AI Membodohkan atau Mencerdaskan? Jawaban Ahli Mengejutkan 

Jumat, 03 Oktober 2025, Pukul 16:01 WIB

AI Membodohkan atau Mencerdaskan? Jawaban Ahli Mengejutkan 

RATAS.id – Perdebatan mengenai kecerdasan buatan (AI) terus mengemuka. Sebagian menganggap AI sebagai penyelamat yang mampu mempercepat kerja manusia, sebagian lagi menilainya sebagai ancaman yang membuat manusia malas berpikir. Lalu, mana yang benar?

Untuk menjawab hal tersebut, redaksi RATASTV berbincang dengan Tras Rustamaji, MSc—ahli IT dan matematika lulusan University of Manchester Institute of Science and Technology (UMIST), Inggris. Ia dikenal sebagai tokoh pendidikan teknologi dan mantan pimpinan Madrasah Techno Natura Depok, sekolah berbasis riset dan robotika.

Dalam percakapan lewat telepon, Tras menegaskan: AI hanyalah alat. Bukan musuh, bukan pula penyelamat mutlak.

*AI: Asisten, Bukan Pengganti Pikiran Manusia*

“Banyak yang menganggap AI itu semacam otak baru yang bisa menggantikan manusia. Padahal AI tidak punya kesadaran, tidak punya intuisi, apalagi kreativitas orisinal,” kata Tras.

Menurutnya, AI hanya menyusun jawaban berdasarkan pola data. Ia bekerja seperti cermin—memantulkan apa yang paling sering muncul, bukan kebenaran absolut. Karena itu, peran manusia sebagai penafsir tetap tak tergantikan.

BACA JUGA :  Ketika UI Jadi 'Mimpi Besar' bagi Anak-anak di Pulau Terdepan Indonesia, Berkat Ekspedisi Patriot Kementrans

“AI mempercepat proses. Tapi keputusan dan kreativitas tetap harus datang dari manusia,” tegasnya.

*Risiko Kemalasan Berpikir*

Walau begitu, Tras mengakui potensi bahaya penggunaan AI secara berlebihan.

“Kalau semua serba tanya AI—bikin artikel, desain, bahkan berpikir pun dilimpahkan ke mesin—manusia akan kehilangan daya kritis. Itu kebodohan baru,” ujarnya.

Ia menyoroti fenomena pelajar yang memakai AI untuk mengerjakan tugas tanpa mengecek ulang.

“Hasilnya mungkin selesai cepat, tapi logikanya tumpul. Padahal pendidikan itu bukan soal jawaban, tapi proses berpikir.”

*AI Sebagai Sparring Partner Belajar*

Namun Tras percaya AI bisa sangat mencerdaskan bila digunakan dengan benar.

“Kalau siswa bertanya ke AI lalu membandingkan jawabannya dengan buku atau berdiskusi dengan guru, itu luar biasa. AI jadi lawan sparring untuk mengasah logika,” jelasnya.

Hal yang sama berlaku di dunia kerja: AI boleh melakukan riset atau analisis cepat, asalkan verifikasi tetap dilakukan manusia.

*Bukan AI yang Berbahaya, Tapi Manusia yang Salah Menggunakan*

Menanggapi kekhawatiran AI menggantikan pekerjaan, Tras menyatakan fenomena ini bukan hal baru dalam sejarah teknologi. “Setiap inovasi memang menggusur pekerjaan lama, tapi selalu melahirkan pekerjaan baru,” katanya.

BACA JUGA :  Telkom Regional II dan Yayasan Al-Muhajirien Kolaborasi Bangun Sekolah Digital Masa Depan

Baginya, yang paling berbahaya bukan AI itu sendiri, melainkan manusia yang tidak mau beradaptasi—baik yang menolak AI mentah-mentah, maupun yang menyerahkan seluruh kontrol padanya.

*Pendidikan dan Regulasi: Dua Kunci Masa Depan AI*

Tras menekankan dua hal penting agar AI tidak disalahgunakan:

Regulasi yang jelas, untuk mencegah penyebaran hoaks, manipulasi politik, dan penyalahgunaan data.

Literasi digital masyarakat, agar AI dipahami sebagai alat bantu, bukan otoritas kebenaran.

*Kesimpulannya?*

“AI tidak punya ambisi menguasai dunia. Yang berbahaya itu manusia yang salah menggunakannya,” pungkas Tras.

AI adalah pedang bermata dua: ia bisa membodohkan jika membuat manusia berhenti berpikir, tapi juga bisa mencerdaskan jika dipakai sebagai asisten kritis.

Pada akhirnya, seperti kata Tras Rustamaji, “AI hanyalah alat. Manusialah yang menentukan arah hasilnya.”

Latest

AI Membodohkan atau Mencerdaskan? Jawaban Ahli Mengejutkan 

AI Membodohkan atau Mencerdaskan? Jawaban Ahli Mengejutkan  RATAS.id – Perdebatan mengenai kecerdasan buatan (AI) terus mengemuka. Sebagian menganggap AI sebagai penyelamat yang mampu...

Wamendikdasmen Atip Ajak Guru dan Orang Tua Bangun Budaya Anti-Korupsi dan Sekolah Tanpa Kekerasan

Wamendikdasmen Atip Ajak Guru dan Orang Tua Bangun Budaya Anti-Korupsi dan Sekolah Tanpa Kekerasan RATAS.id – Lebih dari seribu guru dan murid dari 25 provinsi mengikuti kegiatan Internalisasi...

Kemendikdasmen Luncurkan Panduan dan Buku Kurasi STEM 2025

Kemendikdasmen Luncurkan Panduan dan Buku Kurasi STEM 2025 RATAS.id - Bandung, 24 September 2025 — Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) resmi merilis Panduan dan Buku Hasil...

Korban Keracunan MBG di Kabupaten Bandung Barat Capai 500 Pelajar

RATAS – Ratusan pelajar di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat dikabarkan mengalami keracunan usai menyantap menu makan bergizi gratis (MBG). Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat...

Airlangga Sebut Pemerintah Tengah Matangkan Program Magang Nasional 

RATAS – Pemerintah saat ini tengah mematangkan program magang nasional yang ditujukan bagi lulusan perguruan tinggi dengan maksimal satu tahun kelulusan atau fresh graduate. Hal itu disampaikan...
3984931246225911134
CMS-Critic-Banner-300x600