Alhamdulillah, Laba Bersih BTN Naik dan Kredit Tumbuh Konsisten meski di Tengah Tantangan Ketidakpastian Global

Kamis, 24 April 2025, Pukul 22:14 WIB

RATAS – Alhamdulillah, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN) mencatat kenaikan laba bersih pada kuartal I-2025. Hal ini ditopang penyaluran kredit dan pembiayaan yang konsisten serta penurunan biaya dana (cost of fund) di tengah tantangan ketidakpastian global.

BTN membukukan laba bersih sebesar Rp904 miliar pada tiga bulan pertama tahun 2025. Dan, tumbuh 5,1% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp860 miliar.

Peningkatan laba bersih tersebut ditopang oleh penyaluran kredit dan pembiayaan yang bertumbuh secara konsisten serta fundamental keuangan yang terjaga. Demikian diungkapkan Direktur Utama BTN, Nixon L. P. Napitupulu.

Dalam keterangan tertulisnya yang dikirim ke redaksi Kantor Berita Ratas.id, Kamis malam, 24 April 2025, Nixon mengatakan, BTN tetap menjalankan strateginya secara konsisten di tengah persaingan likuiditas dan biaya dana yang masih mahal. “Sehingga; perseroan mampu mencetak kinerja yang positif pada tiga bulan pertama tahun 2025,” ucapnya.

BTN, lanjut Nixon, mencatat, peningkatan penyaluran kredit dan pembiayaan, terutama terkait sektor perumahan yang didukung oleh pertumbuhan ekonomi berjalan tetap stabil. “Termasuk program pemerintah untuk pembangunan rumah nasional,” imbuhnya.

Penyaluran Kredit dan Pembiayaan Mencapai Rp363,11 Triliun

Nixon menjelaskan, penyaluran kredit dan pembiayaan BTN mencapai Rp363,11 triliun hingga kuartal I-2025. Hal itu, sambungnya, ditopang oleh meningkatnya permintaan kredit di sektor perumahan.

“Penyaluran kredit dan pembiayaan tersebut naik 5,5% yoy dibandingkan kuartal I-2024 yang sebesar Rp344,24 triliun,” paparnya.

Penyaluran kredit dan pembiayaan BTN pada kuartal I-2025 terutama didorong oleh bisnis kredit pemilikan rumah (KPR) baik subsidi maupun non-subsidi, terangnya. Hal itu sejalan dengan terus meningkatnya permintaan hunian, ia berkata.

Penyaluran KPR Subsidi BTN Capai Rp179,70 Triliun

Hingga akhir Maret 2025, ditegaskan Nixon, penyaluran KPR subsidi BTN mencapai Rp179,70 triliun, naik 7,6% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu. “Sementara itu, KPR non-subsidi BTN bertumbuh 8,1% yoy menjadi Rp106,80 triliun pada kuartal I-2025,” cetusnya.

BACA JUGA :  SCALA by Metranet Percepat Digitalisasi Sertifikasi Halal BPJPH

Optimis dengan Potensi Pertumbuhan Kredit

Dikatakan Nixon, BTN optimistis dengan potensi pertumbuhan kredit pada tahun 2025 seiring dengan upaya pemerintah menggerakkan perekonomian dan mengurangi backlog perumahan dengan menyiapkan hunian layak dan terjangkau untuk masyarakat dari berbagai profesi. “Yakni di antaranya Aparatur Sipil Negara (ASN), buruh, tenaga kesehatan, guru, wartawan, petugas Palang Merah Indonesia, dan personil Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan kepolisian serta tenaga kerja informal lainnya,” urai dia.

Bangun 1 Juta Rumah

Selain itu, ia menerangkan, potensi peningkatan penyaluran kredit juga akan dipicu oleh inisiatif kemitraan strategis BTN dengan investor asal Qatar yakni AlQilaa International Group untuk pembangunan satu juta unit hunian di Indonesia. “Dengan tahap awal yakni 100.000 unit hunian,” tukasnya.

