RATAS – Hubungan pemerintah Thailand dengan Kamboja belum membaik pasca-kesepakatan gencatan senjata yang telah disepakati pada Selasa (29/7) lalu.
Dilansir dari The Guardian, hubungan dua negara bertetangga tersebut memanas lantaran Thailand kembali menuduh bahwa Kamboja telah melakukan pelanggaran gencatan senjata.
Kementerian Luar Negeri Thailand dalam laporannya menyebut bahwa pasukannya yang berada di provinsi Sisaket diserang oleh militer Kamboja.
Serangan Kamboja tersebut menggunakan senjata ringan dan granat serta berlangsung hingga Rabu (30/7) pagi.
Pemerintah Thailand menyebut bahwa aksi penyerangan tersebut sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap kesepakatan damai.
Juru bicara pemerintah Thailand Jirayu Huangsab membenarkan adanya bentrokan semalam. Dia menegaskan pihaknya mengendalikan situasi dan kondisi di sepanjang perbatasan kembali normal sejak pukul 08.00 pagi Rabu (30/7).
Di sisi lain, pihak Kamboja membantah telah melanggar kesepakatan gencatan senjata seperti yang dituduhkan oleh Thailand tersebut.
Sebelumnya, kedua negara telah mengevakuasi lebih dari 300.000 warga dari wilayah perbatasan akibat intensitas bentrokan yang tinggi selama lima hari.
Pertempuran sengit selama lima hari tersebut dilaporkan menewaskan setidaknya 43 orang dari kedua pihak, dan memicu evakuasi massal.
Gencatan senjata yang disepakati sejak Selasa (29/7/2025) dini hari sebenarnya sudah dimulai dengan kondisi yang tidak stabil.
Thailand bahkan menuduh Kamboja melanjutkan serangan dalam upaya yang dianggap merusak kepercayaan bersama.
Meski begitu, pertemuan antara komandan militer kedua negara tetap berlangsung sebagai bagian dari implementasi kesepakatan damai.
Dalam pertemuan tersebut, disepakati langkah-langkah de-eskalasi, termasuk penghentian pergerakan pasukan dan pengiriman bala bantuan yang bisa memicu kesalahpahaman.
Namun demikian, juru bicara pusat krisis perbatasan Thailand Maratee Nalita Andamo mengingatkan bahwa situasi masih sangat rapuh.
Dia menekankan bahwa kondisi tersebut terutama terjadi pada hari-hari awal pelaksanaan gencatan senjata.
Otoritas kedua negara diharapkan dapat menahan diri dan menjalankan komitmen damai secara konsisten guna mencegah eskalasi lebih lanjut.