Pertunjukan Teater “Dicurangi Waktu” Persembahan Perdana Frater OFM sangat Memukau dan Menghibur Penonton

Rabu, 22 November 2023, Pukul 21:39 WIB

RADAR TANGSEL.RATAS – Pertunjukan Teater “Dicurangi Waktu” yang merupakan persembahan perdana dari para Frater OFM sangat memukau dan menghibur penonton. Pagelaran teater ini sekaligus untuk memperingati 40 Tahun Provinsi St. Michael Malaikat Agung Indonesia.

Para Frater dari tarekat OFM mempersembahkan pertunjukan teater yang berjudul “Dicurangi Waktu”. Yakni, sebuah pertunjukan teater yang mengisahkan tentang sejarah awal mula datangnya lima orang misionaris pertama OFM yang mendarat di Batavia tahun 1929.

“Pementasan hari ini adalah sebagai wujud perayaan dari persaudaraan OFM dalam rangka merayakan 40 Tahun Provinsi St. Michael Malaikat Agung Indonesia. Dan, berangkat dari peristiwa ini, maka ada suatu refleksi dari teman-teman OFM dan juga beberapa komunitas di dalamnya bahwa mereka ingin mewujudkan satu cerita tentang sejarah OFM dalam sebuah teater. Peristiwa yang menggambarkan bagaimana hadirnya OFM pertama dan pergumulannya di dalam menjalani panggilan dan misi mereka di Indonesia,” ucap Sutradara Teater, Laba.

Diadakan di dalam sebuah gedung yang berada di kawasan area Gereja Katolik Kramat, Jakarta Pusat, pertunjukan teater yang melibatkan banyak anggota Frater OFM ini dimulai tepat pada pukul 19.00 WIB. Dan, berdasarkan pantauan awak redaksi Kantor Berita ratas.id RADAR TANGSEL, pertunjukan teater “Dicurangi Waktu” dipadati oleh puluhan penonton yang hadir.

BACA JUGA :  Wuih! Singapura Dinobatkan Sebagai Negara Paling Bersih Korupsi di ASEAN, Bagaimana dengan Indonesia?

Para penonton pun tampak terpukau. Mereka sangat terhibur dengan pertunjukan tersebut.

“Saya berperan sebagai salah seorang misionaris, 1 di antara 5 misionaris yang pertama kali datang dari Belanda ke Indonesia. Jadi, ceritanya itu ketika mereka datang ke sini, kemudian mengalami berbagai pergolakan di Indonesia seperti bencana alam, perebutan kekuasaan di luar persaudaraan maupun di dalam, dll. Untungnya, dinamika tersebut tak sampai menimbulkan perpecahan. Karena, pada akhirnya, setelah 94 tahun meraga, proses-proses inilah yang telah mengantar pada penemuan wajah OFM saat ini,” papar Stefanus Harkam Nampung, OFM saat ditemui awak redaksi Kantor Berita ratas.id RADAR TANGSEL usai pertunjukan teater “Dicurangi Waktu” beberapa hari yang lalu di Gedung Vitra Ballroom, Kramat, Jakarta Pusat.

Menggambarkan tahun-tahun awal kedatangan misionaris Belanda ke Indonesia, kemudian beberapa putra pribumi juga ikut bergabung menjadi anggota OFM. Dan, mulai melebarkan sayap misinya ke beberapa daerah seperti Sunda, Jawa, Flores, daratan Timor hingga ke Papua.

Pertunjukan ini dibawakan dengan gaya aliran teater Surealis selama kurang lebih dua jam. Diakui oleh Stefan bahwa ia bersama dengan teman-teman, awalnya mengaku kesulitan dalam melakoni perannya masing-masing.

BACA JUGA :  Teror Baru Mengintai Bioskop! Falcon Pictures Rilis Film Shutter

Namun begitu, peran yang dimainkan oleh seluruh pemain teater di atas panggung, nyatanya mendapat respon yang sangat positif dari para penonton. Hal itu dikarenakan alur cerita yang disuguhkannya terbilang sangat apik untuk dinikmati mulai dari awal hingga akhir pertunjukan selesai.

“Ada beberapa di antara kami memang pemain teater. Tapi, karena yang ini ada musikalnya, jadi kami mengalami kebingungan, tak tahu harus bagaimana. Selain itu, kami juga harus bisa melakukan dialog percakapan dengan menggunakan aksen gaya bicara orang Belanda, kemudian menghafal lirik lagu, teks puisi serta melakukan kordinasi gerakan bersama dengan yang lain. Tantangannya ada di situ, jadi kami banyak belajar pada saat kemarin latihan intensif selama satu bulan setengah di setiap hari Jumat, Sabtu, dan Minggu,” aku Stefan OFM.

“Ini baru pertama kalinya pertunjukan sebuah teater bisa dinikmati oleh kalangan Gereja Katolik. Pemain yang terlibat ada sekitar 67 orang yang terdiri dari teman-teman Frater OFM, Panti Asuhan Santo Yoseph dan OMK. Mengenai kesulitan yang teman-teman alami itu karena mereka baru pertama kali. Jadi, belum tahu untuk bagaimana dan seperti apa. Karena, segala macam kesulitan dalam teater itu biasa. Bila ada kesulitan, artinya memang di situ prosesnya,” pungkas Laba. (SAN)

BACA JUGA :  Edan! Habiskan Sekitar Rp 25 Miliar, "Buya Hamka" Jadi Film Berbiaya Termahal di Indonesia?

Latest

Teror Baru Mengintai Bioskop! Falcon Pictures Rilis Film Shutter

RATAS –  Jagat hiburan tanah air kembali geger. Falcon Pictures resmi merilis poster dan trailer film horor fenomenal Shutter yang dijadwalkan tayang 30 Oktober 2025. Diadaptasi dari horor...

Malam Anugerah Jakarta Millenial Film Festival 2025: Melahirkan Sineas Muda Berkarakter

RATAS – Malam Anugerah Jakarta Millenial Film Festival (JMFF) 2025 sukses digelar pada Jumat malam, 15 Agustus 2025 di Gedung Kesenian Jakarta, Pasar Baru, Jakarta Pusat. Acara puncak yang...

Daftar Lengkap Film yang akan Tayang Agustus 2025

RATAS – Sederet film lokal hingga interloka akan menghiasi layar bioskop Indonesia pada bulan Agustus 2025. Pada bulan Juli didominasi oleh genre horor, sedangkan pada Agustus 2025 para pecinta...

Bamsoet Dorong Film Indonesia Sebagai Wajah Budaya Bangsa

RATAS - Anggota DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menuturkan, sinema merupakan salah satu bentuk seni yang memiliki kekuatan besar dalam menggambarkan identitas dan ragam budaya bangsa. Perkembangan...

Ikuti Festival Film Cannes, JXB Tawarkan Lokasi Syuting di Jakarta

RATAS - Jakarta Experience Board (JXB)/PT Jakarta Tourisindo (Perseroda) hadir di Festival Film Cannes 2025. JXB promosikan Jakarta sebagai lokasi syuting bertaraf internasional kepada pelaku...
3984931246225911134
CMS-Critic-Banner-300x600