RATAS – Suasana duka di Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, seketika berubah menjadi ledakan amarah keluarga korban. Di tengah jerit tangis dan proses identifikasi di RS Bhayangkara Surabaya, mereka menuntut agar proses hukum tidak berhenti hanya karena duka.
Salah satu keluarga korban, Fauzi, tak kuasa menahan emosi. Ia kehilangan empat keponakannya yang hingga kini belum teridentifikasi, sementara anak kandungnya sendiri selamat secara ajaib dari reruntuhan musala yang ambruk.
“Kami menuntut keadilan. Proses hukum harus tetap jalan. Harus ada yang bertanggungjawab atas pembangunan musala itu,” tegas Fauzi dengan nada geram, Selasa (7/10).
Fauzi menegaskan, meskipun ada pihak yang mencoba meredam kasus ini, nyawa manusia tak bisa diabaikan begitu saja.
“Banyak korban meninggal, masa tidak ada yang dimintai pertanggungjawaban?” ujarnya.
Ia mendesak Polda Jawa Timur untuk tetap melakukan penyidikan penuh, meskipun proses identifikasi korban masih berlangsung.
“Identifikasi bisa jalan, penyidikan juga harus jalan. Jangan tunggu semuanya terlambat,” katanya menegaskan.
Lebih lanjut, Fauzi mengungkapkan kekecewaannya terhadap pihak Ponpes Al Khoziny yang hingga kini belum menjalin komunikasi dengan keluarga korban.
“Tidak ada satu pun yang menghubungi kami. Kami harus cari informasi sendiri ke sana kemari,” ungkapnya dengan nada kecewa. (*)