Jusuf Kalla Sebut Hilirisasi yang Dipraktikkan Sekarang Bisa Mengembalikan Indonesia ke Zaman VOC

Sejumlah mantan pejabatneliti hilirisasi hanya memperkaya negara lain dan memiskinkan rakyat sendiri. Bahkan, JK menambahkan, angka kemiskinan di daerah hilirisasi semakin bertambah dari tahun ke tahun, dan bukan berkurang. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Indonesia dinilai berhasil mencatatkan lonjakan kinerja ekspor nikel seiring dengan keberhasilan hilirisasi mineral RI. Meski demikian, hilirisasi mineral RI bukan tanpa hambatan, sejumlah kritikan dan gugatan dilayangkan ke pemerintahan Jokowi sebagai bentuk penolakan hilirisasi.

Salah satu pengkritik hilirisasi nikel adalah mantan Wakil Presiden (Wapres) RI ke 10 dan 12, Jusuf Kalla. Ada tiga kritikan JK yang dilayangkan kepada pemerintah. Kritikan pertama, JK menyebut praktik hilirisasi yang berlangsung saat ini sangat berbahaya.

“Kalau hilirisasi, pertama ya, hilirisasi harus memang, itu namanya sebenarnya industrialisasi juga ya, Tapi, dengan praktiknya sekarang, sangat berbahaya untuk negeri ini. Kalau sekarang, praktiknya ya bisa mengembalikan negeri ini ke zaman VOC,” tutur Jusuf Kalla kepada wartawan di kediamannya (7/2/2024).

Menurut JK, hilirisasi saat ini lebih berpihak pada perusahaan atau negara asing, sehingga keuntungan dari proses hilirisasi malah lari ke luar negeri, bukan dirasakan masyarakat.

Bahkan, kata JK, orang asing menggali kekayaan dengan buruh yang murah. “Semua keuntungannya lari keluar, tidak ke dalam negeri, tidak ke pemerintah. Itu memiskinkan rakyat,” ungkap JK

BACA JUGA :  KPK Geledah Rumah Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi Pilih Bungkam

Kritikan kedua, JK mewanti-wanti bahwa cadangan nikel Indonesia diperkirakan habis dalam 15 tahun ke depan. Ia merasa saat ini pemerintah sudah sangat mengeksploitasi hasil bumi yang satu itu. “Lah iya dihabiskan, diambil kan sekarang, bagaimana masa depan? Bagaimana generasi Anda? Dan itu betul-betul, sistem itu sangat merugikan. Sangat!” tandas JK.

Kritikan Ketiga, JK mengatakan hilirisasi hanya memperkaya negara lain dan memiskinkan rakyat sendiri. Bahkan, JK menambahkan, angka kemiskinan di daerah hilirisasi semakin bertambah dari tahun ke tahun, dan bukan berkurang. Misalkan saja seperti yang terjadi di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.

“Ternyata di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara, kata JK, rakyatnya dari tahun ke tahun semakin miskin. Lihat data statistik resmi. Bukan tambah kaya, tambah miskin. Negara hanya dapat sedikit. Semuanya lari ke China. Persis zaman VOC,” papar JK. (ARH)

Latest

Heboh Panen Padi di Hari Kesaktian Pancasila! Garuda Astacita Nusantara dan Yayasan Bhakti Bela Negara Kompak Kawal Ketahanan Pangan  

RATAS –  Di momentum Hari Kesaktian Pancasila, 1 Oktober 2025, DPP Garuda Astacita Nusantara (GAN) turun langsung ke Desa Pamengkang, Serang, Banten, memenuhi undangan Yayasan Bhakti Bela Negara...

Ragam Manfaat Buah Markisa, Tingkatkan Kesehatan Jantung Hingga Imunitas Tubuh 

RATAS– Markisa merupakan buah yang tumbuh di daerah tropis dan mengandung daging yang lembut dengan rasa yang khas. Buah markisa kerap dibuat sebagai jus atau campuran dari minuman. Markisa...

Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk dan Telan Korban Jiwa, Begini Respons DPR

RATAS –  Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan duka cita terkait insiden ambruknya musala di pondok pesantren Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur yang menelan tiga korban...

Eks Bupati Sleman Jadi Tersangka Dugaan Korupsi

RATAS – Mantan Bupati Sleman inisial SP ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi dana hibah pariwisata tahun 2020. Penetapan tersangka terhadap Bupati Sleman periode 2010-2015...

Gunung Api Lewotobi Laki-laki di NTT Meletus

RATAS— Gunung Api Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur mengalami erupsi pada Selasa (30/9) sore. Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Fransiskus Xaverius Masan...
3984931246225911134
CMS-Critic-Banner-300x600