Geger Kasus Antraks di Gunungkidul, Kemenkes: Ini Bisa Jadi Senjata Biologis, Kita Semua Perlu Waspada

Kamis, 06 Juli 2023, Pukul 17:31 WIB
Antraks merupakan penyakit hewan menular yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Antraks umumnya menyerang hewan herbivora seperti sapi, kambing, domba, dan lainnya serta dapat menular ke manusia. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa penyakit Antraks yang awalnya berasal dari hewan atau zoonosis dapat menjadi salah satu senjata biologis untuk menyerang suatu wilayah. Kemenkes pun meminta seluruh masyarakat mewaspadai penularan penyakit ini.

Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Imran Pambudi, penyakit Antraks memiliki empat jenis, yakni Antraks kulit, saluran pencernaan, paru-paru, dan injeksi. Dari keempat tipe itu, Antraks paru-paru memiliki tingkat fatalitas atau kematian tertinggi.

“Antraks itu bisa menjadi biological weapons, masuk menjadi senjata biologis. Mungkin teman-teman pernah mendengar bahwa antraks ini bisa digunakan oleh teroris untuk meneror suatu wilayah,” kata Imran dalam konferensi pers secara daring, Kamis (6/7/2023).

Kewaspadaan itu, kata Imran, juga harus ditingkatkan pada daerah endemis antraks seperti Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Oleh sebab itu, Kemenkes menginstruksikan agar seluruh pihak yang bernaung di fasilitas kesehatan (faskes), baik tingkat rumah sakit atau puskesmas, mulai waspada terkait potensi penularan penyakit Antraks. “Jadi memang ini suatu hal yang perlu kita waspadai bersama,” imbuhnya.

BACA JUGA :  Kader PDIP Diingatkan J. J. Rizal, Persatuan Indonesia Muncul dari Semangat Kebhinekaan dan Sikap Progresif Revolusioner para Pemuda

Imran lalu menjelaskan bahwa pada tahun 2016 hingga 2022 penyakit Antraks sudah memakan korban di DIY, tapi korban yang meninggal dunianya belum tercatat.

Tapi pada tahun 2023 ini, Kabupaten Gunungkidul mencatatkan tiga kasus kematian akibat Antraks. Ia menuturrkan bahwa ada seorang warga yang meninggal suspek Antraks. Sementara dua warga lainnya tidak diperiksa, tapi diketahui memiliki kontak erat dengan sapi mati penyebab antraks.

“Bagi masyarakat kalau terjadi gejala-gejala seperti kulit melepuh, kemudian pernah kontak dengan sapi yang tidak jelas kematiannya, maka harus segera melaporkan ke faskes. Karena sebenarnya di fase awal itu bisa kita tangani dengan baik,” tutur Imran. (ARH)

Latest

91 Korban Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Masih Hilang 

RATAS – Puluhan korban insiden ambruknya musala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khozyni, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur belum ditemukan hingga Selasa (30/9) malam. Hal itu disampaikan oleh...

Sederet Manfaat Tempe untuk Kesehatan yang Perlu Diketahui 

RATAS – Tempe adalah makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari fermentasi kedelai. Tempe kaya akan protein, vitamin, dan mineral, serta memiliki rasa yang unik dan lezat. Tempe dapat...

Ratusan Pelajar Diduga Keracunan MBG, Garut Tetapkan Status KLB 

RATAS – Ratusan pelajar diduga mengalami keracunan akibat konsumsi menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Garut, Jawa Barat. Kepala Dinas Kesehatan Garut Leli Yuliani menuturkan,...

Gempa Bumi Dahsyat Guncang Filipina, 69 Orang Tewas 

RATAS – Filipina tengah diguncang gempa bumi dahsyat berkekuatan magnitudo 6,9 pada Selasa (30/9) malam pukul 21.59 waktu setempat. Bencana alam tersebut menyebabkan puluhan orang meninggal dan...

Kilang Minyak Pertamina di Dumai Dilanda Kebakaran

RATAS – Kilang PT Pertamina Refinery Unit (RU) II Dumai, Riau dilanda kebakaran hebat pada Rabu (1/10) malam. Area Manager Communication, Relations, & CSR RU Dumai, Subholding Refining...
3984931246225911134
CMS-Critic-Banner-300x600