RADAR TANGSEL RATAS – PT Pertamina (Persero) melalui Sub Holding Refining & Petrochemical, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) telah menyelenggarakan Closing Ceremony Project Financing Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, pada hari Jumat (23/6/2023).
Dikabarkan, pendanaan pembangunan proyek tersebut mendapatkan kepercayaan serta dukungan dari 4 Export Credit Agency dan 22 kreditur komersial yang nilainya mencapai USD 3,1 miliar, yang akan disalurkan kepada PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB).
Seperti yang dikutip dari cnbc.indonesia.com ((23/6/2023), proyek strategis nasional (PSN) RDMP Balikpapan dinilai sejalan dengan peta jalan transisi energi Indonesia. Hal ini mengingat proyek RDMP Balikpapan dapat menurunkan emisi gas buang yang signifikan dari efisiensi energi untuk operasi dan produk yang nanti akan dihasilkan.
Sebagai proyek dengan investasi terbesar, RDMP Balikpapan dinilai dapat membawa multiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi daerah, karena melibatkan perusahaan daerah, menyerap tenaga kerja lokal, serta TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) yang ditargetkan mencapai 30-35 %.
Saat proyek tersebut selesai, diproyeksikan dapat menghemat current account sebesar USD2.5 miliar per tahun baik dari produk BBM, LPG, maupun petrochemical.
Menurut Wakil Menteri BUMN 1, Pahala Nugraha Mansury, sektor energi merupakan elemen yang sangat penting untuk perkembangan ekonomi, karena tidak ada aktivitas dapat terjadi tanpa dukungan energi.
“Keberhasilan pembiayaan Proyek RDMP Kilang Balikpapan ini tentunya merupakan suatu prestasi untuk Pertamina, KPI dan KPB. Ini merupakan project financing yang terbesar di Indonesia sampai dengan saat ini, bahkan komitmen yang disampaikan kreditur mengalami over-subscribe hingga 42 persen,” tutur Pahala melalui keterangan tertulis, Sabtu (24/6/2023).
Capaian tersebut, kata Pahala, membuktikan bahwa Pertamina dinilai sebagai perusahaan energi global yang terpercaya dan memperlihatkan betapa besar serta strategisnya proyek ini.
“Oleh karena itulah, kita percaya kemampuan Pertamina untuk menyelesaikan proyek RDMP Balikpapan dapat meningkatkan produksi dari 260 barel per hari menjadi 360 ribu barel. Ini sangat penting bagi kami dan bagi Indonesia,” tutur Pahala.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan bahwa Proyek RDMP Balikpapan akan menjadi kilang modern ramah lingkungan karena dapat menurunkan emisi karbon dari efisiensi energi operasi serta produk yang akan dihasilkannya.
“Kilang Balikpapan nantinya bisa memproses hampir semua jenis crude, daya proses lebih canggih, sehingga bisa mencari crude lebih efisien dan murah, karena bisa untuk crude sulfur tinggi. Kualitas produk yang kita hasilkan meningkat dari euro 2 ke euro 5,” ungkap Nicke.
Nicke menuturkan, upaya Pertamina untuk menuntaskan RDMP Balikpapan tak terhalang oleh Pandemi Covid-19 yang telah mewabah sejak 2020. Proses pengerjaan kilang terus berjalan dan hingga saat ini telah mencapai kemajuan 74 persen dengan tetap mengedepankan keamanan dan keselamatan.
Pembangunan kilang Balikpapan, katan Nicke, memiliki tingkat kesulitan yang tinggi karena pengerjaan proyek ini berdampingan dengan kilang existing yang masih beroperasi.
“Ini ibarat seperti membuat gerbong baru, saat kereta yang sama sedang berlari kencang dan kemudian gerbong baru ini nanti digabungkan dengan gerbong yang sudah ada, itulah tantangannya dan kita bisa mengerjakannya,” ungkap Nicke. (ARH)