Orang nomor satu di BTN itu menandaskan, kerja sama tersebut merupakan kelanjutan dari perjanjian kerja sama pembangunan perumahan nasional yang telah ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dengan Perwakilan Kerajaan Qatar sekaligus Chairman AlQilaa International Group, Sheikh Abdulaziz bin Abdulrahman Al Thani pada awal Januari 2025. “BTN meyakini bahwa upaya pemerintah untuk mempercepat pembangunan perumahan akan berdampak positif untuk berbagai subsektor di ekosistem perumahan nasional serta dampak turunannya ke sektor-sektor lainnya. Hal ini akan prospektif untuk BTN yang tengah melangkah menuju Beyond Mortgage atau lebih dari sekadar bank yang menyalurkan KPR,” papar Nixon.

Catat Kenaikan di Segmen Kredit Bermargin Tinggi

BTN, ucap Nixon, juga mencatat kenaikan di segmen kredit bermargin tinggi (high-yield loans). “Yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Agunan Rumah (KAR), dan Kredit Ringan (KRING) dengan total penyaluran mencapai Rp16,4 triliun, bertumbuh 9,5% yoy pada tiga bulan pertama tahun 2025,” tandasnya.

Dijelaskannya, pertumbuhan di segmen high-yield loans didorong oleh strategi perseroan dalam memperkuat kerja sama dengan sejumlah institusi utama mitra BTN.
“Tidak hanya di sisi penyaluran kredit, BTN turut mencatat peningkatan dana pihak ketiga (DPK) menjadi sebesar Rp384,70 triliun per kuartal I-2025, naik 7,5% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp357,74 triliun,” cetus dia.

BACA JUGA :  Ubah Limbah Minyak Kelapa Sawit Jadi EBT, PT PGN Rangkul Tiga Perusahaan Asal Jepang

Kata Nixon, pertumbuhan DPK tersebut didukung oleh peningkatan dana murah berupa tabungan dan giro (current account saving account/CASA). “Pada kuartal I-2025, CASA BTN meningkat double-digit sebesar 10,1% yoy, menjadi Rp196,67 triliun, dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp178,60 triliun. Kontribusi dana murah terhadap total DPK BTN naik menjadi 51,1% dari kuartal I-2024 yang sebesar 49,9%, serta menurunkan biaya dana menjadi 4,0% dari Maret tahun lalu sebesar 4,2%,” ia menguraikan.

Dengan adanya upaya perseroan menurunkan biaya dana dan meningkatkan penyaluran kredit dan pembiayaan, termasuk ke segmen bermargin tinggi, BTN, ungkap Nixon, mencatatkan perbaikan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) ke level 3,6% pada kuartal I-2025, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,3%. Ujarnya, pertumbuhan DPK BTN ditopang oleh perolehan dana murah ritel dan institusi menengah, termasuk dari digital channel.

“Inisiatif BTN meluncurkan Super App Bale by BTN serta Bale Korpora pada awal tahun ini telah berbuah hasil yang positf sehingga kami optimistis digital channel akan menjadi mesin andalan untuk menggerakkan pendanaan perseroan secara jangka panjang,” ucap Nixon.

Bale by BTN Tumbuh Signifikan

Ditegaskan Nixon, BTN mencatat pertumbuhan signifikan di Bale by BTN dengan jumlah pengguna mencapai 2,4 juta per kuartal I-2025, melesat 76% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 1,4 juta pengguna. “Sedangkan, nilai transaksi Bale by BTN mencapai Rp22,3 triliun pada akhir Maret 2025 atau naik 74% dibandingkan Maret 2024. Sementara jumlah transaksi mencapai 492 juta kali transaksi hingga Maret 2025, melonjak 172% dibandingkan kuartal I-2024 yang sebesar 181 juta transaksi. Perseroan tetap optimistis dengan target jumlah user Bale by BTN yang diharapkan mencapai minimal 3,6 juta hingga 4 juta pada 2025,” papar dia.

