RADAR TANGSEL RATAS – Usai merger 1 tahun, PT. Pelabuhan Indonesia/Pelindo (Persero) Regional IV memiliki target dapat memberi kontribusi ke negara secara maksimal dengan pelayanan profesional. Hal itu seperti yang diungkapkan Regional Head 4 Pelindo, Enriany Muis.
“Target Pelindo hingga tahun ini (2022) adalah bagaimana tetap memberikan kontribusi kepada negara melalui peningkatan pembayaran deviden, konsesi dan PNBP melalui peningkatan kinerja operasional,” ujarnya dengan diampingi Division Head Operasi Pelindo Regional IV, Yusida M. Palesang.
Kepada awak redaksi Kantor Berita RADAR TANGSEL ratas.id, Selasa (20/9/2022), Enriany mengatakan, melalui peningkatan kinerja operasional dan pelayanan secara profesional customer satisfaction (kepuasan pelanggan) dapat dipertahankan. “Kemudian, kami mempunyai target meningkatkan layanan jasa pelabuhan berbasis teknologi,” ucapnya melalui pesan WhatsApp (WA).
Kemudian, kata Enriany, Pelindo Regional IV menargetkan dapat melakukan pengoperasian pelabuhan milik pemerintah ini dengan baik. “Juga meningkatan layanan penumpang, layanan kapal melalui jaminan Service Level Guarantee dan Sevice Level Agreement,” paparnya.
Diketahui, pascamerger, kinerja PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Persero Regional 4 ini semakin tokcer. Yakni, kinerjanya meningkat dua kali lipat dari yang sebelumnya.
PT. Pelabuhan Indonesia Regional 4 yang berada di Makassar, saat ini, kinerja perseroannya terus mengalami peningkatan pascamerger 1 tahun lalu. PT. Pelabuhan Indonesia (Persero) Pelindo Regional 4 sendiri merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bergerak dalam bidang kepelabuhan.
Dan, saat ini, banyak melakukan langkah baru pascapelabuhan berplat merah tersebut merger 1 tahun yang lalu. PT. Pelabuhan Indonesia (Persero) Pelindo Regional 4 sendiri didirikan pada tanggal 19 Oktober 1991 dan beroperasi di Indonesia bagian timur serta berkantor pusat di Makassar.
Wilayah operasionalnya terdiri dari 17 pelabuhan cabang, 3 anak perusahaan, dan 1 afiliasi yang tersebar dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Maluku, Maluku Utara, Papua. Serta, Papua Barat.
Yang menarik, pascamerger satu tahun yang lalu, perkembangan Pelindo Regional 4 sangat bagus. Hal itu diakui Enriany.
“Pascamerger pada tangga 01 Oktober 2022, perkembangan yang terdapat pada regional 4 di antaranya adanya pengelolaan segmen bisnis yang dilaksanakan secara profesional melalui anak perusahaan, yang secara khusus mengelola segmen bisnis, baik pelayanan kapal (PT Pelindo Jasa Maritim), pelayanan barang (PT Pelindo Multi Terminal), pelayanan peti kemas (PT Pelindo Terminal Petikemas) dan pelayanan logistik (PT Pelindo Solusi Logistik),” papar Enriany.
Saat ini, Pelindo Regional IV pascamerger memiliki enam program strategis yang dilaksanakan secara bertahap. “Untuk saat ini, program strategis di Pelabuhan Makassar dilaksanakan secara bertahap. Hal ini sejalan dengan program Stranas Penanggulangan Korupsi (Stranas PK) seperti transformasi/change managemement (layanan peti kemas) E-Pass (Electronic Passanger), implementasi aplikasi Phinisi untuk layanan kapal yang akan diterapkan di seluruh Regional PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo, dan terintegrasi dengan sistem Inaport Net dari Kementerian Perhubungan,” urai Enriany.
Nah, dari program yang ada
Dominasi pendapatan untuk Pelindo pra dan pascamerger masih didominasi oleh segmen pelayanan terminal baik peti kemas maupun konvensional, kata Enriany. Saat ditanya, apakah, sebelum dan sesudah merger, ada perbedaan dari segi tarif, sistem pelayanan, dan lain-lain untuk konsumen di pelabuhan?
Enriany mengatakan, mengingat untuk penyesuaian tarif memerlukan proses dan waktu yang cukup lama yaitu melalui kesepakatan dengan pemakai jasa dan persetujuan dari Kementerian terkait (Kementerian Perhubungan dan Menko Marves), pascamerger tidak terdapat perubahan tarif. “Sama tarifnya dengan sebelum merger,” imbuhnya.
Pada 2023, Pelindo Regional IV memiliki rencana serta strategi antara lain optimalisasi gudang, digitalisasi layanan dan penumpang non-tunai, ungkap Enriany. “Lalu, standardisasi operasi pelayanan kapal dan peti kemas serta konvensional, pengembangan Makassar New Port, pengembangan infrastruktur di Kawasan Timur Indonesia,” sebutnya.
Kemudian, tukas Enriany, bekerja sama dan melakukan komersialisasi regional dengan grup Pelindo (subholding, anak perusahaan, cucu perusahaan). “Melakukan pemenuhan persyaratan sertifikasi standar pengamanan aset, review struktur organisasi dan pengembangan serta pemeliharaan peralatan pelabuhan,” ia menguraikan.
Dirinya pun berharap, Pelindo Regional 4 ke depan dapat melaksanakan standardisasi dan sistemasi operasional untuk meningkatkan efisiensi sehingga tercipta revenue uplift dan efisiensi. “Lalu, melakukan digitalisasi dan sistemasi operasi kepelabuhanan. Kemudian, mengoptimalisasikan aset yang ada (lahan dan properti), penghematan biaya melalui relokasi aset,” cetusnya.
Juga, mengembangkan infrastruktur dan peralatan pelabuhan. “Serta, melakukan pengoperasian TUKS bekerja sama dengan BUMN dan swasta. Dan, kerja sama dengan kawasan dan industri juga penerapan green port,” tandasnya.
Ia menyadari, tantangan yang dihadapi saat ini oleh Regional 4 adalah bagaimana mengoptimalkan dan memaksimalkan sumber daya manusia (SDM) yang masih terbatas. “Baik itu dari sisi peralatan pelabuhan maupun SDM yang masih memerlukan peningkatan kompetensi dan kapabilitas untuk mendukung program korporasi yaitu digitalisasi dan sistemasi layanan jasa kepelabuhanan baik itu pelayananan kapal maupun pelayanan terminal. Tapi, kami optimis mampu menghadapi semua tantangan itu. (SAN)