Edan! 2024 Nanti, Kemenkeu Harus Bayar Bunga Utang Sebesar Rp 497,3 Triliun!

Selasa, 26 September 2023, Pukul 17:45 WIB
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) harus menyediakan uang sebesar Rp 497,3 triliun untuk membayar bunga utang pada tahun 2024 nanti. Jumlah tersebut meningkat 12,7% dari alokasi pembayaran bunga utang tahun ini yang mencapai Rp 441,4 triliun. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berencana membayar bunga utang sebesar Rp 497,3 triliun pada tahun 2024 nanti. Jumlah tersebut meningkat 12,7% dari alokasi pembayaran bunga utang tahun ini yang mencapai Rp 441,4 triliun.

Tercatat, berdasarkan Buku II Nota Keuangan RAPBN 2024, pembayaran bunga utang Rp 497,3 triliun terdiri atas pembayaran bunga utang dalam negeri sebesar Rp 456,84 triliun dan pembayaran bunga utang luar negeri sebesar Rp 40,46 triliun.

Meski demikian, pertumbuhan pembayaran bunga utang pada 2024 itu lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2023 yang sebesar 14,3% terhadap realisasi pembayaran tahun 2022. Hal itu dipengaruhi oleh kebijakan pengurangan pembiayaan utang tahun 2022 dan 2023 karena kinerja APBN lebih baik dan optimalisasi Saldo Anggaran Lebih (SAL).

“Pembayaran bunga utang diarahkan untuk memenuhi kewajiban pemerintah secara tepat waktu dan tempat jumlah dalam upaya menjaga akuntabilitas pengelolaan utang dan meningkatkan efisiensi bunga utang pada tingkat risiko yang terkendali dengan pemilihan komposisi utang yang optimal dan waktu pengadaan yang tepat,” bunyi pada tulisan buku tersebut.

BACA JUGA :  Diduga Terjadi Intimidasi Terhadap Wartawan yang Meliput Kehadiran Ketua KPK di Aceh, Dewan Pers Bereaksi

Menurut Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro, tantangan APBN 2024 otomatis meningkat, dan hal itu harus menjadi perhatian bagi pemerintah. “Kalau dilihat dari tantangannya memang meningkat dan perlu menjadi perhatian pemerintah,” ungkap Asmo dalam diskusi ‘Arah Kebijakan Pembiayaan dan Investasi Dalam APBN 2024’ di Hotel Grand Aston, Cianjur, Jawa Barat, Selasa (26/9/2023).

Asmo menuturkan, pemerintah harus meningkatkan potensi penerimaan, termasuk dari investasi. Ia menilai rasio utang akan turun ke depannya seiring pertumbuhan ekonomi yang cukup tangguh di kisaran 5%.

“Menurut saya yang perlu ditingkatkan oleh pemerintah adalah how to meningkatkan potensi penerimaan kita dengan meningkatkan investasi yang masuk, kan juga mendorong industri dan meningkatkan revenue. Jadi harusnya dengan kondisi itu rasionya harusnya bisa menurun,” paparnya. (ARH)

Latest

Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk dan Telan Korban Jiwa, Begini Respons DPR

RATAS –  Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan duka cita terkait insiden ambruknya musala di pondok pesantren Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur yang menelan tiga korban...

Tok! Razman Nasution Divonis 1,5 Tahun Penjara

RATAS — Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara menjatuhkan vonis 1,5 tahun penjara kepada Razman Arif Nasution terkait perkara pencemaran nama baik Hotman Paris Hutapea. Amar putusan...

Madagaskar Dilanda Gelombang Protes Besar-besaran! Presiden Bubarkan Pemerintahan 

RATAS – Presiden Madagaskar Andry Rajoelina memutuskan membubarkan pemerintahannya setelah gelombang protes besar-besaran oleh generasi muda atau gen Z. Dilansir dari The Guardian, aksi...

Sang Alang Kritik Peran Relawan, Program MBG, dan Kebijakan Razia Kendaraan Bobby Nasution

Sang Alang Kritik Peran Relawan, Program MBG, dan Kebijakan Razia Kendaraan Bobby Nasution RATAS.id — HR. Sang Alang Hardjono, atau yang dikenal sebagai Sang Alang—pencipta lagu fenomenal...

Garuda Spark Innovation Hub Segera Hadir di Medan, Siapkan Gen Z Jadi Inovator Digital

Garuda Spark Innovation Hub Segera Hadir di Medan, Siapkan Gen Z Jadi Inovator Digital RATAS.id - Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) akan memperluas fasilitas Garuda Spark Innovation...
3984931246225911134
CMS-Critic-Banner-300x600