RATAS – Korban meninggal dunia dari insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya rute Ketapang-Gilimanuk bertambah dari empat menjadi enam orang.
Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Eko Suyatno mengatakan, jumlah korban yang telah ditemukan sebanyak 36 korban.
Rinciannya, lanjut Eko, jumlah korban selamat 30 penumpang, dan 6 orang ditemukan meninggal dunia. Sesuai manifes kapal, yang belum ditemukan sebanyak 29 orang.
Menurut Eko, perbedaan data terjadi karena data nama korban selamat tidak ada korban atas nama Yudi atau Wahyudi.
“Ternyata yang bersangkutan sudah ditemukan selamat dan sudah dijemput oleh pihak keluarga di Gilimanuk. Itu tanpa melapor terlebih dahulu kepada Posko SAR Gabungan di Gilimanuk,” kata Eko, Jumat (4/7).
Eko menambahkan, upaya pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu telah dilakukan tim SAR gabungan, melalui jalur laut, udara, dan darat.
Pencarian di laut dilakukan di wilayah perairan Selat Bali, dari utara hingga selatan. Tiga SRU udara juga melaksanakan pencarian.
SRU darat, melakukan pemantauan di seluruh wilayah pesisir selat Bali. Baik itu dari sisi Ketapang maupun dari sisi Gilimanuk.
Pencarian dilakukan tim SAR gabungan pada H+2 dimulai sejak pagi. Namun, belum menemukan tanda-tanda keberadaan korban.
“Kendala yang dihadapi oleh tim SAR gabungan dalam proses pencarian ini kondisi cuaca di perairan selat Bali yang tidak bersahabat.
“Di mana menurut data BMKG Stasiun Meteorologi Kelas III Banyuwangi, kondisi cuaca hujan ringan,” terang Eko.
Kondisi cuaca dalam kecepatan angin berkisar di antara 4-14 knots dari arah selatan ke barat daya.
Kemudian ketinggian gelombang berkisar diantara 0,4-1,25 meter, serta kecepatan arus 0,86-2,06 m/s dominan ke arah selatan.
Diduga dalam insiden tersebut terdapat Warga Negara Asing asal Malaysia menjadi salah satu penumpang KMP Tunu Pratama Jaya.
Pihaknya pun telah meminta BPBD Jatim dan kepolisian menelusuri Nopol mobil travel yang disinyalir ditumpangi WNA asal Malaysia.
“Setelah ditelusuri, Kami menemukan data dari Nopol kendaraan tersebut memang menjadi salah satu penumpang KMP Tunu Pratama Jaya. Namun dari delapan nama dalam manifest travel itu, tidak terdapat nama WNA yang dimaksud,” kata Eko.