RATAS – Presiden Prabowo Subianto resmi mencopot Budi Arie Setiadi dari jabatan Menteri Koperasi (Menkop) dalam reshuffle Kabinet Merah Putih. Keputusan ini sontak memicu spekulasi publik lantaran nama Budi Arie sebelumnya kerap disebut dalam persidangan kasus judi online (judol).
Pencopotan tersebut diumumkan oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi. “Atas berbagai pertimbangan, masukan, dan evaluasi yang dilakukan terus menerus oleh Bapak Presiden, maka pada sore hari ini sekaligus Bapak Presiden memutuskan untuk melakukan perubahan susunan Kabinet Merah Putih pada beberapa jabatan kementerian, di antaranya; Kemenko Polhukam, Kementerian Keuangan, Kementerian P2MI, Kementerian Koperasi, dan Kementerian Pemuda dan Olahraga,” ujar Prasetyo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (8/9/2025).
Sebagai pengganti, Ferry Juliantono yang sebelumnya menjabat Wakil Menteri Koperasi, dilantik menjadi Menkop. Ferry menegaskan dirinya akan segera bekerja dan melanjutkan program yang telah berjalan. “Tentu akan melanjutkan apa yang sudah kami lakukan bersama Pak Budi Arie Setiadi. Mulai besok kita akan bergerak secepat mungkin, khususnya untuk program Koperasi Desa Kelurahan Merah Putih dan koperasi secara umum,” katanya.
Sebelum reshuffle, Budi Arie sempat berulang kali ditanya mengenai namanya yang disebut dalam persidangan kasus judi online, namun ia memilih irit bicara. “Halah, biar saja,” ucapnya singkat saat ditemui di Gedung Ombudsman RI, Jakarta, Kamis (12/6/2025).
Nama Budi Arie juga muncul dalam kesaksian Denden Imadudin Soleh, mantan pejabat Kominfo, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (10/6/2025). Denden mengaku pernah mendengar pernyataan bahwa praktik penjagaan situs judi ilegal “sudah diketahui orang di atas”, yang menurutnya merujuk pada Menteri Kominfo kala itu, yakni Budi Arie.
“Waktu itu disampaikan, ‘ini sudah oke, penjagaan bisa berjalan lagi, karena sudah diketahui orang di atas.’ Yang dimaksud adalah Pak Menteri,” ungkap Denden dalam sidang.
Pengamat politik Agung menilai, keputusan Prabowo mencopot Budi Arie lebih banyak dipengaruhi dimensi hukum dibanding pertimbangan politik. Hal ini mencerminkan sikap tegas Presiden agar kabinetnya bersih dari bayang-bayang kasus hukum.
Namun, di luar isu hukum, kinerja Budi Arie selama menjabat juga menjadi perhatian. Program unggulannya, Koperasi Merah Putih, diklaim telah terbentuk di lebih dari 80 ribu desa. Meski demikian, efektivitas dan kualitas koperasi tersebut masih perlu diuji. “Klaim kuantitas belum tentu sejalan dengan kualitas yang diharapkan,” ujar Agung.
Dengan reshuffle ini, publik kini menanti langkah Ferry Juliantono dalam membuktikan efektivitas program koperasi serta menjaga kepercayaan Presiden bahwa kementerian tetap berjalan sesuai arah kebijakan. (HDS)