RATAS – Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan duka cita terkait insiden ambruknya musala di pondok pesantren Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur yang menelan tiga korban jiwa.
“Pemerintah harus memastikan setiap santri belajar dan beribadah di tempat yang aman, layak, dan bermartabat,” kata Puan dalam keterangannya, Selasa (30/9).
Politikus PDIP ini mengapresiasi Tim SAR yang bergerak cepat. Dia pun menegaskan, proses penyelamatan harus mengutamakan keamanan santri.
“Yang paling penting, evakuasi harus memprioritaskan keselamatan dan keamanan para santri yang masih terjebak di reruntuhan bangunan,” kata Puan
Puan menilai, peristiwa ini menjadi peringatan keras bagi pemerintah mengenai pentingnya standar keselamatan bangunan fasilitas pendidikan dan keagamaan.
“Negara harus hadir memastikan setiap pembangunan fasilitas publik untuk anak-anak dilakukan sesuai kaidah konstruksi yang benar dan diawasi secara ketat,” kata dia.
Puan mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk memberikan pendampingan kepada Ponpes Al Khoziny, baik secara teknis maupun psikologis.
Menurutnya, Kementerian PUPR, Kementerian Agama, dan pemerintah daerah perlu melakukan audit bangunan sekaligus memberikan trauma healing bagi para korban.
Selain penanganan darurat, Puan meminta pemerintah menyiapkan langkah jangka panjang berupa regulasi dan pengawasan ketat pembangunan sarana pendidikan dan keagamaan.
“Negara tidak boleh abai terhadap hak dasar anak untuk mendapatkan lingkungan pendidikan dan keagamaan yang sehat serta terlindungi dari risiko bencana dan kecelakaan teknis,” jelas dia.
Tiga Santri Meninggal
Insiden ambruknya bangunan musala tiga lantai di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur terjadi pada Senin (29/9) sore.
Saat kejadian, diketahui ada puluhan hingga ratusan santri sedang melaksanakan Salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.
Berdasarkan data Kantor SAR Surabaya hingga Selasa (30/9) siang, terdapat 102 orang santri menjadi korban dalam peristiwa ini. Dari jumlah itu, tiga orang di antaranya dilaporkan meninggal dunia.
Adapun, tiga orang itu sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Dua korban meninggal dunia di RSUD dr R.T. Notopuro Sidoarjo.
Keduanya ialah Mochammad Mashudul Haq (14 tahun), warga Kali Kendal, Dukuh Pakis, Surabaya, dan Muhammad Soleh (22) asal Tanjung Pandan, Bangka Belitung. Sementara satu korban meninggal di RSI Siti Hajar.
“Sementara jenazah Muhammad Soleh langsung diterbangkan ke Bangka Belitung,” ujar Direktur Utama RSUD Sidoarjo Atok Irawan, Selasa (30/9).