Keren, RS EMC Tangerang Jadi Rumah Sakit Pertama di Asia Pasifik yang Punya Teknologi Canggih Obati Tulang Belakang tanpa Operasi Terbuka dengan “Eagle Eye”

1
293

RADAR TANGSEL RATAS – Keren dan canggih. Rumah Sakit (RS) EMC Tangerang jadi rumah sakit pertama di Asia Pasifik yang mempunyai teknologi canggih mengobati tulang belakang tanpa operasi terbuka. Yakni, dengan alat “Eagle Eye”.

Hal itu diungkapkan Dokter Harmantya Mahadhipta, Sp. OT (K) Spine kepada awak redaksi Kantor Berita ratas.id RADAR TANGSEL, usai konferensi pers Eagle Eye, di Jakarta Selatan, Selasa, 30 Mei 2023. Ya, memang bukan sebuah keniscayaan terakhir ini dunia kedokteran mulai menggunakan teknologi canggih seperti AR (Augmented Reality) untuk mengobati pasiennya.

Dan, hal tersebut sudah dilakukan oleh RS EMC Tangerang. Yakni, menggunakan teknologi terbaru di setiap operasi tulang belakang pada para pasiennya tanpa dengan bedah terbuka.

“Hari ini kita mau memperkenalkan alat baru yang namanya Eagle Eye. Alat ini menggunakan teknologi AR (Augmented Reality) sehingga pada saat operasi itu, kita bisa melihat langsung ke dalam tulang pasien tanpa harus melakukan bedah terbuka dan sangat minim radiasi. Bahkan, tanpa radiasi. Memudahkan kita dalam operasi sehari-hari sekaligus aman juga buat pasien,” ucap Harmantya.

BACA JUGA :  Mantan Direktur WHO Asal RI: Waspadai Munculnya Penyakit Baru yang Bisa Kembali Jadi Pandemi!

Kata dia, Spine Center yang menjadi pusat pengobatan keluhan tulang belakang RS EMC Tangerang ini menjadi satu-satunya pertama di Asia Pasifik yang menghadirkan Eagle Eye berbasis teknologi AR (Augmented Reality). “Yakni sebuah inovasi baru untuk penanganan keluhan tulang belakang para pasien. Dan alat Eagle Eye-nya tersebut sudah lolos FDA 510(k) untuk operasi tulang belakang intraoperatif,” paparnya.

Direktur RS EMC Tangerang, Dokter Clara Pelita, MARS, di tempat yang sama mengatakan, penerapan AR (Augmented Reality) di Spine Center RS EMC Tangerang, khusus untuk pemasangan implan/pedicle screw adalah merupakan langkah besar untuk membuat panduan bedah yang presisi, lengkap dan lebih ekonomis jika dibandingkan dengan tehnologi navigasi lainnya. Dan saat ini di Indonesia belum ada yang pakai Eagle Eye untuk operasi tulang belakang,” tandas dr. Clara usai konferensi pers.

Dijelaskannya, proses operasi tulang belakang dengan AR (Augmented Reality) juga dilakukan dengan persiapan yang lebih baik. “Yakni, dokter operator melakukan surgical planning pada sistem komputerisasi dan pengolahan data. Sehingga, pada saat operasi dilakukan pemasangan implan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan tepat. Kita mulai pakai alat ini tanggal 8 Mei 2023. Kurang lebih ada sekitar 10-15 pasien,” paparnya.

BACA JUGA :  Waduh! Mulai Tahun 2024, Liburan ke 'Negeri Sakura' Harus Bawa Hasil Tes TBC

Ada Alasan Tersendiri

Menurut dr. Clara, ada alasan tersendiri mengapa pihak RS EMC Tangerang yang merupakan bagian EMC Healthcare memilih Eagle Eye di layanan pengobatan tulang belakang pada Spine Center miliknya. “Selain didukung oleh para dokter dan tim ahli yang berpengalaman, ada sejumlah manfaat yang didapat jika menggunakan teknologi canggih tersebut,” cetusnya.

Jadi, dr. I Made Buddy, Sp.OT (K) Spine menambahkan, risikonya itu dapat diminimalisasi semaksimal mungkin. “Enggak sampai 5 persen. Lalu, tingkat keakurasiannya cukup tinggi hanya geser paling maksimal 0,1 mili. Artinya, nilai keberhasilan yang saya baca di atas 68 persen dan kita bisa melakukan pemasangan implan lebih akurat,” urainya.

Siapa pun pasiennya dapat digunakan pada tulang belakangnya, tukas dia. “Berapa pun usianya, mau itu anak-anak hingga orang tua bisa dan aman,” pungkas dr. I Made. (SAN)

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini