RADAR TANGSEL RATAS – Hilirisasi disebut-sebut jadi kata andalan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, dalam Debat Cawapres 2024 di JCC, Jakarta, Minggu lalu (21/1/2024). Sehingga dapat dimaklumi jika Gibran mengaku heran masih ada anak muda yang anti terhadap hilirisasi di berbagai sektor. Ia pun mempertanyakan nasionalisme anak-anak muda itu.
Hal tersebut disampaikan Gibran dalam acara Suara Muda Indonesia di Senayan JCC, Jakarta, Sabtu (27/1/2024). Menurut Gibran, hilirisasi justru akan memperkuat rantai perekonomian baru. “Hilirisasi akan memperkuat siklus dan rantai ekonomi baru. Jika ada anak bangsa yang anti hilirisasi, terus terang saya jadi bingung, untuk bangsa mana dia berpihak?” tutur Gibran.
Selain itu, Gibran juga menekankan hilirisasi dilakukan demi kepentingan bangsa di masa depan. Dia optimistis hilirisasi bisa memperkuat peran Indonesia di kancah dunia.
“Degan hilirisasi bangsa kita akan memiliki peran yang lebih strategis dalam rantai pasok dunia. Hilirisasi harus terus diperluas, misal nelayan bukan hanya nangkap ikan, tetapi koperasinya punya cold storage, pasar ikan, serta pabrik olahan serta kemampuan ekspor. Demikian juga dengan SDM kita, sumber daya pertanian, perkebunan, hingga hilirisasi digital,” paparnya.
Tak lupa, Gibran juga menyebut hilirisasi mampu membuka 19 juta lapangan kerja baru dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Sebagai contoh, kata Gibran, hilirisasi digital memerlukan anak muda yang menggeluti data scientist, AI programer, hingga cyber security. “Ini adalah peluang luar biasa untuk generasi milenial, gen Z, kaum perempuan dan kawan-kawan disabilitas,” tutur Gibran.
Lebih lanjut, Gibran menekankan hilirisasi baru dikatakan berhasil jika masyarakat terus mengasah kemampuan masing-masing. Menurutnya, peluang ini bisa diwujudkan jika bangsa Indonesia bisa memanfaatkan bonus demografi sebaik mungkin.
“Maka dari itu hilirisasi akan berhasil jika kita sebagai manusia Indonesia mau terus mengasah skill. Surpuls SDM dengan usia produktif seperti ini adalah berkah besar bagi bangsa kita yang disebut bonus demografi, dengan puncak pada tahun 2030 dan selesai pada tahun 2045,” ujarnya.
“Sebagai bangsa yang berdaulat kita tidak boleh pasrah hanya menjadi pasar, tidak boleh hanya jadi penonton, tapi kita harus jadi bangsa yg produktif, unggul dan mampu mengambil banyak peluang baru ke depan,” Gibran menambahkan. (ARH)