  • Ditegaskan Nixon, BTN tetap menjaga tingkat likuiditas di tengah persaingan seperti tercermin dari rasio loan-to-deposit ratio (LDR) di level 94,4 % pada kuartal I-2025, menurun dari periode yang sama tahun lalu sebesar 96,2%. “Sementara itu, seiring dengan peningkatan kredit dan pembiayaan serta DPK, BTN mencatat kenaikan aset menjadi Rp468,53 triliun, bertumbuh sebesar 3,2% yoy dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp454,01 triliun. Dengan menjaga pertumbuhan bisnis secara konsisten dan stabil, kami optimistis target aset sebesar Rp500 triliun pada akhir tahun ini dapat tercapai,” tegas Nixon.
BACA JUGA :  Perkuat Lini Usaha di Bidang Penerbangan, Garuda Indonesia Gandeng Induk AirAsia

Laba BTN Syariah Tumbuh Jelang Spin-Off

Menjelang pemisahan (spin-off) menjadi Bank Umum Syariah (BUS), BTN Syariah berhasil mencatat peningkatan laba bersih sebesar Rp199 miliar pada kuartal I-2025, naik 21,1% yoy dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp164 miliar. Unit usaha syariah (UUS) yang telah siap naik kelas ini membukukan peningkatan pembiayaan sebesar 18,2% yoy menjadi Rp46,26 triliun pada tiga bulan pertama tahun ini, dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar Rp39,13 triliun.

Sementara itu, DPK BTN Syariah naik 19,9% yoy menjadi Rp51,39 triliun, dari kuartal I tahun lalu yang sebesar Rp42,85 triliun. Pertumbuhan double digit di sisi pembiayaan dan DPK tersebut mendorong peningkatan aset BTN Syariah menjadi Rp61,19 triliun pada kuartal I-2025, naik 11,6% yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp54,84 triliun.

“BTN Syariah akan terus memperkuat bisnisnya sebagai bekal yang solid untuk mendorong pertumbuhan lebih tinggi lagi saat UUS ini resmi menjadi BUS pada semester II tahun ini,” Nixon mengakhiri keterangannya. (AGS)

Latest

Ramai Isu PHK Karyawan SPBU Swasta, Haji Jalal Minta Pemerintah Perkuat Komunikasi Publik Soal Kebijakan BBM

RATAS – Anggota Komisi VII DPR RI, Jalal Abdul Nasir, menanggapi maraknya pemberitaan mengenai kelangkaan BBM di sejumlah SPBU swasta serta kabar dirumahkannya sebagian karyawan. Menurutnya,...

Sukarmi Ningsih Hadirkan TMI Difabel sebagai Ruang Belajar dan Kemandirian untuk Disabilitas

RATAS – Di Jalan Mandor Hasan, Bambu Apus, Jakarta Timur, berdirilah Toko Mandiri Indogrosir (TMI) kolaborasi Bank Jakarta dan Indogrosir bernama Difabel Shop yang baru saja diresmikan. Toko ini...

Bamsoet Dorong Percepatan Revisi Undang-Undang KADIN

RATAS – Anggota Komisi III DPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Bambang Soesatyo (Bamsoet) menuturkan KADIN...

Mengapa Angka Kemiskinan Versi Bank Dunia dan BPS Bisa Berbeda Jauh? Ini Penjelasannya

Mengapa Angka Kemiskinan Versi Bank Dunia dan BPS Bisa Berbeda Jauh? Ini Penjelasannya RATAS.id – Laporan Macro Poverty Outlook Bank Dunia menyebut bahwa pada tahun 2024 sebanyak 60,3 persen...

Tujuh Prioritas Dana Desa 2025: Dari BLT hingga Dana Desa

Tujuh Prioritas Dana Desa 2025: Dari BLT hingga Dana Desa RATAS.id – Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto resmi menetapkan tujuh fokus utama penggunaan Dana...
3984931246225911134
CMS-Critic-Banner-300x600