Thailand Tuding Kamboja Langgar Kesepakatan Gencatan Senjata 

Kamis, 31 Juli 2025, Pukul 19:52 WIB
Artileri Thailand Melepaskan Tembakan ke Wilayah Kamboja pada hari kedua pertikaian, Jumat (25/07). (Foto: Reuters)

RATAS – Hubungan pemerintah Thailand dengan Kamboja belum membaik pasca-kesepakatan gencatan senjata yang telah disepakati pada Selasa (29/7) lalu.

Dilansir dari The Guardian, hubungan dua negara bertetangga tersebut memanas lantaran Thailand kembali menuduh bahwa Kamboja telah melakukan pelanggaran gencatan senjata.

Kementerian Luar Negeri Thailand dalam laporannya menyebut bahwa pasukannya yang berada di provinsi Sisaket diserang oleh militer Kamboja.

Serangan Kamboja tersebut menggunakan senjata ringan dan granat serta berlangsung hingga Rabu (30/7) pagi.

Pemerintah Thailand menyebut bahwa aksi penyerangan tersebut sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap kesepakatan damai.

Juru bicara pemerintah Thailand Jirayu Huangsab membenarkan adanya bentrokan semalam. Dia menegaskan pihaknya mengendalikan situasi dan kondisi di sepanjang perbatasan kembali normal sejak pukul 08.00 pagi Rabu (30/7).

Di sisi lain, pihak Kamboja membantah telah melanggar kesepakatan gencatan senjata seperti yang dituduhkan oleh Thailand tersebut.

Sebelumnya, kedua negara telah mengevakuasi lebih dari 300.000 warga dari wilayah perbatasan akibat intensitas bentrokan yang tinggi selama lima hari.

BACA JUGA :  Dimediatori Anwar Ibrahim, Thailand dan Kamboja Sepakat Gencatan Senjata 

Pertempuran sengit selama lima hari tersebut dilaporkan menewaskan setidaknya 43 orang dari kedua pihak, dan memicu evakuasi massal.

Gencatan senjata yang disepakati sejak Selasa (29/7/2025) dini hari sebenarnya sudah dimulai dengan kondisi yang tidak stabil.

Thailand bahkan menuduh Kamboja melanjutkan serangan dalam upaya yang dianggap merusak kepercayaan bersama.

Meski begitu, pertemuan antara komandan militer kedua negara tetap berlangsung sebagai bagian dari implementasi kesepakatan damai.

Dalam pertemuan tersebut, disepakati langkah-langkah de-eskalasi, termasuk penghentian pergerakan pasukan dan pengiriman bala bantuan yang bisa memicu kesalahpahaman.

Namun demikian, juru bicara pusat krisis perbatasan Thailand Maratee Nalita Andamo mengingatkan bahwa situasi masih sangat rapuh.

Dia menekankan bahwa kondisi tersebut terutama terjadi pada hari-hari awal pelaksanaan gencatan senjata.

Otoritas kedua negara diharapkan dapat menahan diri dan menjalankan komitmen damai secara konsisten guna mencegah eskalasi lebih lanjut.

Latest

Madagaskar Dilanda Gelombang Protes Besar-besaran! Presiden Bubarkan Pemerintahan 

RATAS – Presiden Madagaskar Andry Rajoelina memutuskan membubarkan pemerintahannya setelah gelombang protes besar-besaran oleh generasi muda atau gen Z. Dilansir dari The Guardian, aksi...

Terseret Kasus Suap! Mantan Menteri Pertanian China Dihukum Mati

RATAS - Eks Menteri Pertanian dan Pedesaan China Tang Renjian divonis hukuman mati dengan penangguhan eksekusi selama dua tahun pada Minggu (28/9). Dikutip dari laman Times of India, Senin (29/9),...

Indonesia Mantapkan Diplomasi Ekonomi Global Lewat IEU–CEPA dan ICA–CEPA

Indonesia Mantapkan Diplomasi Ekonomi Global Lewat IEU–CEPA dan ICA–CEPA RATAS.id – Indonesia resmi mencatatkan tonggak penting dalam diplomasi ekonomi global setelah menyelesaikan dua...

Diguncang Ledakan Dahsyat! Layanan Digital Pemerintah Korea Selatan Lumpuh 

RATAS – Wilayah Daejeon, Korea Selatan diguncang ledakan hebat pada Jumat (26/9) waktu setempat. Insiden tersebut dikabarkan telah melumpuhkan 600 layanan dan sistem pemerintah Korea...

Filipina Digulung Badai Bualoi! Ratusan Orang Diungsikan

RATAS – Badai besar bernama Bualoi menghantam Filipina hingga menyebabkan beberapa orang tewas, dan ratusan diungsikan. Dilansir dari CNA, badai Bualoi bergerak dengan kecepatan angin...
3984931246225911134
CMS-Critic-Banner-300x600