JLNT Pluit Terbengkalai Sejak 2015, Warga Pertanyakan Kelanjutan Proyek Strategis
Jakarta, 25 Juli 2025 — Proyek Jalan Layang Non Tol (JLNT) Pluit, Jakarta Utara, yang diinisiasi pada masa kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada 2015, hingga kini belum rampung. Setelah hampir satu dekade mangkrak, warga mulai mempertanyakan kejelasan nasib proyek tersebut.
“Ini sudah mangkrak sejak zaman Ahok, dari tahun 2015. Sayang banget sudah dibangun tapi tidak dilanjutkan,” ujar Tono (34), warga sekitar, saat ditemui di lokasi, Rabu (23/7/2025).
JLNT Pluit awalnya dirancang membentang sepanjang 10,1 kilometer dari Jalan Pluit Barat Raya menuju akses Tol Bandara Soekarno-Hatta. Namun, hingga kini, proyek baru terealisasi sekitar tiga kilometer dan belum dapat difungsikan.
Kondisi terkini JLNT Pluit memprihatinkan. Pintu masuk jalan layang dipenuhi rumput liar dan gundukan tanah setinggi 60 sentimeter. Di beberapa titik terdapat sampah plastik, sisa pembakaran, serta coretan grafiti di dinding beton. Besi pembatas tampak berkarat, sementara separator jalan sudah banyak yang rusak. Kolong JLNT digunakan sebagai tempat parkir liar dan tempat beristirahat para pengemudi ojek daring.
Warga bernama Zaenal (62) menyayangkan mangkraknya proyek yang menurutnya sudah mencapai 80 persen pengerjaan. “Sudah terlanjur dibangun. Sayang uang negara dibuang begini,” ujarnya. Ia berharap proyek dapat dilanjutkan agar manfaatnya bisa segera dirasakan masyarakat.
Menurut warga lain, Dono (35), JLNT ini seharusnya difungsikan agar tidak menjadi aset terbengkalai. “Kalau sudah begini, lebih baik dilanjutkan saja,” ujarnya.
Sejumlah warga mengungkapkan bahwa pembangunan JLNT sempat menuai penolakan pada masa awal pengerjaannya karena dinilai tidak melibatkan masyarakat dan tidak ada sosialisasi Analisis Dampak Lingkungan (Amdal). Kekhawatiran juga muncul karena proyek dibangun di dekat tanggul, yang dinilai dapat meningkatkan risiko banjir.
Meski sempat ditolak, proyek tetap dilanjutkan hingga kemudian terhenti tanpa kejelasan. Tono menduga persoalan lahan menjadi salah satu kendala utama. “Katanya ada masalah lahan. Tapi enggak pernah dijelaskan ke warga,” katanya.
Hingga kini, belum ada penjelasan resmi dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait kelanjutan atau evaluasi proyek JLNT Pluit. Warga berharap pemerintah segera mengambil langkah tegas untuk menyelamatkan proyek ini agar tidak menjadi warisan infrastruktur yang sia-sia. (HDS)