Kini Penerima Vaksin Sinovac dan Sinopharm Bisa Booster dengan Vaksin Zifivax

0
101
Vaksin Zifivax digunakan untuk indikasi pencegahan COVID-19 yang disebabkan oleh Virus SARS-CoV-2 pada orang berusia 18 tahun ke atas. (foto: istimewa)

RATAS – Ada kabar bagus bagi masyarakat yang sudah menerima vaksinasi COVID-19 dosis 1 dan 2 Sinovac dan Sinopharm. Mereka kini dapat menerima vaksinasi dengan menggunakan booster Zifivax. Ketentuan ini merupakan penambahan regimen vaksin booster terbaru dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia.

Ketetapan penggunaan booster vaksin Zifivax di atas tertuang melalui surat edaran Nomor SR.02.06/C/ 2761 /2022 perihal Penambahan Regimen Vaksinasi COVID-19 Dosis Lanjutan (Booster) bagi sasaran yang mendapat vaksin primer Sinovac dan Sinopharm.

Dalam surat yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu tertanggal 28 Mei 2022, terdapat pernyataan bahwa penerima vaksin Sinovac dan Sinopharm dapat menggunakan booster Zifivax dosis penuh.

Sebagai catatan, vaksin COVID-19 yang digunakan untuk dosis lanjutan (booster) disesuaikan dengan ketersediaan vaksin masing-masing daerah dengan mengutamakan vaksin yang memiliki masa kedaluwarsa terdekat.

Sebagai informasi, BPOM mengeluarkan Izin Penggunaan Darurat (Emergency Use Authorization/EUA) untuk produk vaksin COVID-19 baru dengan nama dagang Zifivax pada tanggal 7 Oktober 2021.

BACA JUGA :  62 Tahun Dicintai Pemirsa, TVRI Selalu Komitmen Jaga Siaran yang Sarat Nilai-nilai Pendidikan dan Kebangsaan

Zifivax merupakan vaksin yang dikembangkan dan diproduksi oleh Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical dengan platform rekombinan protein sub-unit.

Vaksin Zifivax digunakan untuk indikasi pencegahan COVID-19 yang disebabkan oleh Virus SARS-CoV-2 pada orang berusia 18 tahun ke atas. Vaksin ini diberikan sebanyak 3 kali suntikan secara intramuskular (IM) dengan interval pemberian 1 bulan dari penyuntikan pertama ke penyuntikan berikutnya.

Dosis vaksin yang diberikan pada setiap kali suntikan adalah 25 mcg (0,5 mL). Sebagaimana vaksin pada umumnya, vaksin ini juga memerlukan kondisi khusus untuk penyimpanannya, yaitu pada suhu 2 sampai 8 derajat Celsius.

Pada keterangan resmi BPOM, Vaksin Zifivax telah melalui tahap uji klinik fase 3 pada sekitar 28.500 subjek uji. Indonesia adalah salah satu senter pelaksanaan uji klinik tahap 3 tersebut, selain Uzbekistan, Pakistan, Equador, dan China. Jumlah subjek uji dari Indonesia yang berpartisipasi dalam studi klinik vaksin ini sekitar 4.000 subjek uji.

Dari hasil uji klinik yang dilakukan, pemberian vaksin Zifivax secara umum dapat ditoleransi dengan baik. Efek samping lokal yang paling sering terjadi adalah timbul nyeri pada tempat suntikan.

BACA JUGA :  Sedang Menggila di Inggris, Varian COVID 'Eris' Ternyata Juga Sudah Menyebar di DKI Jakarta

Sedangkan efek sistemik yang paling sering terjadi adalah sakit kepala, kelelahan, demam, nyeri otot (myalgia), batuk, mual (nausea), dan diare dengan tingkat keparahan grade 1 dan 2. (BD)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini