RADAR TANGSEL RATAS – Anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade meminta Menteri BUMN Erick Thohir mengavaluasi jajaran PT KCI dan PT KAI lantaran berencana impor kereta dari Jepang.
Seperti yang dirilis suara.com (6/3/2023), Andre menegaskan bahwa rencana impor kereta itu menggambarkan adanya mental tukang impor di tubuh dua perusahaan pelat merah tersebut. Ia pun meminta Menteri BUMN Erick Thohir segera mengevaluasi pihak manajamen kedua perusahaan tersebut.
“Evaluasi terhadap manajemen KAI dan KCI ini. Kita tidak butuh pejabat negara yang mental tukang impor, apalagi kebijakan pemerintah Pak Jokowi jelas kita mengutamakan kebutuhan dalam negeri, bukan impor,” kata Andre, dikutip dari Detik.com (6/3/2023). “Yang untuk mental tukang impor tendang aja keluar,” sambung Andre.
Andre menyoroti pihak KCI yang dianggap ngotot melakukan impor dengan alasan kedaruratan dan untuk pelayanan serta keamanan penumpang.
Menurut Andre, alasan-alasan itu menempatkan pemerintah pada fetakompli atau fait accompli, yakni menghadapkan pemerintah kepada sesuatu yang harus diterima, dalam hal ini menyerujui rencana impor. Terlebih, kereta yang diimpor dalam kondisi bekas pakai.
“Kenapa mereka ngotot bener impor, barang bekas lagi, gila lho! Ini kepentingan rakyat Indonesia. Kenapa sih rakyat Indonesia dikasih barang bekas?” kata Andre.
“Mental kita mental tukang impor. Jangan sampai bangsa kita ini dibikin jadi mental tukang impor,” Andre menambahkan.
Andre menegaskan bahwa DPR dalam posisi meminta Erick melakukam evaluasi lebih dulu. DPR tidak dalam posisi setuju atau tidak setuju atas recana impor kereta.
Menurut pandangan Andre, DPR baru akan masuk kepembahasan apabila jajaran manajemen KCI dan KAI sudah dievaluasi oleh Erick.
“Jadi evaluasi dulu manajemen KCI dan KAI baru kita bicara soal kebutuhan. Karena kesalahan ada di mereka, bukan fait acommpli lu paksa kita setuju dulu,” kata Andre.
Andre juga mengkritik rencana PT KCI untuk impor 10 set kereta. Menurut Andre, rencana itu menandakan KCI hanya bermental impor tanpa ada perencanaan yang jelas.
Diketahui, impor kereta dilakukan untuk menggantikan sejumlah kereta yang akan dipensiunkan pada tahun ini. Merujuk permasalahan demikian, Andre mengatakan seharusnya KCI dapat berencana jauh hari untuk memesan kereta buatan dalam negeri yang diproduksi PT INKA (persero), bukan malah impor.
“Tapi tenyata tidak dilakukan oleh mereka. Malah mereka memesan mengimpor memesan impor barang. Menurut saya ini mereka tidak punya perencanaan,” kata Andre.
Di sisi lain, Andre melihat kurangnya keberpihakan KCI terhadap produk lokal, dalam hal ini kereta poduksi INKA.
Seharusnya kalau emang ingin membeli dan butuh, direncanakan dong. Kan dia sudah tahu, tahun 2023 barangnya harus diganti. Jadi ini memang mentalnya dugaan saya mentalnya mental tukang impor. KCI ini dugaan saya memang mental tukang impor,” ujar Andre.
Dalam kasus ini, Andre menegaskan kesalahan ada di KCI karena tidak memiliki perencanaan jauh hari. “Seharusnya kalau sudah tahu mereka rencanain dong dari 2021. Ini tidak. Berarti kesalahan itu di KCI,” kata Andre.
INKA sendiri, menurut Andre tidak bisa disalahkan. Sebab, dalam pemesanan kereta tentu memikiki jangka waktu. Bukan hari ini pesan, besok langsung jadi.
“Jadi ngapain aja lu. Kalau lu memang butuh 2023 kenapa lu nggak pesen dari jauh-jauh hari? Emang bikin kacang goreng? Ini emang INKA itu pabrik kacang goreng hari ini pesan terus besok ada?” kata Andre.
PT. KCI sendiri belum mendapatkan persetujuan dari Kemenperin untuk impor Kerta Api Listrik bekas. Padahal, PT. KCI harus mencari pengganti 10 set kereta api Jabodetabek yang akan dipensiunkan pada 2023.
Rencana impor oleh PT KCI itu belum dapat ditindaklanjuti. Sebab, pemerintah sedang fokua meningkatkan produksi dalam negeri serta substitusi impor melalui program Peningkatan Pengguna Produk Dalam Negeri (P3DN). (BD)