Populasinya Menurun Drastis di China, Duyung Bakal Punah? 

Jumat, 26 Agustus 2022, Pukul 00:52 WIB
Hasil riset oleh Masyarakat Zoologi London (ZSL) dan Akademi Sains China menunjukkan bahwa populasi duyung di China telah menurun drastis sejak tahun 1970-an karena penangkapan ikan, hantaman kapal, dan hilangnya habitat akibat ulah manusia. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Duyung atau dugong memegang peranan penting bagi kebudayaan masyarakat China. Tak cuma muncul di cerita rakyat, duyung juga dianggap sebagai hewan istimewa.

Tapi temuan terbaru dari peneliti mengungkap bahwa mamalia laut itu sudah mengalami kepunahan fungsional.

Hasil riset oleh Masyarakat Zoologi London (ZSL) dan Akademi Sains China menunjukkan bahwa populasi duyung di sana telah menurun drastis sejak tahun 1970-an karena penangkapan ikan, hantaman kapal, dan hilangnya habitat akibat ulah manusia.

Tanpa bukti keberadaannya di China sejak tahun 2008, riset tersebut menunjukkan adanya kepunahan fungsional pertama mamalia besar di perairan China.

Duyung, yang hidupnya tergantung pada rumput laut telah dimasukkan sebagai hewan sangat penting yang dilindungi secara nasional sejak tahun 1988 oleh Dewan Negara China.

Habitat hewan tersebut di laut telah berkurang drastis oleh perilaku manusia. Meskipun upaya restorasi dan pemulihannya menjadi prioritas utama di China, “Restorasi memerlukan waktu yang mungkin tak lagi dimiliki oleh duyung”, kata salah satu periset tadi.

BACA JUGA :  Gila! Nilai Korupsi Surya Darmadi Cetak Rekor yang Terbesar di Indonesia: Rp 78 Triliun!

Mamalia yang ditemukan di perairan pesisir, mulai dari Afrika Timur dan Vanuatu hingga Jepang di utara, itu termasuk hewan yang terancam punah oleh Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN).

Prof Samuel Turvey dari Institut Zoologi ZSL, salah seorang peneliti dalam riset tersebut, mengatakan kepunahan duyung di China menjadi kerugian yang menghancurkan.

“Ketiadaan hewan itu tidak hanya akan mengganggu fungsi ekosistem, tapi juga memberikan wake-up call (peringatan serius) bahwa kepunahan dapat terjadi sebelum upaya konservasi yang efektif dilakukan,” ungkap Turvey.

Penelitian tersebut digarap oleh sebuah tim ilmuwan internasional. Mereka melakukan wawancara di 66 komunitas nelayan di empat provinsi China yang berada di sepanjang pesisir Laut China Selatan.

Para peneliti mengatakan mereka akan menerima dengan baik bukti apa pun yang menunjukkan bahwa duyung masih ada di China.

Mereka juga mengusulkan status regional spesies tersebut ditetapkan menjadi Sangat Terancam Punah (Critically Endangered) atau satu tingkat di bawah Punah (Extinct). (BD)

Latest

Menhan Sjafrie Tegaskan Doa dan Kebersamaan sebagai Sumber Kekuatan Bangsa

Menhan Sjafrie Tegaskan Doa dan Kebersamaan sebagai Sumber Kekuatan Bangsa RATAS.id— Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin menegaskan bahwa kekuatan sejati bangsa bersumber dari doa dan...

Israel Deportasi Empat Aktivis Global Sumud Flotilla

RATAS – Israel mendeportasi empat aktivis asal Italia yang sebelumnya ditahan saat mengikuti armada bantuan menuju Gaza. Empat aktivis tersebut tergabung di 470 orang yang ditangkap ketika...

Didik Haryadi Desak Subsidi Listrik Tepat Sasaran, Jangan Dinikmati Kelompok Mampu

RATAS - Anggota Komisi XI DPR RI Didik Haryadi menegaskan bahwa subsidi energi, khususnya subsidi listrik yang disalurkan melalui PLN, harus diberikan hanya kepada masyarakat yang benar-benar...

Komisi XIII DPR Soroti Dugaan Pelanggaran HAM Berat di Konsesi PT Toba Pulp Lestari

RATAS - Anggota Komisi XIII DPR RI, Muslim Ayub, menegaskan bahwa insiden kekerasan yang terjadi pada 22 September 2025 di kawasan konsesi PT Toba Pulp Lestari (TPL), Kabupaten Toba, Sumatera Utara,...

Ketua Pusbakum Satria Advokasi Wicaksana DKI Jakarta Dukung Asta Cita Presiden Prabowo 

RATAS - Pusat Bantuan Hukum (Pusbakum) Satria Advokasi Wicaksana Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) DKI Jakarta mendukung progam Asta Cita Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto terkait swasembada...
3984931246225911134
CMS-Critic-Banner-300x600