Antisipasi Gempa, BNPB Sarankan Desain Gedung Pemerintahan di Jakarta Harus Tahan Gempa 7 SR

Selasa, 27 Desember 2022, Pukul 11:59 WIB
Berada di wilayah yang rawan gempa, gedung-gedung perkantoran di Jakarta memang wajib dirancang tahan gempa. Kabar baiknya, mayoritas pencakar langit terbaru di Jakarta sedari awal memang dirancang mampu bertahan dari dampak gempa hingga kekuatan 8 skala richter. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono melakukan kunjungan ke kantor pusat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Selasa (27/12/2022).

Dikutip dari suara.com (27/12), kedatangannya itu bertujuan untuk membahas sejumlah hal terkait bencana di Jakarta dengan Ketua BNPB Suharyanto. Pertemuan keduanya berlangsung selama satu jam sejak pukul 08.30 WIB.

Usai melakukan pembahasan sejumlah hal di dalam kantor BNPB, Heru mengaku menerima sejumlah saran dari Suharyanto terkait pencegahan bencana di Jakarta dengan belajar dari kota di negara lain yang rawan bencana.

“Tadi kepala BNPB menyampaikan adanya pencegahan. Maka beliau menyarankan belajar dari kota-kota lain di mana banyak bencana dan menimbulkan kerugian yang cukup besar,” tutur Heru kepada wartawan.

Salah satu saran yang Heru terima adalah mengubah desain gedung pemerintahan di Jakarta. Desain baru ini dianjurkan agar kuat tahan gempa 7 skala richter. “Maka tadi beliau menyarankan misalnya untuk perencanaan sekolah, rumah sakit, dan infrastruktur atau bangunan milik pemerintah itu harus konsepnya misalnya di atas 7 skala richter,” papar Heru.

BACA JUGA :  Astaga! Anggaran Mobil Listrik untuk PNS Nyaris Rp 1 Miliar?

Dengan desain gedung tahan gempa ini, maka apabila sewaktu-waktu terjadi gempa, pemerintah tak akan mengalami kerugian yang cukup besar. “Jadi didesain seperti itu. Sehingga pencegahannya dapat direncanakan,” tuturnya.

Sebagaimana diketahui, Jakarta disebut tetap menjadi wilayah yang rawan terdampak guncangan meskipun tak punya sumber gempa di wilayahnya.

Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono, fenomena ini disebabkan karena tanah di bawah Jakarta merupakan tanah lunak.

“Rambatan gempa dari jauh yang justru terasa hebat di Jakarta disebut fenomena “efek tapak” atau local site effect, di mana kondisi tanah suatu wilayah tak bisa meredam guncangan,” tutur Daryono beberapa waktu lalu, dikutip dari Kompas.com.

Daryono juga menjelaskan bahwa tanah di bawah Jakarta didominasi tanah aluvial hasil endapan ratusan atau ribuan tahun dari erosi di pegunungan wilayah Bogor. (BD)

Latest

Heboh Panen Padi di Hari Kesaktian Pancasila! Garuda Astacita Nusantara dan Yayasan Bhakti Bela Negara Kompak Kawal Ketahanan Pangan  

RATAS –  Di momentum Hari Kesaktian Pancasila, 1 Oktober 2025, DPP Garuda Astacita Nusantara (GAN) turun langsung ke Desa Pamengkang, Serang, Banten, memenuhi undangan Yayasan Bhakti Bela Negara...

Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk dan Telan Korban Jiwa, Begini Respons DPR

RATAS –  Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan duka cita terkait insiden ambruknya musala di pondok pesantren Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur yang menelan tiga korban...

Tok! Razman Nasution Divonis 1,5 Tahun Penjara

RATAS — Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara menjatuhkan vonis 1,5 tahun penjara kepada Razman Arif Nasution terkait perkara pencemaran nama baik Hotman Paris Hutapea. Amar putusan...

Madagaskar Dilanda Gelombang Protes Besar-besaran! Presiden Bubarkan Pemerintahan 

RATAS – Presiden Madagaskar Andry Rajoelina memutuskan membubarkan pemerintahannya setelah gelombang protes besar-besaran oleh generasi muda atau gen Z. Dilansir dari The Guardian, aksi...

Sang Alang Kritik Peran Relawan, Program MBG, dan Kebijakan Razia Kendaraan Bobby Nasution

Sang Alang Kritik Peran Relawan, Program MBG, dan Kebijakan Razia Kendaraan Bobby Nasution RATAS.id — HR. Sang Alang Hardjono, atau yang dikenal sebagai Sang Alang—pencipta lagu fenomenal...
3984931246225911134
CMS-Critic-Banner-300x600