RADAR TANGSEL RATAS – Pertarungan Pemilihan Presiden Republik Indonesia (Pilpres) 2024 berakhir. Komisi Pemilihan Umum (KPU) pun menyatakan, pemenangnya adalah Pasangan Calon Nomor 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran).
Perjuangan Prabowo meraih kursi RI-1 sendiri tidaklah mudah. Setelah berkontestasi berkali-kali kalah, akhirnya, pada Pilpes 2024, Prabowo menang dan menjadi Presiden terpilih.
Demikian diungkapkan politisi Partai Gerindra, Dr. H. Mulyadi, M. M. A. “Belajarlah dari Pak Prabowo. Beliau berkali-kali kalah tidak pernah menyerah. Kalah, maju lagi. Kalah, maju lagi. Kalah, maju lagi. Akhirnya, menang dengan mengagumkan menjadi Presiden,” ucap Mulyadi dalam keterangan tertulisnya yang dikirim ke redaksi Kantor Berita ratas.id RADAR TANGSEL, Sabtu, 23 Maret 2024.
“Sekali lagi, paslon 01 dan 03 harus belajar dari Pak Prabowo. Kan, kalian baru sekali berkompetisi dan secara usia masih muda, lagi. Pak Prabowo harus sabar 20 tahun untuk tetap berjuang dalam memenangkan kontestasi,” tegas Mulyadi.
Dia pun menyampaikan, jika Anda merasa ada kecurangan, maka Bawaslu dan MK hadir sebagai pengadil dalam setiap hajat pemilu. “Kumpulkan bukti dan saksi, ajukan gugatan dengan elegan. Tak perlu sewot dan uring-uringan di media sosial dan mem-viralkan,” pinta Mulyadi.
“Ingatlah, pasangan 02 menemukan banyak juga kecurangan dari pasangan 01 dan 03. Dan, para pendukungnya pun mengetahuinya. Namun, tidak dipedulikan karena pasangan mereka dianggap paling suci, paling benar, dan harus menang, tanpa peduli kecurangan yang dilakukan oleh para pendukungnya sendiri,” sindirnya keras.
Wakil rakyat ini juga mengingatkan masyarakat agar tidak menghabiskan energi untuk terus menebar kebencian. “Apa umur mau dihabiskan untuk terus-menerus menebar kebencian dan menolak hasil pemilu? Padahal, kita mau jadi apa kalau pasangan yang kita jagokan menang? Jadi menteri? Pejabat BUMN? Atau, pegawai negeri? Semua harus dari keringat sendiri,” sebutnya.
Sementara, sambungnya, para elite mungkin sedang berbagi kue kekuasaan. “Mungkin banget, lho, sekarang sedang bernegosiasi berbagi kue kekuasaan. Sementara, kita kembali kepada dunia nyata sambil tetap menggunakan dan merasakan apa pun program yang dikeluarkan penguasa. Atau, jangan-jangan, para pendukung yang kalah membabi buta hanya dijadikan alat untuk menekan supaya mendapatkan porsi kue kekuasaan lebih besar,” terangnya.
“Maaf untuk yang tidak berkenan dan tetap kokoh dengan sikap uring-uringan selama lima tahun lagi, semoga jaringan internetnya semakin baik, atau Anda pakai wifi dari planet lain. Salam Indonesia Maju,” tandasnya.
Prabowo Menang karena Banyak Faktor
Mulyadi mengatakan, ketua umum Partai Gerindra itu berhasil memenangkan pertarungan Pilpres 2024 karena banyak faktor. “Karena, Pak Prabowo memiliki jiwa petarung, jiwa ikhlas dan terpenting orientasinya untuk kemajuan bangsa ini. Bukan hanya untuk kekuasaan semata. Bahkan beliau harus legowo dihujat,difitnah dan di-bully dengan isu basi tentang HAM dan sebagainya,” cetus politisi berkharisma tersebut.
Rajut Persatuan
Mulyadi yang saat ini merupakan anggota DPR-RI Periode 2019–2024 dari Fraksi Partai Gerindra itu menandaskan,
Pemilu 2024 usai digelar dan saatnya sekarang rakyat merajut persatuan. “Rakyat sudah waktunya untuk kembali saling bersama tanpa adanya jarak perbedaan. Dan lebih mempererat persatuan dan kesatuan menuju Indonesia yang maju dan aman sejahtera tanpa terpecah belah,” pintanya.
