Masyarakat di Sekitar Gunung Marapi Diminta Waspada, Ini Penyebabnya! 

Minggu, 20 Juli 2025, Pukul 18:31 WIB
Gunung Marapi di Sumatera Barat (Foto: Detiksumut)

RATAS – Masyarakat seputaran Gunung Marapi di perbatasan Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat diminta waspada lantaran aktivitas gunung berapi tersebut mengalami peningkatan.

Petugas Pos Gunung Api (PGA) Gunung Marapi Teguh Purnomo mengatakan, aktivitas Gunung Marapi di Sumatera Barat tersebut meningkat selama periode 1 hingga 18 Juli 2025.

Peningkatan ini ditandai delapan kali erupsi sejak 3 hingga 18 Juli 2025 secara berturut-turut. Letusan terakhir terjadi pada 18 Juli pukul 18.51 WIB dengan kolom abu 1.000 meter dari puncak.

Berdasarkan evaluasi periode 16 hingga 30 Juni, PGA mengamati terjadi fluktuasi aktivitas dari gempa vulkanik. Termasuk deformasi maupun secara visual gunung tersebut.

“Untuk aktivitas Gunung Marapi memang terjadi peningkatan dari sisi aktivitas erupsi,” kata Teguh Purnomo di Kota Bukittinggi, Sabtu (19/7).

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pun telah mengeluarkan sejumlah rekomendasi untuk masyarakat sekitar.

PVMBG melarang masyarakat, wisatawan, atau pengunjung berkegiatan di sekitar gunung api. Khususnya, dalam radius tiga kilometer dari pusat aktivitas (Kawah Verbeek).

BACA JUGA :  Komisi II DPR Pertimbangkan Usulan Depok, Bogor dan Bekasi Masuk Provinsi DKI Jakarta

PVMBG juga mengingatkan ancaman potensi lahar dingin. Terutama bagi masyarakat yang bermukim di sepanjang aliran sungai yang berhulu dari puncak gunung api.

Terkait endapan material di kawah gunung api itu, Teguh membenarkan belum ada kajian khusus mengenai berapa jumlah material sisa-sisa letusan. Terutama pascaerupsi besar 3 Desember 2023 yang menyebabkan 24 pendaki meninggal dunia.

“Pasalnya, hingga saat ini gunung api itu terus mengalami erupsi secara fluktuatif. “Saat ini kajian itu belum bisa kita lakukan karena erupsi masih terus berlangsung,” kata Teguh.

Namun, apabila kondisi atau aktivitas gunung sudah mulai landai, PVMBG atau PGA akan melakukan survei secara langsung. Yaitu, dengan menggunakan metode pengukuran topografi maupun bantuan drone.

PGA atau PVMBG juga akan mengukur dan memastikan jumlah kadar kandungan gas beracun yang mengendap atau berada di sekitar Gunung Marapi.

“Hal ini penting dilakukan untuk memastikan keselamatan masyarakat agar tidak terpapar gas beracun seperti sulfur dioksida atau SO2,” tandas Teguh.

Latest

91 Korban Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Masih Hilang 

RATAS – Puluhan korban insiden ambruknya musala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khozyni, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur belum ditemukan hingga Selasa (30/9) malam. Hal itu disampaikan oleh...

Ratusan Pelajar Diduga Keracunan MBG, Garut Tetapkan Status KLB 

RATAS – Ratusan pelajar diduga mengalami keracunan akibat konsumsi menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Garut, Jawa Barat. Kepala Dinas Kesehatan Garut Leli Yuliani menuturkan,...

Kilang Minyak Pertamina di Dumai Dilanda Kebakaran

RATAS – Kilang PT Pertamina Refinery Unit (RU) II Dumai, Riau dilanda kebakaran hebat pada Rabu (1/10) malam. Area Manager Communication, Relations, & CSR RU Dumai, Subholding Refining...

Rp7 Miliar untuk 1 Km Trotoar Ciater, Mahasiswa Desak Audit Independen dan DPRD Gunakan Hak Angket

Rp7 Miliar untuk 1 Km Trotoar Ciater, Mahasiswa Desak Audit Independen dan DPRD Gunakan Hak Angket RATAS.id — Proyek revitalisasi trotoar di Jalan Ciater Raya, Serpong, Tangerang Selatan,...

Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk dan Telan Korban Jiwa, Begini Respons DPR

RATAS –  Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan duka cita terkait insiden ambruknya musala di pondok pesantren Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur yang menelan tiga korban...
3984931246225911134
CMS-Critic-Banner-300x600