Indonesia Mantapkan Diplomasi Ekonomi Global Lewat IEU–CEPA dan ICA–CEPA
RATAS.id – Indonesia resmi mencatatkan tonggak penting dalam diplomasi ekonomi global setelah menyelesaikan dua perjanjian strategis internasional, yakni Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU–CEPA) dan Indonesia–Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA–CEPA). Kedua kesepakatan ini menjadi simbol penguatan posisi Indonesia dalam percaturan perdagangan dunia serta membuka akses pasar baru ke Eropa dan Amerika Utara.
Penandatanganan ICA–CEPA berlangsung di Ottawa pada Rabu (24/09) dan disaksikan langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto serta Perdana Menteri Kanada Mark Carney. Sehari sebelumnya di Bali, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Komisioner Perdagangan dan Keamanan Ekonomi Komisi Eropa Maroš Šefčovič melakukan penandatanganan serta pengumuman bersama Kesepakatan Substantif IEU–CEPA.
“Kedua kesepakatan ini menjadi bukti konsistensi Indonesia dalam memperjuangkan kepentingan nasional di tengah dinamika perdagangan global,” ujar Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Haryo Limanseto. Menurutnya, kerja sama tersebut bukan hanya memperkuat posisi tawar Indonesia, tetapi juga menjamin manfaat langsung bagi pelaku usaha dan masyarakat.
*Peluang Ekspor dan Penguatan Neraca Perdagangan*
Pengamat ekonomi Sunarsip menilai Uni Eropa adalah mitra dagang utama Indonesia dengan kontribusi sekitar 10 persen terhadap total ekspor nasional. Komoditas strategis seperti mineral logam untuk otomotif, besi dan baja, elektronik, serta CPO dan minyak nabati banyak diserap industri di kawasan tersebut.
“Dengan IEU–CEPA, komoditas unggulan ini akan memperoleh akses pasar yang lebih luas dan kompetitif,” jelas Sunarsip. Ia menyebut perjanjian ini juga dapat menjadi penopang penting di tengah melemahnya permintaan dari mitra dagang lain seperti Tiongkok dan India, sekaligus menjadi alternatif strategis menghadapi kebijakan tarif tidak seimbang di Amerika Serikat.
“Kebijakan IEU–CEPA pada akhirnya akan memperkuat surplus neraca perdagangan dan cadangan devisa Indonesia,” tambahnya.
*Perlu Komunikasi Publik dan Afirmasi bagi UMKM*
Meski sangat strategis, manfaat kesepakatan tersebut baru terasa apabila dijabarkan dalam kebijakan turunan yang menyentuh pelaku usaha di berbagai lapisan, termasuk UMKM. Pengajar Universitas Indonesia, Firman Kurniawan, menekankan pentingnya strategi komunikasi yang efektif.
“Pemerintah perlu menggunakan pendekatan komunikasi multistep agar substansi teknis CEPA dapat diterjemahkan ke bahasa yang praktis dan relevan bagi pelaku UMKM,” ujarnya. Menurutnya, publik hanya akan merespons jika melihat manfaat langsung bagi lapangan kerja, harga produk, atau peluang usaha.
Firman juga menekankan perlunya keterlibatan media arus utama dan digital untuk mencegah misinformasi sekaligus memperluas pemahaman masyarakat mengenai dampak positif dari perjanjian ini.
Dengan tercapainya IEU–CEPA dan ICA–CEPA, Indonesia kini memasuki babak baru diplomasi ekonomi global—tidak hanya sebagai pasar, tetapi sebagai mitra strategis yang diperhitungkan dalam rantai pasok dunia.