RADAR TANGSEL RATAS – Dunia heboh saat mengetahui rekaman kamera yang menunjukkan raut muka Presiden Xi Jinping yang tampak kesal kepada PM Justin Trudeau di sela-sela perhelatan KTT G20 Bali, beberapa waktu lalu. Hal tersebut meningkatkan tensi China dan Kanada yang memang tegang selama beberapa tahun ini.
Dikutip dari CNNindonesia.com (17/11), dalam peristiwa tersebut, Xi marah karena sejumlah isi pembicaraannya dalam pertemuan tertutup dengan Trudeau di sela KTT G20 bocor ke media.
Xi dan Trudeau memang bertemu di sela KTT G20, tapi tak diumumkan secara resmi. Diduga, China dan Kanada tak mengumumkan pertemuan itu karena hubungan mereka memang sedang terpuruk.
Dilaporkan bahwa hubungan keduanya mulai retak sejak tahun 2018. Saat itu, seorang eksekutif senior perusahaan Huawei, Meng Wanzhou, ditahan di Kanada. Hubungan China – Kanada lalu anjlok usai dua warga Kanada dilaporkan ditahan di China tak lama usai Meng Wanzhou ditangkap.
Bahkan relasi keduanya semakin buruk karena berbagai masalah, termasuk karena berbagai isu perdagangan.
Ketika pandemi melanda, Trudeau sempat menyatakan bahwa ada sejumlah pertanyaan yang harus dijawab China terkait awal mula Covid bisa merebak, demikian diberitakan Global News.
Kala Rusia mulai menginvasi Ukraina, Kanada juga meminta Negeri Tirai Bambu menegaskan sikapnya terhadap negara pimpinan Presiden Vladimir Putin itu.
South China Morning Post melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri Kanada, Melanie Joly, bahkan menyampaikan langsung kekhawatiran itu saat bertemu dengan Menlu China, Wang Yi.
Di tengah peningkatan ketegangan tersebut, baik Trudeau maupun anggota senior kabinetnya sering melempar kritik kepada China secara terbuka. Bahkan baru-baru ini, Joly juga menyebut China sebagai “kekuatan global yang semakin mengganggu.”
Sebagaimana dilansir The New York Times, Joly pun memperingatkan perusahaan-perusahaan Kanada tentang potensi risiko jika melakukan bisnis di China.
Pernyataan Joly itu senada dengan Trudeau di tahun 202. Kepada Global News, Trudeau mengatakan pemerintah komunis China menggunakan kekuatan ekonominya untuk “dengan sangat cerdik” mempermainkan negara-negara demokrasi.
Trudeau menuding Beijing sengaja membuat Kanada bersaing dengan sejumlah negara seperti Australia dan lainnya untuk memecah belah mereka.
“Kami telah bersaing, dan China dari waktu ke waktu dengan sangat cerdik mempermainkan kami satu sama lain di pasar terbuka dengan cara yang kompetitif,” tutur Trudeau.
“Kita perlu melakukan taktik yang lebih baik untuk bekerja sama dan berdiri kuat sehingga China tidak bisa lagi memainkan sudut pandang dan memecah belah kita satu sama lain.” ia menambahkan.
Buntut dari kerenggangan tersebut, Trudeau dan Xi tak bertemu secara formal di sela KTT G20 Bali. Sementara itu, Xi dan sejumlah pemimpin lainnya terang-terangan menggelar pertemuan resmi.
Saat bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, Xi bahkan berbicara hingga tiga jam untuk membicarakan banyak hal.
Karena tertutup, baik Kanada maupun China tak merilis pernyataan resmi sama sekali mengenai pembicaraan Trudeau dan Xi di sela KTT G20 itu.
Namun, seorang sumber pemerintah Kanada membocorkan sejumlah isi perbincangan Trudeau dan Xi kepada media. Reuters melaporkan, sumber itu telah mengungkap bahwa Trudeau dalam pertemuan tersebut, menyampaikan “kekhawatiran serius” atas dugaan “campur tangan” China di Kanada.
Campur tangan itu diduga merujuk pada laporan media yang mengungkap pengakuan intelijen Kanada. Intelijen itu mencurigai China mencampuri urusan pemilu 2019 di Kanada.
Setelah laporan itu tersebar di berbagai media, Xi menumpahkan amarahnya kepada Trudeau di sela KTT G20 di Bali.
Karena videonya ketika dimarahi tersebar, Trudeau akhirnya buka suara. Menurutnya, pemerintah Kanada tak pernah merilis secara resmi hasil pertemuannya dengan Xi. Meski demikian, Trudeau mengonfirmasi bahwa pertemuan itu terjadi.
“Kanada mempercayai warga negaranya dengan informasi mengenai perbincangan yang kami lakukan atas nama mereka sebagai pemerintah,” ujar Trudeau, seperti dikutip Reuters.
Trudeau mengakui bahwa tak semua perbincangan dengan kepala negara lainnya akan beelangsung dengan mudah. Ia pun menyinggung bahwa “sistem” di China dan Kanada sangatlah berbeda. (BD)