RADAR TANGSEL RATAS – Partai NasDem angkat bicara terkait kepindahan Wanda Hamidah ke Partai Golkar. Menurut Wakil Ketua Umum NasDem, Ahmad Ali, perpindahan tersebut merupakan hak Wanda. NasDem menghormati keputusan Wanda yang kini resmi menjadi kader Partai Golkar. “Kalau pindah ke partai lain itu hak dia,” kata Ahmad Ali kepada wartawan, Jumat (21/10).
Ali membenarkan bahwa Wanda pernah menjadi calon legislatif dari NasDem pada 2019. Tapi untuk Pemilu 2024, tidak ada lagi pembahasan ke mana karier politik Wanda akan dibawa.
Wanda sempat menyinggung bahwa kepindahannya ke partai lain salah satu alasannya ialah ingin bergabung dengan partai yang tidak menzalimi rakyat.
Menanggapi hal tersebut, Ali mengatakan bahwa pernyataan Wanda yang mengaku telah dizalimi karena rumahnya digusur, NasDem pasti akan selalu berada di garda terdepan untuk membela kepentingan masyarakat, apalagi terhadap kadernya yang menghadapi masalah.
“Tapi partai tidak akan membabi buta melakukan pembelaan terhadap kader yang tidak memiliki dasar hukum yang jelas,” tandas Ali.
Meski demikian, Ali tidak bicara banyak terkait masalah lahan pada kasus Wanda Hamidah, termasuk apakah eks kadernya itu mempunyai surat-surat kepemilikan yang sah atau tidak.
Sebelumnya Wanda resmi bergabung menjadi kader Partai Golkar. Ia menyatakan keinginan bergabung ke Golkar, salah satunya karena ingin memperjuangkan kesejahteraan rakyat, bukan menzalimi.
“Saya, ingin berada di partai yang memperjuangkan keadilan bagi rakyatnya. Bukan menzalimi rakyatnya. Saya ingin berada di dalam partai yang wakil rakyatnya, baik di eksekutif maupun di legislatif mensejahterakan rakyatnya. Bukan menyengsarakan rakyatnya,” kata Wanda di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (20/10).
Wanda tidak menanggapi ketika ditanya apakah keputusannya pindah ke Golkar ada hubungannya dengan NasDem yang mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden.
Sebab, seperti yang sudah diketahui, beberapa waktu sebelumnya, Wanda sempat kecewa kepada Anies Baswedan saat dirinya terancam terusir dari rumahnya yang akan digusur Satpol PP bersama TNI-Polri. Bahkan saat kejadian pengusiran tersebut, Wanda menyindir mantan Gubernur DKI Jakarta itu sebagai gubernur zalim.
Jauh sebelum bergabung dengan Partai Golkar, Wanda sempat bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai NasDem. (BD)