RATAS – Di tengah gegap gempita euforia sepak bola nasional, pelepasan Timnas U-17 Indonesia menuju Piala Dunia U-17 2025 di Qatar justru memunculkan perbincangan panas. Momen yang seharusnya menjadi ajang sportivitas dan kebanggaan bangsa berubah menjadi panggung simbolik antara kekuasaan dan prestasi. Ketika Ketua Umum PSSI, Erick Thohir membawa pesan “nasionalisme” dari Presiden Prabowo Subianto, publik pun mulai bertanya-tanya apakah dukungan ini murni demi Garuda Muda, atau sekadar manuver politik yang dibungkus semangat kebangsaan?

Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, Rabu (15/10) malam, Erick menuturkan bahwa Presiden Prabowo berpesan agar para pemain muda Indonesia menunjukkan jati diri bangsa di panggung dunia.

“Bapak Presiden menyampaikan salam, kasih lihat jati diri bangsa kita. Kalian sudah berkorban jauh dari keluarga dan sekolah, sekarang saatnya membuktikan,” ujar Erick penuh semangat.

Erick menegaskan, perjalanan panjang selama dua tahun persiapan menjadi bukti kerja keras Timnas U-17 yang berhasil lolos ke Piala Dunia lewat jalur kualifikasi. Ia berharap semangat juang mereka bisa menjadi “mata air” baru bagi kebangkitan sepak bola nasional.

Dalam unggahan yang sama, Erick juga menekankan bahwa keberhasilan Timnas U-17 tak lepas dari pembinaan usia dini yang serius dilakukan PSSI demi melahirkan generasi emas sepak bola Indonesia.

Dengan nada penuh motivasi, Erick menantang anak asuh Nova Arianto untuk berani menghadapi lawan-lawan tangguh di Grup H.

“Siap lawan Brasil? Siapa tahu seri, itu yang kita mau. Lawan Zambia? Lawan! Honduras? Lawan! Tunjukkan fighting spirit kalian!,” tegas Erick.

Turnamen Piala Dunia U-17 2025 akan berlangsung di Qatar pada 3–27 November 2025. Indonesia tergabung di Grup H bersama Brasil, Zambia, dan Honduras.
Garuda Muda akan melakoni laga perdana melawan Zambia (4/11), kemudian menghadapi Brasil (7/11), dan menutup fase grup dengan duel kontra Honduras (10/11). (*)