Wayan Koster Minta Siswa-Siswi di Bali Stop Nonton Film Upin-Ipin, Memangnya Kenapa?

Rabu, 16 Agustus 2023, Pukul 14:24 WIB
Gubernur Bali Wayan Koster mengajak siswa-siswi di Bali jangan lagi menonton film Upin Ipin, dan beralih ke film Jayaprana. Sebab, film Jayaprana cocok untuk dijadikan inspirasi menjalani kehidupan yang lebih baik dan memajukan kebudayaan Bali. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Gubernur Bali I Wayan Koster meminta siswa-siswi di Bali berhenti menonton film kartun Upin-Ipin yang berasal dari Malaysia. Dia mengajak siswa-siswa untuk menonton produk dari tradisi sendiri. Hal itu ia sampaikan demi menjaga nilai budaya Bali dari akulturasi budaya luar. Apalagi, kata Koster, Bali kaya akan tradisi.

“Jangan lagi nonton itu (Upin-Ipin), nggak jelas itu, apa itu. Lebih baik kita bangun produksi yang berangkat pada tradisi dan budaya kita. Tanah Bali betul-betul memiliki kekayaan untuk itu,” ungkapnya saat acara penyerahan hadiah Lomba Esai Film Jayaprana di DPRD Provinsi Bali, Senin (14/8/2023).

Juga, Koster mengajak siswa-siswi di Bali menonton film Jayaprana untuk dijadikan inspirasi menjalani kehidupan yang baik. Menurutnya, hal tersebut menjadi bagian dalam membangun dan memajukan kebudayaan Bali. Sebab, menurut Koster, karya-karya anak bangsa merupakan sumber daya pembangunan Bali ke depan.

Selain itu, Koster juga mengajak masyarakat Bali menjadikan pendidikan sebagai masa depan masyarakat untuk membangun kehidupan dan perekonomian.

BACA JUGA :  Demi Kejar Target 17 Agustus 2024, Anggaran Pembangunan IKN Tahun Ini Ditambah Rp 15 Triliun Sehingga Totalnya Rp 37 Triliun!

“Teknologi modern boleh berkembang, cara kehidupan modern boleh berkembang. Tapi satu hal yang titiang (saya) ingatkan, jangan kita meninggalkan budaya Bali,” tuturnya di depan ratusan siswa SMA.

Lebih lanjut, Koster lalu mengingatkan siswa-siswi di Bali bahwa saat ini orang yang bernama Ketut sudah hampir punah. Koster menyebut nama Ketut di Bali hanya 6 persen saja. Nama-nama lain yang juga terancam punah, kata Koster, yakni Nyoman dan Komang, karena hanya ada 18 persen. “Sudah langka, nama Ketut terancam punah,” ungkap politikus PDIP itu.

Bukan itu saja. Bahkan Koster juga meminta siswa-siswi serta masyarakat Bali meneruskan keturunan hingga empat anak. “Nanti kalau sudah menikah, kalau bisa, punya empat anak, akan diberi insentif yang namanya Ketut dan Nyoman,” tutur Koster. (ARH)

Latest

91 Korban Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Masih Hilang 

RATAS – Puluhan korban insiden ambruknya musala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khozyni, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur belum ditemukan hingga Selasa (30/9) malam. Hal itu disampaikan oleh...

Ratusan Pelajar Diduga Keracunan MBG, Garut Tetapkan Status KLB 

RATAS – Ratusan pelajar diduga mengalami keracunan akibat konsumsi menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Garut, Jawa Barat. Kepala Dinas Kesehatan Garut Leli Yuliani menuturkan,...

Gempa Bumi Dahsyat Guncang Filipina, 69 Orang Tewas 

RATAS – Filipina tengah diguncang gempa bumi dahsyat berkekuatan magnitudo 6,9 pada Selasa (30/9) malam pukul 21.59 waktu setempat. Bencana alam tersebut menyebabkan puluhan orang meninggal dan...

Kilang Minyak Pertamina di Dumai Dilanda Kebakaran

RATAS – Kilang PT Pertamina Refinery Unit (RU) II Dumai, Riau dilanda kebakaran hebat pada Rabu (1/10) malam. Area Manager Communication, Relations, & CSR RU Dumai, Subholding Refining...

Presiden Prabowo Pimpin Upacara Perdana Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya

Presiden Prabowo Pimpin Upacara Perdana Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya RATAS.id - Presiden Prabowo Subianto memimpin upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025 di Monumen Pancasila...
3984931246225911134
CMS-Critic-Banner-300x600