HUD Institute: Backlog Perumahan Butuh Data Akurat, Regulasi, dan Kolaborasi Lintas Sektor

Kamis, 28 Agustus 2025, Pukul 01:13 WIB

RATAS – Ketua Umum The HUD Institute, Zulfi Syarif Koto, menegaskan bahwa penyelesaian backlog perumahan tidak bisa hanya mengandalkan sisi pembiayaan dan suplai. Ia menekankan pentingnya pembenahan regulasi, ketersediaan data permintaan yang presisi, serta dukungan pembiayaan inovatif untuk mempercepat penyediaan rumah layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

“Indonesia belum memiliki peta permintaan hunian berbasis by name, by address. Akibatnya, kebijakan sering meleset dari sasaran. Terjadi anomali: backlog tinggi, tapi stok rumah justru banyak tidak terjual,” ujar Zulfi dalam peringatan Hari Perumahan Nasional (Hapernas) 2025 di Bandung.

Anggota Dewan Pembina HUD Institute, Ali Kusno Fusin, menambahkan bahwa kelompok masyarakat formal relatif lebih mudah mengakses pembiayaan, sementara sektor informal—meski memiliki pendapatan cukup—sering tidak tercatat dalam sistem keuangan. Ketua MP3I, Lukman Hakim, juga menilai perlu revisi regulasi agar kebijakan perumahan lebih tepat sasaran bagi masyarakat formal maupun informal.

Ketua Dewan Pakar HUD Institute, Harun Al-Rasyid, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mengurai kompleksitas kebijakan perumahan yang sarat kepentingan. “Konflik kepentingan wajar terjadi, tapi harus dikelola dengan dialog konstruktif. Tidak ada solusi tunggal,” katanya.

BACA JUGA :  Miris! Komisi II DPR Sebut Banyak PNS Terlilit Utang, Gadaikan SK, Lalu Korupsi?

HUD Academia dan Kolaborasi Internasional

Pada momentum Hapernas, HUD Institute meluncurkan HUD Academia, wadah kolaboratif akademisi, peneliti, dan praktisi untuk memperkaya perumusan kebijakan publik berbasis pengetahuan.

Selain itu, ditandatangani Nota Kesepahaman (MoU) antara HUD Institute, City University Malaysia, dan 25 perguruan tinggi swasta di Indonesia. Kerja sama ini meliputi riset bersama, pertukaran dosen dan mahasiswa, serta pengembangan teknologi perkotaan berkelanjutan dengan tema “Dari Nusantara ke Persada Dunia: Memajukan Pendidikan Bersama”.

Dalam acara ini, MAPID juga dilibatkan sebagai mitra strategis. Melalui platform geospasial berbasis AI, MAPID menyediakan analisis spasial terkait demografi, harga tanah, infrastruktur, hingga risiko bencana untuk mendukung perencanaan program 3 Juta Rumah yang dicanangkan pemerintah.

Mendukung Program Nasional 3 Juta Rumah

Zulfi menegaskan bahwa HUD Institute lahir dari kalangan kampus dan akan terus mengawal kebijakan perumahan agar tepat sasaran. Upaya ini juga mendukung program 3 Juta Rumah Presiden Prabowo, yang tidak hanya bertujuan mengurangi backlog kepemilikan dan rumah tidak layak huni, tetapi juga menjadi game changer menuju visi Indonesia 2045: pertumbuhan ekonomi 8%, kemiskinan 0%, dan peningkatan kualitas SDM.

BACA JUGA :  Klarifikasi Bank DKI Terkait Pemulihan Sistem Saat Libur Lebaran, Begini Penjelasannya

“HUD Institute ingin kembali ke khittah, back to campus. Kontribusi akademisi akan terus menjadi fondasi pemikiran kami dalam menjawab tantangan perumahan nasional,” pungkas Zulfi. (HDS)

Latest

Ramai Isu PHK Karyawan SPBU Swasta, Haji Jalal Minta Pemerintah Perkuat Komunikasi Publik Soal Kebijakan BBM

RATAS – Anggota Komisi VII DPR RI, Jalal Abdul Nasir, menanggapi maraknya pemberitaan mengenai kelangkaan BBM di sejumlah SPBU swasta serta kabar dirumahkannya sebagian karyawan. Menurutnya,...

Sukarmi Ningsih Hadirkan TMI Difabel sebagai Ruang Belajar dan Kemandirian untuk Disabilitas

RATAS – Di Jalan Mandor Hasan, Bambu Apus, Jakarta Timur, berdirilah Toko Mandiri Indogrosir (TMI) kolaborasi Bank Jakarta dan Indogrosir bernama Difabel Shop yang baru saja diresmikan. Toko ini...

Bamsoet Dorong Percepatan Revisi Undang-Undang KADIN

RATAS – Anggota Komisi III DPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Bambang Soesatyo (Bamsoet) menuturkan KADIN...

Mengapa Angka Kemiskinan Versi Bank Dunia dan BPS Bisa Berbeda Jauh? Ini Penjelasannya

Mengapa Angka Kemiskinan Versi Bank Dunia dan BPS Bisa Berbeda Jauh? Ini Penjelasannya RATAS.id – Laporan Macro Poverty Outlook Bank Dunia menyebut bahwa pada tahun 2024 sebanyak 60,3 persen...

Tujuh Prioritas Dana Desa 2025: Dari BLT hingga Dana Desa

Tujuh Prioritas Dana Desa 2025: Dari BLT hingga Dana Desa RATAS.id – Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto resmi menetapkan tujuh fokus utama penggunaan Dana...
3984931246225911134
CMS-Critic-Banner-300x600