Soal Rencana Peralihan dari e-KTP ke Digital ID, Pengamat Digital Buka Suara

Digital ID adalah KTP-el berbentuk digital yang berisi informasi elektronik yang digunakan untuk merepresentasikan Dokumen Kependudukan dan data balikan dalam aplikasi digital melalui gawai (smartphone) yang menampilkan Data Pribadi sebagai identitas yang bersangkutan. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tengah menyiapkan Identitas Kependudukan Digital atau digital ID yang nantinya memuat data pribadi sebagai identitas penduduk. Kemendagri menegaskan bahwa digital ID tidak serta merta menggantikan KTP elektronik atau KTP-el. Nantinya, keberadaan KTP dan IKD saling melengkapi.

Dan perlu diketahui, penerapan digital ID di Indonesia bukan hanya terkait teknologi saja. Menurut CEO Inixindo sekaligus pengamat dunia digital, Andi Yuniantoro, ada hal lain yang perlu dipersiapkan untuk penerapan digital ID itu. Salah satunya terkait konsep identitas digital tersebut.

Andi menuturkan, kementerian dan lembaga terkait harus duduk bersama untuk menghasilkan konsep dan fondasi yang pas untuk pengganti KTP tersebut. “Tentang digital ID, kayak apa. Kominfo punya konsep, Kemendagri punya konsep, KemenpanRB punya konsep. Ngobrol bareng jangan salah fondasi. Kalau rumah salah fondasi ke atasnya ambyar,” ungkap Andi dalam program Profit CNBC Indonesia, Selasa (9/1/2024).

Selain itu, kata Andi, dua aspek lain soal infrastruktur digital yakni terkait data exchange dan payment gateway. Khusus untuk data exchange atau penukaran data, Andi melihat belum semua pihak di pemerintahan menggunakan platform Sistem Penghubung Layanan Pemerintah (SPLP).

BACA JUGA :  Komisi II DPR Pertimbangkan Usulan Depok, Bogor dan Bekasi Masuk Provinsi DKI Jakarta

Sedangkan payment gateway, kata Andi, regulasinya sudah tersedia. Sayangnya, implementasi pada portal layanan publik belum bisa berjalan. “Tapi bagaimana implementasi nantinya di dalam sebuah portal layanan publik belum bisa berjalan,” ungkap Andi.

Lebih lanjut, Andi mengingatkan bahwa yang terpenting adalah menyamakan kebijakan antar-pemangku kepentingan. Sementara infrastruktur teknologi akan mengikuti penerapannya. Jadi, kata dia, jangan hanya berinvestasi di teknologi saja, padahal ada aspek penting lain yang belum berjalan dengan baik.

“Teknologi ikut aja. Jangan terlalu sibuk berinvestasi teknologi, tapi kebijakan dan sinkronisasi kebijakan belum berjalan,” tutur Andi. (ARH)

Latest

Sederet Manfaat Tempe untuk Kesehatan yang Perlu Diketahui 

RATAS – Tempe adalah makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari fermentasi kedelai. Tempe kaya akan protein, vitamin, dan mineral, serta memiliki rasa yang unik dan lezat. Tempe dapat...

Mantan Direktur Utama Perusahaan Gas Negara Ditahan KPK 

RATAS – Mantan Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Hendi Prio Santoso ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Rabu (1/10). Hendi ditahan usai diperiksa sebagai tersangka...

Ratusan Pelajar Diduga Keracunan MBG, Garut Tetapkan Status KLB 

RATAS – Ratusan pelajar diduga mengalami keracunan akibat konsumsi menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Garut, Jawa Barat. Kepala Dinas Kesehatan Garut Leli Yuliani menuturkan,...

Gempa Bumi Dahsyat Guncang Filipina, 69 Orang Tewas 

RATAS – Filipina tengah diguncang gempa bumi dahsyat berkekuatan magnitudo 6,9 pada Selasa (30/9) malam pukul 21.59 waktu setempat. Bencana alam tersebut menyebabkan puluhan orang meninggal dan...

Presiden Prabowo Pimpin Upacara Perdana Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya

Presiden Prabowo Pimpin Upacara Perdana Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya RATAS.id - Presiden Prabowo Subianto memimpin upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025 di Monumen Pancasila...
3984931246225911134
CMS-Critic-Banner-300x600