Kecepatan Internet Indonesia di Peringkat 140, Pemerintah Diminta Lakukan Perubahan Tarif Dasar

Jumat, 25 Agustus 2023, Pukul 23:29 WIB
Indonesia masuk dalam 10 besar negara yang tarif internetnya paling bawah di dunia. Kecepatan internet Indonesia pun ada peringkat 140. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) mengungkapkan bahwa tarif internet Indonesia termasuk paling bontot di dunia. Untuk menjaga kualitas dan keberlangsungan industri telekomunikasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) didesak untuk membuat tarif dasar layanan internet.

Menurut Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), Muhammad Danny Buldansyah, Indonesia masuk dalam 10 besar negara dengan paling bawah tarif internet di dunia.

Di sisi lain, kecepatan internet Indonesia ada peringkat 140. Artinya, Indonesia termasuk negara dengan koneksi internet lelet.

“Artinya apa? Sudah emergency. Ini sudah mencerminkan operator tidak bisa investasi untuk meningkatkan kualitas,” ujar Danny saat jumpa awak media di Gedung Indosat Ooredoo Hutchison, Jakarta, Jumat (25/8/2023).

Karena itu, kata Danny, sudah saatnya pemerintah meramu aturan tarif dasar internet. Sebab, di era digital seperti sekarang ini, internet sudah menyangkut hajat hidup orang banyak.

“Pada akhirnya bisa jadi telekomunikasi ‘kan juga menyangkut hajat hidup orang, mulai dari kelancaran pendidikan, ekonomi, itu semua berpengaruh. Kita ingin kemudahan dan keringanan,” tutur Danny.

BACA JUGA :  Uchok Sky Khadafi Ungkap Modus Baru dalam Skandal BLBI di Bank Indonesia

Danny lalu menjelaskan, investasi perusahaan operator seringkali hanya terbatas di persoalan mendapatkan margin cukup untuk investasi selanjutnya. Apabila industri operator seluler masih berfokus pada harga murah, kata Danny, itu menandakan bahwa kemampuan investasinya berkurang.

Danny yakin, jika kondisi tersebut terus berlangsung, hal itu bisa berdampak terbatasnya pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang membutuhkan anggaran besar.

Lebih lanjut, Danny berharap pemerintah bisa melihat persoalan penentuan tarif operator ini secara holistik. Ia menggarisbawahi tarif internet bukan soal murah, tapi berkualitas.

“Pemerintah harus melihat positioning Indonesia. Misal, kita mau ranking speed-nya di 50 besar dunia, berarti kan tinggal dilihat apa yang harus dilakukan. Jika kita berinvestasi, harus ada return-nya,” ujar Danny. (ARH)

Latest

Mantan Direktur Utama Perusahaan Gas Negara Ditahan KPK 

RATAS – Mantan Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Hendi Prio Santoso ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Rabu (1/10). Hendi ditahan usai diperiksa sebagai tersangka...

Ratusan Pelajar Diduga Keracunan MBG, Garut Tetapkan Status KLB 

RATAS – Ratusan pelajar diduga mengalami keracunan akibat konsumsi menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Garut, Jawa Barat. Kepala Dinas Kesehatan Garut Leli Yuliani menuturkan,...

Gempa Bumi Dahsyat Guncang Filipina, 69 Orang Tewas 

RATAS – Filipina tengah diguncang gempa bumi dahsyat berkekuatan magnitudo 6,9 pada Selasa (30/9) malam pukul 21.59 waktu setempat. Bencana alam tersebut menyebabkan puluhan orang meninggal dan...

Presiden Prabowo Pimpin Upacara Perdana Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya

Presiden Prabowo Pimpin Upacara Perdana Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya RATAS.id - Presiden Prabowo Subianto memimpin upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025 di Monumen Pancasila...

Dua Jurnalis Dianiaya Saat Liputan di Jakarta, Publik Pertanyakan Komitmen Negara terhadap Kebebasan Pers

Dua Jurnalis Dianiaya Saat Liputan di Jakarta, Publik Pertanyakan Komitmen Negara terhadap Kebebasan Pers RATAS.id - Kekerasan terhadap wartawan kembali mencoreng wajah kebebasan pers di Jakarta....
3984931246225911134
CMS-Critic-Banner-300x600