RATAS – Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (CKTR) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) men-support puluhan toren untuk penampungan air bersih ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Toren-toren itu berhasil disebar BPBD ke titik-titik pemukiman warga Tangsel yang rawan terdampak kemarau.
Pemerintah Kota Tangsel sangat serius dan peduli terhadap warganya yang terkena dampak kemarau. Hal itu dibuktikan dengan sigapnya Dinas CKTR Tangsel dalam membantu warga dengan menyediakan puluhan toren penampungan air bersih.
“Memang sudah jadi kewajiban Dinas CKTR untuk men -support warga yang terkena dampak kemarau dengan menyediakan toren-toren penampung air bersih. Ini bukti Pemkot Tangsel selalu hadir dan peduli dengan warganya,” ucap Sekretaris Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Tangsel, Hadi Widodo.
Kepada redaksi Kantor Berita ratas.id, Jumat, 13 September 2024, di Tangsel, ia mengatakan, puluhan toren itu telah dibagikan ke warga melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Selatan. “Dalam hal ini ke titik-titik yang terkena dampak kemarau,” paparnya.
Terpisah, sebelumnya, Kepada Bidang Air Minum dan Air Limbah Dinas CKTR Tangsel, Budi Rahmat Hidayat mengatakan, puluhan
toren sudah disebar ke titik-titik yang sudah ditentukan BPBD. Budi mengatakan, BPBD telah menginformasikan bahwa kebutuhan air bersih semakin meluas ke berbagai wilayah lain.
Karena keterbatasan anggaran, kata dia, Dinas CKTR pun mengajukan tambahan sekitar 100 set toren. “Yakni, pada Anggaran Belanja Tambahan (ABT) 2023 saat itu,” ucapnya.
Terang Budi penambahan sekitar 100 toren itu untuk mengantisipasi dampak kekeringan ke depan. Dinas CKTR, ungkap Budi, juga telah bekerja sama dengan Perusahaan Perseroan Daerah (Perseroda) PT PITS serta pihak swasta dalam menyuplai air bersih.
Kepala Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalop) BPBD Tangsel Essa Nugraha menyebut, Dinas Cipta Karya Kota Tangsel telah memfasilitasi pengadaan toren penampungan air bersih. Toren-toren itu disebar ke titik-titik pemukiman warga yang rawan terdampak kemarau.
“Tahun lalu saat masyarakat minta air bersih kita layani tetapi di lapangan cuma bawa tempat penampungan air yang kecil dan itu ngantri dan rebutan. Padahal, pada waktu itu, kebutuhan masyarakat hanya 1.000 atau 2.000 liter yang harusnya penanganan bisa dilakukan cuma 15 menit,” jelasnya.
Toren berkapasitas 2.000 liter itu, lanjut Essa, per satuan dapat melayani sekitar 15 kepala keluarga. “Sehingga, distribusi air tahun ini akan lebih efektif,” kata dia.
Ia menambahkan, catatan periode 2023, Wilayah Kecamatan Setu paling rawan terdampak kemarau. “Ada 6 kelurahan yang mengalami kekeringan dengan jumlah total sebanyak 3.211 kepala keluarga. Kemudian jumlah sisa kepala keluarga terdampak kekeringan tersebar di KK Kecamatan Pondok Aren, Serpong, dan Serpong Utara,” pungkasnya. (ADV/AGS)