosasih divonis 10 tahun penjara oleh Majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Ketua Majelis Hakim...

Komisi XIII Desak Pembukaan Akses Jalan dan Pembentukan TGPF Konflik Danau Toba

RATAS - Komisi XIII DPR RI mendorong dibukanya kembali akses jalan yang selama ini ditutup di area konsesi PT Toba Pulp Lestari (TPL) serta pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk...
3984931246225911134
CMS-Critic-Banner-300x600