Ia menambahkan, seyogyanya, perhelatan pemilu jangan sampai dijadikan ajang untuk saling membenci. “Hanya karena perbedaan partai atau salah satu calon presiden,” imbuhnya.
Belajar Asah Kedewasaan Berpolitik
Legislator Senayan yang mewakili rakyat di Daerah Pemilihan Jawa Barat V (Kabupaten Bogor) itu pun mengajak masyarakat Indonesia untuk belajar mengasah kedewasaan berpolitik. Pihak yang kalah, kata dia, harus menerima kenyataan dalam berdemokrasi
Ia pun mengisahkan pengalaman batin pilpres-pilpres sebelumnya. “Sejujurnya, suasana kebathinan Anda sudah pernah dirasakan pendukung 02 (Prabowo). Selama 2 kali pilpres, bahkan 3 kali pilpres, pendukung Prabowo merasakan itu. Apalagi, pendukung setia sejak Pak Prabowo berpasangan dengan Bu Mega. Atau, bahkan 4 kali pilpres untuk yang hari ini pindah mendukung paslon lain setelah sebelumnya bersama Pak Prabowo terus,” sambungnya.
“Jadi, kita paham betul, bagaimana sedih, marah, uring-uringan, menyalahkan dengan kalimat curang dan hasil pemilu rekayasa dan sebagainya karena sekali lagi kita pernah berada di posisi Anda,” tukasnya.
Lebih lanjut, ia menyebut, saat Prabowo kalah, para pendukung tidak hijrah ke planet lain. “Saat kami kalah, ternyata kami tidak ngontrak ke planet lain. Kami tetap hidup di Indonesia dan menikmati hasil-hasil pembangunan dan program-program serta kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang ditakdirkan Tuhan untuk memimpin Indonesia,” ungkap politisi berdarah Sunda ini.
Loyalis sejati Prabowo Subianto ini menandaskan, mungkin, saat itu, ada yang kecewa pada program pemerintah. “Atau kalau hati terbuka, ada juga yang kagum merasakan dan menikmati kehebatan programnya. Kecuali, memang jika hati dan logika sudah dipenuhi kebencian, maka barangkali gula saja tetap dibilang asin kalau yang menyampaikan dari lawan yang menang,” sindirnya.
Prabowo Bapak Persatuan Bangsa
Anggota Komisi V DPR RI ini pun mengusulkan agar Prabowo diberi gelar “Bapak Persatuan Bangsa”. Sebab, cetusnya, Prabowo selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa daripada kepentingan pribadi atau golongan.
Hal itu, kata Mulyadi, tercermin saat Prabowo diajak bergabung ke kabinet oleh mantan rivalnya di Pilpres 2014 dan 2019, Joko Widodo (Jokowi). Bahkan, imbuh dia, Prabowo sempat dihujat dan dicaci oleh sebagian pendukungnya karena masuk kabinet Jokowi.
“Termasuk saat beliau memutuskan untuk bergabung ke Pemerintahan Pak Jokowi dengan penuh resiko, dicaci maki dan difitnah para pendukungnya. Namun, karena mempunyai sudut pandang sendiri dan mengutamakan persatuan bangsa, beliau tetap tegar bahkan menjadi kompak dengan Pak Jokowi yang satu frekuensi untuk kemajuan negeri. Akhirnya, sinergis dan berhasil mendapatkan mandat rakyat,” ulas Mulyadi.
Prabowo Putra Terbaik Bangsa
Ditegaskan Mulyadi, saat ini, yang pasti Prabowo adalah salah satu putra terbaik bangsa. “Yang pasti, Pak Prabowo adalah salah satu putra terbaik bangsa yang terlahir dari keluarga yang sudah terbukti berjuang untuk kemajuan bangsa. Jangankan harta, pikiran dan tenaga, bahkan sepanjang hidupnya bahkan nyawanya pun sudah beliau pertaruhkan untuk negeri ini,” tegas Mulyadi.
“Jadi, apakah saat beliau menjalankan takdirnya menjadi peminpin bangsa ini ingin membawa bangsa ini ke jalan yang salah? Hanya hati dan pikiran yang rusaklah yang akan seperti itu. Yang jelas, saat ini, takdir memutuskan Prabowo adalah Presiden untuk seluruh rakyat Indonesia. Selamat bertugas Pak Prabowo. Doa kami senantiasa bersama Bapak,” Mulyadi menutup riisnya. (AGS)