Uni Eropa Siap Bantu Transisi Energi di Ibu Kota Negara Baru Indonesia

0
77
Uni Eropa membidik Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur sebagai pilot project kerja sama dalam transisi energi dari energi fosil menuju ke energi terbarukan. Uni Eropa juga bersedia memberikan bantuan berupa penyiapan sumber daya manusia, teknologi, hingga investasi. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Pemerintah Uni Eropa mendukung rencana Indonesia menjalani transisi energi terbarukan untuk mengurangi dampak dari perubahan iklim akibat pemanasan global. Uni Eropa terbuka dalam kerja sama pendanaan ataupun pengembangan teknologi untuk mengakselerasi proyek transisi energi Indonesia.

Menteri Energi Uni Eropa, Kadri Simson, mengatakan negara-negara Uni Eropa saat ini sedang menghadapi rintangan besar, yakni tingginya harga bahan bakar minyak, konflik di Ukraina, serta masalah perubahan iklim.

Tapi, kata Simson, masalah utama yang saat ini menjadi perhatian Uni Eropa adalah masalah perubahan iklim akibat pemanasan global.

“Seperti yang kalian ketahui, saat ini kami tengah menghadapi masalah utama, yakni tingginya harga bahan bakar minyak, konflik antara Rusia dan Ukraina, serta masalah perubahan iklim akibat pemanasan global,” tutur Simson saat konferensi pers dengan media, Selasa (6/9).

Simson mengatakan, selain Afrika Selatan, negara di Asia yang dinilai memiliki potensi besar untuk ikut mengurangi dampak pemanasan global adalah negara Vietnam, India, dan juga Indonesia.

BACA JUGA :  Hadapi Tantangan Dunia Penerbangan yang Makin Dinamis, Menteri BUMN Rombak Susunan Direksi AirNav Indonesia

Uni Eropa pun membidik Kalimantan Timur sebagai pilot project kerja sama dalam transisi energi dari energi fosil menuju ke energi terbarukan. Terkait transisi ini, Uni Eropa bersedia memberikan bantuan berupa penyiapan sumber daya manusia, teknologi, hingga bantuan keuangan dalam bentuk investasi.

Mengetahui trasportasi di Ibu Kota baru nanti berbasis listrik untuk mempercepat transisi energi, Uni Eropa telah mengembangkan berbagai kebijakan untuk mendukung peluncuran proyek energi terbarukan yang lebih cepat sambil memensiunkan bahan bakar fosil secara bertahap.

Uni Eropa menjelaskan paket kebijakan ‘Fit for 55’, khususnya, dilengkapi dengan serangkaian tindakan spesifik di masing-masing sektor untuk memastikan kemajuan dalam transisi energi di semua sektor ekonomi, termasuk industri, serta transportasi. Implementasi paket tersebut akan mengurangi emisi gas rumah kaca Uni Eropa sebesar 55 persen pada tahun 2030.

Rencana ‘REPowerEU’ akan semakin mempercepat transisi energi bersih dengan prosedur perizinan yang lebih cepat dan penyebaran tenaga surya, biometana, hidrogen terbarukan, dan heatpumps yang lebih besar.

BACA JUGA :  TVRI Jadi Media yang paling Dipercaya Masyarakat, Perlu Kembangkan Kebijakan Strategis Berbasis Digital

menurut Simson, memastikan keadilan sosial dari transisi energi merupakan prioritas utama bagi Uni Eropa, baik dalam maupun luar negeri. Uni Eropa dan negara-negara anggotanya mengambil bagian dalam Kelompok Kemitraan Internasional untuk membentuk Kemitraan Transisi Energi yang adil dengan Indonesia.

Simson menekankan kesiapan Uni Eropa untuk bekerja sama dengan Indonesia karena Uni Eropa memiliki banyak pengalaman dalam menghijaukan sistem energi dan mengurangi penggunaan bahan bakar.

“Saya di sini hari ini untuk belajar bagaimana pengalaman ini dapat bermanfaat bagi Indonesia dan Kalimantan. Energi terbarukan, infrastruktur hijau, dan efisiensi energi adalah area untuk investasi yang produktif dan berkelanjutan dan ini sangat tepat waktu dengan rencana relokasi Indonesia untuk ibu kota baru di Kalimantan,” ungkapnya.

Selain itu, Simson juga menjelaskan bahwa target Indonesia dalam menurunkan emisi karbon pada 2060 sangat ambisius dan patut diapresiasi. Ia pun mengatakan Eropa siap membantu pemerintah Indonesia untuk mewujudkan target tersebut. (BD)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini