Ibu Hamil Meninggal Usai Ditolak RSUD Ciereng, Komisi IX DPR Desak Menkes Pecat Kepala RSUD Terkait

Menanggapi kasus RSUD Ciereng, anggota Komisi IX DPR RI, Irma Chaniago, menegaskan bahwa RSUD semestinya tak bicara terkait uang dengan rakyat. Menurutnya, tidak boleh ada penolakan pasien dengan kondisi apa pun. Ia pun mendesak Menteri Kesehatan mencopot kepala rumah sakit dan pihak-pihak terkait dalam insiden tersebut. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Kasus ibu hamil asal Kabupaten Subang, Jabar, Kurnaesih (39), yang meninggal dunia usai ditolak oleh pihak RSUD Ciereng Subang, membuat geger masyarakat Indonesia.

Seperti yang dirilis Detik.com (7/3/2023), anggota Komisi IX DPR RI, Irma Chaniago, mengaku geram setelah mengetahui kasus yang memilukan itu. Irma pun mendesak Menteri Kesehatan untuk mencopot kepala rumah sakit, termasuk pihak terkait dalam insiden tersebut.

“Yang pertama kepala rumah sakit berikut pihak yang ikut serta menolak pasien, dokter jaga dan lain-lain, wajib dipecat oleh Menkes! Karena sudah melanggar regulasi dan sumpah dokter,” kata Irma ketika dimintai konfirmasi, dikutip dari Detik.com (7/3/2023).

Legislator NasDem itu menyatakan Kementerian Kesehatan mesti bertanggung jawab kepada keluarga korban. Kemenkes beserta pemda perlu menjamin dana santunan kepada korban.

“Kedua, Kementerian Kesehatan harus bertanggung jawab dengan memberikan uang duka kepada keluarga korban, begitu juga pemdanya,” ujar Irma.

Irma menegaskan, RSUD semestinya tak bicara terkait uang dengan rakyat. Menurutnya, tidak boleh ada penolakan pasien dengan kondisi apa pun.

BACA JUGA :  Dukung Pertemuan ICAO di Bali, Polana: AirNav Indonesia Perkuat Layanan dan Inovasi Berkelas Dunia

“RSUD adalah milik pemerintah, seharusnya tidak boleh bicara uang atau berbisnis dengan rakyat! Soal rujukan tidak boleh menjadi penting jika kondisi pasien kritis, sedangkan yang tidak kritis saja tidak boleh ditolak, apa lagi yang kritis,” katanya dengan tegas.

Irma meminta hal ini menjadi perhatian bagi Kemenkes. Dia mengatakan perlunya ada sanksi tegas terhadap rumah sakit yang masih melakukan penolakan pasien.

“Menteri kesehatan harus menegaskan kembali pada setiap rumah sakit di bawah wewenang Kemenkes tentang sanksi pada semua level terkait penolakan-penolakan seperti ini,” imbuhnya.

Sebelumnya, Kurnaesih (39), perempuan yang hamil sembilan bulan dan hendak melahirkan asal Kampung Citombe, Desa Buniara, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang, meninggal dunia. Diduga, Kurnaesih meninggal karena tak ditangani oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciereng, Subang.

Juju Junaedi (46), suami korban, mengatakan kejadian itu bermula saat istrinya alami kontraksi saat masih berada di rumah. Tapi, karena kondisi Kurnaesih terus-menerus mengalami penurunan, pihak keluarga pun membawa korban ke Puskesmas Tanjungsiang untuk penanganan awal.

BACA JUGA :  Sebut Sri Mulyani Sebagai Agen CIA, Instagram Anak Menkeu Purbaya Hilang

“Sudah drop waktu masih di rumah tuh, saya bawa langsung ke puskesmas terus sama masih gitu tidak ada perubahan terus akhirnya dibawa langsung ke RSUD Subang,” ungkap Juju kepada wartawan.

Juju mengungkapkan, sesampai di IGD dan akan masuk ke ruang pelayanan obstetri neonatal emergency komprehensif (PONEK) untuk mendapatkan tindakan, Kurnaesih ditolak dengan alasan pihak RSUD Ciereng belum menerima rujukan dari Puskesmas Tanjungsiang.

“Waktu di IGD emang masih diterima, tapi waktu dipindahin ke ruangan anak langsung ditolak katanya belum ada konfirmasi dari rujukan Puskesmas Tanjungsiang mah. Nah kayak gitu aja kronologinya mah,” ungkapnya.

Setelah ditolak RSUD Ciereng dalam kondisi kritis, Juju dan keluarga pun akhirnya membawa sang istri ke rumah sakit di Bandung. Tapi, dalam perjalanan, pada Kamis malam (16/2/),
Kurnaesih meninggal dunia bersama dengan anak yang berada di dalam kandungannya.

“Tidak ada tindakan sama sekali dari RSUD Cierengnya langsung ada saya bawa ke Bandung sama ibu bidan puskesmas pakai ambulans di Puskesmas Tanjungsiang. Istri saya sudah tidak kuat dan meninggal duluan waktu mau ke rumah sakit di Bandung,” tutur Juju. (BD)

BACA JUGA :  Dorong Ekonomi Kreatif, Wamenaker Luncurkan SKKNI Pengembangan Video Game

Latest

91 Korban Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Masih Hilang 

RATAS – Puluhan korban insiden ambruknya musala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khozyni, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur belum ditemukan hingga Selasa (30/9) malam. Hal itu disampaikan oleh...

Sederet Manfaat Tempe untuk Kesehatan yang Perlu Diketahui 

RATAS – Tempe adalah makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari fermentasi kedelai. Tempe kaya akan protein, vitamin, dan mineral, serta memiliki rasa yang unik dan lezat. Tempe dapat...

Mantan Direktur Utama Perusahaan Gas Negara Ditahan KPK 

RATAS – Mantan Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Hendi Prio Santoso ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Rabu (1/10). Hendi ditahan usai diperiksa sebagai tersangka...

Ratusan Pelajar Diduga Keracunan MBG, Garut Tetapkan Status KLB 

RATAS – Ratusan pelajar diduga mengalami keracunan akibat konsumsi menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Garut, Jawa Barat. Kepala Dinas Kesehatan Garut Leli Yuliani menuturkan,...

Gempa Bumi Dahsyat Guncang Filipina, 69 Orang Tewas 

RATAS – Filipina tengah diguncang gempa bumi dahsyat berkekuatan magnitudo 6,9 pada Selasa (30/9) malam pukul 21.59 waktu setempat. Bencana alam tersebut menyebabkan puluhan orang meninggal dan...
3984931246225911134
CMS-Critic-Banner-300x600