RATAS – Kemacetan lalu lintas menjadi tantangan utama bagi para pengembang kota mandiri, khususnya di kawasan Serpong, Tangerang. Menjawab persoalan ini, tiga pengembang besar—Paramount Land, Sinar Mas Land, dan Summarecon—berkolaborasi membangun jalan tembus baru guna mengurai kepadatan arus kendaraan.
Jalan tembus tersebut diresmikan pada Januari 2025 dan menghubungkan dua kawasan besar: Boulevard Gading Serpong dan Boulevard BSD City. Jalan ini memiliki lebar total 45 meter, masing-masing jalur 13,5 meter yang terdiri dari empat lajur kendaraan. Di sisi jalan juga disiapkan bahu jalan selebar 4 meter untuk pejalan kaki, lanskap, dan utilitas, serta median jalan selebar 10 meter.
Direktur Planning & Design Paramount Land, Henry Napitupulu, menjelaskan bahwa infrastruktur jalan ini dibangun untuk mendukung pertumbuhan aktivitas bisnis dan memudahkan mobilitas warga Gading Serpong dan BSD City.
“Faktanya, lebih dari 100 bisnis baru dibuka setiap bulan di Gading Serpong. Ini menjadikan kawasan ini sebagai pusat kuliner, bisnis, perkantoran, dan hiburan yang terintegrasi,” ungkap Henry dalam keterangannya, Selasa (29/7/2025).
Sebagai kota mandiri regional, Gading Serpong kini dihuni sekitar 120 ribu jiwa dalam lebih dari 40 klaster perumahan. Tak kurang dari 48 titik komersial telah dikembangkan, dengan total puluhan ribu unit ruko yang menopang aktivitas ekonomi warga.
Henry mencatat, setiap hari sekitar 385 ribu kendaraan melintasi kawasan Gading Serpong—atau sekitar 15 ribu kendaraan per jam. Ini belum termasuk arus komuter dari kota satelit di sekitarnya.
“Kepadatan lalu lintas paling tinggi terjadi pada pagi hari pukul 07.00–09.00 WIB dan sore hari pukul 16.00–18.00 WIB, terutama di Bundaran Gading Serpong, Paramount Plaza, Pisa Grande, dan Simpang Pasadena,” jelasnya.
Untuk mendukung pelebaran Jalan Boulevard dan ruas jalan di depan Pasar Modern Paramount, pengembang juga menambah jumlah titik putar balik (u-turn) dari semula 6 menjadi 9 titik.
Direktur Estate Management Paramount Land, Oktavianus Ekowibowo, menyatakan bahwa modifikasi ini bertujuan memperlancar arus lalu lintas dan memperbaiki landscape median serta tanggul di sepanjang jalan utama.
Beberapa titik u-turn strategis antara lain:
“U-turn ini memberi alternatif perubahan arah kendaraan tanpa harus melalui simpang besar. Namun tetap perlu perencanaan yang matang agar tidak menimbulkan kemacetan baru,” tambah Ekowibowo.
Menanggapi inisiatif ini, Nirwono Yoga, pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, menekankan pentingnya penataan akses jalan untuk mendukung mobilitas warga di kota mandiri.
“Titik putaran balik harus dirancang dengan simulasi matang. Idealnya, keberadaan u-turn bisa menurunkan kepadatan jalan pada jam-jam sibuk secara signifikan. Simulasi itu penting agar manfaatnya bisa dirasakan masyarakat,” tutup Nirwono.(HDS)