RATAS – Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera mengajak seluruh negara anggota ASEAN untuk merespons perang antara Thailand dengan Kamboja.
“BKSAP juga mendorong pemanfaatan forum-forum ASEAN sebagai wadah mediasi dan dialog damai,”kata Mardani dalam keterangannya pada Kamis (24/7).
Lebih lanjut, Mardani menyampaikan keprihatinan mendalam atas meningkatnya ketegangan di wilayah perbatasan antara Thailand dan Kamboja.
BKSAP mengajak seluruh pihak untuk menahan diri, menghentikan kekerasan, dan mengedepankan solusi damai melalui jalur diplomasi.
Bentrok bersenjata yang terjadi telah menyebabkan warga sipil menjadi korban jiwa serta harus mengungsi ke tempat aman.
Situasi ini menimbulkan duka tidak hanya bagi masyarakat kedua negara, tetapi juga menjadi perhatian kawasan secara keseluruhan.
“Indonesia percaya, tidak ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan lewat dialog. Satu langkah damai bisa menyelamatkan ribuan nyawa,” ujar Mardani.
BKSAP juga menegaskan bahwa semangat ASEAN sebagai komunitas yang menjunjung tinggi perdamaian, stabilitas, dan kerja sama regional harus terus dijaga.
Dalam semangat kebersamaan, BKSAP percaya bahwa tantangan sebesar apapun dapat diatasi melalui komunikasi terbuka dan saling pengertian.
Menurut Mardani, Indonesia siap mendukung setiap upaya menuju gencatan senjata dan pemulihan kepercayaan antara kedua negara sahabat tersebut.
“Prinsip ‘Satu musuh terlalu banyak, seribu kawan masih kurang’ bukan sekadar ungkapan, itu adalah pondasi dalam membangun Asia Tenggara yang damai dan bersatu,” tandasnya.
Perang Thailand-Kamboja
Sebelumnya, pada Kamis (24/7) pagi waktu setempat, perang antara Thailand dan Kamboja meletus. Kedua negara tersebut saling membela diri sekaligus menyalahkan.
Thailand menuduh Kamboja sengaja menerbangkan drone ke wilayah mereka kemudian meluncurkan roket ke desa-desa di sepanjang Distrik Phanom Dong Rak, Surin.
Thailand kemudian merespons dengan meluncurkan jet tempur F-16 dan menggempur pangkalan militer Kamboja.
Pejabat Thailand ramai-ramai meminta komunitas dan organisasi internasional mengecam tindakan kekerasan militer Kamboja.
Sementara itu, Kamboja mengeklaim bahwa Thailand lah yang memulai serangan.
Perdana Menteri Hun Manet sampai-sampai curhat dalam surat yang dikirim ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) bahwa mereka tak punya pilihan selain mengerahkan Angkatan Bersenjata untuk membela diri.
DK PBB dijadwalkan menggelar rapat membahas situasi perang Thailand-Kamboja. Imbas itu 14 orang tewas, puluhan lainnya luka-luka.