RATAS – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi buka suara terkait insiden tragis dalam syukuran pernikahan anaknya di Garut yang menelan korban jiwa hingga luka-luka.
Pada rangkaian resepsi pernikahan anak Dedi Mulyadi bernama Maulana Akbar dengan Putri Karlina mengadakan acara makan gratis untuk masyarakat Garut.
Naasnya, acara makan gratis tersebut berakhir ricuh akibat kerumunan warga yang membludak dan tak terkendali hingga menyebabkan tiga warga Garut meninggal dunia.
Akibat insiden maut tersebut, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Garut khususnya keluarga korban yang ditinggalkan.
“Pertama saya menyampaikan turut berduka cita. Semoga almarhum dan almarhumah diterima iman Islamnya, diampuni segala dosanya, kemudian ditempatkan di tempat yang mulia di sisi Allah,” kata Dedi dalam keterangannya, Jumat (18/7).
Pria yang yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) itu pun mengaku tidak mengetahui jika terdapat acara syukuran makan gratis bagi warga.
KDM menegaskan bahwa acara yang diketahuinya hanyalah pentas seni untuk masyarakat yang dijadwalkan digelar Jumat malam.
Sebagai bentuk tanggung jawab moral dan empati, dia telah menginstruksikan stafnya untuk segera menemui keluarga korban dan menyerahkan santunan duka ke keluarga.
“Ke depan, pembelajaran penting siapa pun, termasuk keluarga saya sendiri. Kalau buat acara itu harus diperhitungkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi,” kata KDM.
“Termasuk juga penyiapan pengamanan yang cukup. Dan saya selalu mengimbau, tidak boleh membuat kegiatan dalam ruang sempit kemudian orangnya terlalu banyak,” imbuh KDM.
Tiga Tewas dan Puluhan Luka-luka
Bupati Garut Syakur Amin mengatakan, pada insiden di acara makan gratis pernikahan Maulana Akbar dengan Wakil Bupati Garut Putri Karlina puluhan warga luka-luka.
“Jadi, yang kami terima laporan dari Dinas Kesehatan bahwa ada 26 orang yang menjadi korban (luka) dan 3 wafat,” kata Syakur kepada wartawan di Pendopo Garut, Jumat, (18/7).
Syakur menjelaskan, tiga orang yang tewas di lokasi masing-masing Vania Aprilia (8), Dewi Jubaedah (61) dan Bripka Cecep Saeful Bahri (39).
“Informasi yang kami terima, itu ada beberapa yang kekurangan oksigen karena mungkin berdesak-desakan. Ada anak kecil, ibu-ibu umur 61 tahun dan petugas yang sedang berjaga,” katanya.
Syakur menuturkan, dirinya mengaku sangat terpukul atas kejadian ini. Dirinya juga mengaku tidak menyangka, antusiasme masyarakat sangat tinggi.
“Untuk santunan, kami dari Pemda sudah menyiapkan yang akan diberikan kepada para korban, terutama yang meninggal,” kata Syakur.
Menurut dia, puluhan korban luka hingga pingsan dalam kejadian ini, sudah mendapatkan perawatan di sejumlah fasilitas kesehatan yang ada di Garut.
“Tentu kami akan melakukan evaluasi ke depan, semoga ke depan tidak terjadi lagi,” pungkas Syakur.