RATAS – Jumlah korban meninggal dunia akibat tanah longsor yang terjadi di wilayah Cirebon, Jawa Barat bertambah dari 14 menjadi 17 orang.
Kabar tersebut disampaikan oleh Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Sabtu (31/4) malam.
Menurut dia, jumlah tersebut setelah tim petugas gabungan kembali menemukan tiga jenazah di tambang galian C Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon pada Sabtu.
Tiga korban itu yakni Sakira bin Jumair (40) dan Sanadi bin Darya (45) berasal dari Desa Cikeusal, Kecamatan Palimanan, serta Sunadi (31) asal Desa Girinata, Kecamatan Dukupuntang.
“Dengan tambahan tiga jenazah hari ini, total korban meninggal dunia mencapai 17 orang,” Abdul Muhari.
Menurut Abdul, ketiga korban tersebut merupakan bagian dari 11 orang yang sebelumnya dilaporkan hilang oleh pihak keluarga setelah peristiwa longsor yang terjadi pada Jumat (31/5).
Berdasarkan laporan kaji cepat sementara, longsor tersebut juga menyebabkan empat unit alat berat ekskavator dan tujuh unit truk tertimbun material longsoran.
Abdul Muhari memastikan operasi pencarian dan pertolongan (SAR) dihentikan sementara pada pukul 17.45 WIB tadi dan akan dilanjutkan pada Minggu (1/6) pagi.
Tim petugas SAR gabungan yang terlibat dalam operasi itu meliputi personel dari BPBD Kabupaten Cirebon, TNI, Polri, Basarnas, kelompok relawan serta warga desa setempat.
BNPB tetap mengimbau tim SAR gabungan untuk meningkatkan kewaspadaan meskipun prakiraan cuaca di wilayah Kabupaten Cirebon akan cenderung cerah berawan dalam dua hari ke depan.
“Warga yang tinggal di dekat lereng atau bantaran sungai diminta memantau kondisi tanah dan air secara berkala, serta segera melakukan evakuasi mandiri jika hujan turun terus-menerus selama lebih dari dua jam,” tandasnya.