Ketika Anak Buah Prabowo Berupaya Redam Gejolak IHSG di Tengah Sentimen Negatif Pasar

Rabu, 19 Maret 2025, Pukul 15:27 WIB

RATAS – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan besar pada Selasa (18/3/2025), yang mengakibatkan Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan perdagangan sementara (trading halt) untuk pertama kalinya sejak 2020. Pemerintah pun mengambil langkah cepat untuk meredam gejolak di pasar modal guna menjaga stabilitas ekonomi.

IHSG tercatat melemah 3,84% ke level 6.223,39 pada penutupan perdagangan Selasa (18/3). Sebelumnya, indeks sempat anjlok 6,12% pada sesi pertama, memaksa BEI melakukan trading halt selama 30 menit sesuai dengan regulasi yang berlaku jika IHSG turun lebih dari 5%.

Faktor Penyebab Anjloknya IHSG

Menurut Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan tekanan pada IHSG:

Rancangan Undang-Undang (RUU) TNI: Isu mengenai revisi UU No. 34 Tahun 2004 tentang TNI menimbulkan kekhawatiran publik terkait kemungkinan kembalinya dwifungsi ABRI, meskipun telah dibantah oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi.

Pengelolaan Dana Jumbo Danantara: Keraguan terhadap efektivitas pengelolaan Danantara semakin meningkat, terutama di tengah maraknya kasus korupsi di BUMN. Presiden Prabowo Subianto sebelumnya mengungkapkan bahwa dana kelolaan Danantara mencapai US$900 miliar atau sekitar Rp14.715 triliun.

BACA JUGA :  Kemenkeu Angkat Bicara Soal Pernyataan Guru Beban Negara, Ini Penjelasannya 

Proyek Mercusuar Berbiaya Besar: Beberapa proyek strategis nasional yang menelan anggaran besar memunculkan kekhawatiran masyarakat terkait transparansi dan akuntabilitas penggunaan dana publik.

Rumor Mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani: Spekulasi mengenai mundurnya Sri Mulyani dari kabinet juga berkontribusi pada ketidakstabilan pasar.

Langkah Pemerintah Meredam Gejolak Pasar

Sebagai respons terhadap tekanan di pasar modal, sejumlah pejabat negara melakukan intervensi langsung:

Kunjungan DPR ke BEI: Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, Ketua Komisi XI Misbakhun, dan beberapa anggota Komisi XI mengunjungi BEI untuk memberikan dukungan moral kepada investor dan pelaku pasar. Dasco menegaskan bahwa pemerintah akan mengambil langkah cepat untuk mengembalikan stabilitas pasar.

Pemanggilan Airlangga Hartarto ke Istana: Presiden Prabowo Subianto memanggil Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto guna membahas kondisi ekonomi terkini. Airlangga menegaskan bahwa fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat meskipun IHSG mengalami tekanan.

Pernyataan Sri Mulyani: Menteri Keuangan Sri Mulyani menepis rumor pengunduran dirinya dan memastikan bahwa ia tetap menjalankan tugasnya untuk menjaga keuangan negara dan APBN.

BACA JUGA :  Ditunggu-Tunggu, Akhirnya PPATK Serahkan Data Transaksi Janggal Rp 300 T kepada Sri Mulyani

Komunikasi Publik yang Lebih Baik: Para ekonom menilai bahwa pemerintah perlu meningkatkan transparansi dan efektivitas komunikasi publik guna meredam spekulasi yang beredar di masyarakat.

Rekomendasi untuk Pemerintah

Direktur Lembaga Survei KedaiKOPI, Hendri Satrio, menilai bahwa langkah politik saja tidak cukup untuk meredam gejolak pasar. Pemerintah harus:

Meningkatkan kepercayaan investor melalui komunikasi yang lebih baik dan kebijakan ekonomi yang jelas.

Memperketat penegakan hukum terhadap kasus korupsi agar menciptakan lingkungan investasi yang lebih kondusif.

Menghindari ketidakpastian yang dapat mengguncang pasar, termasuk spekulasi terkait reshuffle kabinet atau ketidakpastian kebijakan ekonomi.

Dengan langkah-langkah strategis ini, diharapkan stabilitas IHSG dapat segera pulih dan kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia tetap terjaga. (HDS)

Latest

Bamsoet Dorong Percepatan Revisi Undang-Undang KADIN

RATAS – Anggota Komisi III DPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Bambang Soesatyo (Bamsoet) menuturkan KADIN...

Mengapa Angka Kemiskinan Versi Bank Dunia dan BPS Bisa Berbeda Jauh? Ini Penjelasannya

Mengapa Angka Kemiskinan Versi Bank Dunia dan BPS Bisa Berbeda Jauh? Ini Penjelasannya RATAS.id – Laporan Macro Poverty Outlook Bank Dunia menyebut bahwa pada tahun 2024 sebanyak 60,3 persen...

Tujuh Prioritas Dana Desa 2025: Dari BLT hingga Dana Desa

Tujuh Prioritas Dana Desa 2025: Dari BLT hingga Dana Desa RATAS.id – Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto resmi menetapkan tujuh fokus utama penggunaan Dana...

BRIN Usulkan Transformasi Digital Pengelolaan BUMDes, 

BRIN Usulkan Transformasi Digital Pengelolaan BUMDes,  RATAS.id – Transformasi digital dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dinilai menjadi solusi strategis untuk memperluas pasar...

Dorong Literasi Keuangan Generasi Muda, Bank Jakarta Dukung Abang None

RATAS - Sebagai perwujudan komitmen dalam mendukung pengembangan bakat dan kreativitas generasi muda di Jakarta, Bank Jakarta kembali mendukung acara Puncak Abang None Jakarta 2025. Dukungan tersebut...
3984931246225911134
CMS-Critic-Banner-300x600