Ketika Langit Meredup, 7 Hikmah Gerhana Ini Menyentuh Relung Hati

Minggu, 07 September 2025, Pukul 23:34 WIB
Gerhana bulan. (Sumber: BMKG)

RATAS– Saat langit meredup dan cahaya terhalang bayangan, sejatinya alam sedang melantunkan zikir. Gerhana bukan sekadar fenomena, tetapi ayat Allah yang mengajak manusia untuk merenung, bersujud, dan kembali menyadari betapa kecilnya kita di hadapan-Nya.

Ada sejumlah hikmah yang bisa direnungkan atas peristiwa gerhana, di antaranya sebagaimana diungkap oleh Imam Ibnul Mulaqqin dalam kitab At-Taudhih li Syarhil Jami`is Shahih, (Qatar: Wizaratul-Auqaf was Syu’unil Islamiyah: 2008), juz VIII, halaman 302, sebagaimana berikut:

  1. Bukti Kekuasaan Allah
    Peristiwa gerhana menunjukkan bukti kekuasaan Allah atas seluruh alam semesta. Bulan dan matahari yang mempunyai daya dan energi luar biasa itu tunduk sepenuhnya di bawah kendali Allah. Atas kuasa-Nya, kedua benda raksasa itu tetap berada di dalam orbit yang telah ditetapkan namun tidak saling bertabrakan.
  2. Bulan dan Matahari Tidak Layak Disembah
    Gerhana seolah menunjukkan bahwa bulan maupun matahari tidak layak untuk disembah. Alasannya karena kedua benda langit ini memiliki kelemahan dengan hilangnya cahaya dan fungsinya, lalu atas kehendak Allah semuanya dipulihkan kembali. Peristiwa ini membuktikan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Sempurna dan wajib untuk disembah.
  3. Menyadari Kehadiran Bulan dan Matahari
    Ketika pergerakan alam semesta berjalan dengan normal, terkadang manusia lupa akan kehadiran bulan dan matahari yang telah memberi manfaat besar untuk kehidupan sehingga lupa untuk bersyukur. Padahal, keduanya merupakan bagian dari nikmat Allah. Dengan adanya gerhana seolah menyadarkan kembali akan kehadiran nikmat Allah karena biasanya manusia baru menyadari betapa berharganya sesuatu ketika sesuatu itu hilang atau berubah.
  4. Pengingat Hari Kiamat
    Fenomena gerhana bisa menjadi pengingat akan datangnya peristiwa dahsyat yang terjadi pada hari kiamat. Gambaran tersebut telah disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Qiyamah ayat 8-9, sebagaimana berikut:
BACA JUGA :  Media Berperan dalam Sosialisasikan Perluasan Kesempatan Kerja untuk Masyarakat

وَخَسَفَ القَمَرُ (٨) وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالقَمَرُ (٩

Artinya: “Dan bulan pun telah hilang cahayanya(8), serta matahari dan bulan dikumpulkan(9),”

Ayat tersebut menyiratkan bagaimana peristiwa kiamat itu terjadi sehingga melalui gerhana, umat manusia bisa ingat dan sadar bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara. Dengan begitu bisa meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta istiqamah dalam ibadah sebagai bekal untuk kehidupan berikutnya.

  1. Gambaran Kasih Sayang Allah

Gerhana bisa dipandang sebagai gambaran kasih sayang Allah kepada makhluk-Nya. Sebelumnya, matahari dan bulan berjalan normal dalam garis edar, lalu terjadi perubahan dalam peredarannya, kemudian Allah mengembalikan lagi sebagaimana semula. Begitu pun dalam kehidupan manusia, tidak semuanya berjalan dengan ‘terang’ dan mulus karena ada fase ‘gelap’ yang menjadi dinamika kehidupan. Ketika kesulitan dilalui dan dinikmati dengan penuh kesabaran, tawakal, dan ikhtiar maksimal, pada akhirnya Allah akan memberikan berbagai kemudahan. Allah berfirman dalam surat Al-Insyirah ayat 5-6:

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (٥) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا(٦

BACA JUGA :  Jumlah Penghasilan Najwa Shihab Mencengangkan, tapi Menurun Setelah Ribut dengan Nikita Mirzani?

Artinya: “Maka, sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.”

  1. Mengingatkan pada Ujian Hidup
    Gerhana menggambarkan seakan-akan Allah sedang memberikan ‘musibah’ kepada bulan dan matahari yang tidak memiliki dosa. Hal ini memberikan pelajaran bahwa terkadang Allah memberikan musibah atau ujian kepada orang saleh agar bisa naik derajat. Tidak sedikit dari para nabi, wali, dan orang-orang saleh diuji dengan berbagai hal yang pada akhirnya mengantarkan mereka pada derajat spiritual yang tinggi.
  2. Merenungi Makna Ibadah
    Sebagian umat Islam ada yang menjalankan shalat wajib hanya sebagai rutinitas harian tanpa disertai rasa takut dan penghayatan terhadap kebesaran Allah. Dengan adanya gerhana, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan shalat sunnah gerhana yang di dalamnya bisa menumbuhkan ketakutan kepada Allah dan merasakan keagungan-Nya.

Dengan demikian, gerhana bukan sekadar fenomena astronomi biasa yang menakjubkan, melainkan juga sebuah momentum spiritual yang sarat makna. Di dalamnya terdapat hikmah yang bisa dijadikan sebagai sarana merenungi, bersyukur, dan memperkuat hubungan dengan Allah (hablum minallah). Wallahu a’lam. (*)

BACA JUGA :  Wamendag RI: Indonesia Sedang Membangun Ekosistem Aset Kripto yang Aman

Latest

Ketua Pusbakum Satria Advokasi Wicaksana DKI Jakarta Dukung Asta Cita Presiden Prabowo 

RATAS - Pusat Bantuan Hukum (Pusbakum) Satria Advokasi Wicaksana Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) DKI Jakarta mendukung progam Asta Cita Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto terkait swasembada...

Kemenkomdigi Bekukan Sementara Izin TikTok

RATAS – Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) aplikasi media sosial (medsos) TikTok dibekukan sementara oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) Direktur Jenderal...

Korban Tewas Tragedi Musala Ponpes Al Khozyni Ambruk Bertambah 13 Orang 

RATAS – Korban meninggal pada tragedi ambruknya gedung Musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur bertambah menjadi 13 orang. Informasi itu diungkapkan Kepala Kantor SAR...

SPPG Polri Sebut Terapkan Sanitasi Super Ketat Cegah Keracunan MBG

RATAS– Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polri menerapkan standar sanitasi yang ketat demi memastikan program Makan Bergizi Gratis (MBG) aman dan higienis bagi siswa penerima...

BNN dan Polri Perkuat Sinergi, Ungkap 1,7 Ton Narkotika di Sumut dan Aceh

BNN dan Polri Perkuat Sinergi, Ungkap 1,7 Ton Narkotika di Sumut dan Aceh RATAS.id - Badan Narkotika Nasional (BNN) bersama Kepolisian Republik Indonesia (Polri) terus memperkuat sinergi dalam...
3984931246225911134
CMS-Critic-Banner-300x600