RATAS – Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terus berupaya menurunkan angka stunting di daerahnya melalui berbagai intervensi. Sejak awal program, angka stunting sempat mencapai 19,9 persen, namun kini berhasil diturunkan menjadi 9,2 persen.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Tangsel, Allin Hendalin Mahdaniar, menyatakan bahwa penurunan ini perlu dilanjutkan hingga stunting benar-benar tidak ada lagi. “Kami mendorong kolaborasi lintas sektor untuk mencapai wilayah bebas stunting,” ujarnya.

Upaya yang dilakukan antara lain melalui program kunjungan rumah oleh tim Ngider Sehat, pelaksanaan pos gizi di seluruh kelurahan, dan pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal bagi balita dan ibu hamil. Hingga Agustus, PMT lokal telah berhasil membantu 1.024 balita mengalami peningkatan berat badan.

Selain itu, Dinkes Tangsel melaksanakan berbagai langkah preventif, termasuk rujukan balita stunting ke rumah sakit, edukasi mengenai 1.000 hari pertama kehidupan, serta pelatihan untuk tenaga kesehatan dan kader. Skrining anemia bagi remaja putri juga menjadi salah satu fokus, dengan penyediaan tablet tambah darah dan rujukan bagi yang mengalami anemia.

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan, Dinkes juga membentuk kader remaja yang berperan sebagai agen penggerak kampanye gizi di sekolah. Pihaknya juga memperhatikan sanitasi dengan membangun 1.800 tangki septik pada tahun 2023 dan 800 pada tahun 2024.

Meski demikian, tantangan dalam meningkatkan kesadaran hidup sehat di masyarakat masih ada. Dinkes Tangsel berkomitmen untuk terus melaksanakan program edukasi dan literasi tentang stunting ke depannya. “Kami akan terus mengevaluasi dan menyesuaikan kegiatan yang telah dilaksanakan untuk mengedukasi masyarakat mengenai stunting,” tutup Allin. (HDS)