RADAR TANGSEL RATAS – Baru-baru ini, Partai Golkar menegaskan tidak ada wacana untuk mengubah keputusan Munas, sehingga tetap mendorong Ketua Umum Airlangga Hartarto menjadi calon presiden (capres) pada Pilpres 2024.
“Tidak ada wacana apa pun untuk mengubah putusan munas,” kata Ketua DPP Golkar Dave Akbarshah Fikarno, Jakarta, Jumat 18 November 2022, dikutip dari Liputan6.com (19/11).
Pernyataan itu merupakan tanggapan Golkar atas hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang menyebutkan suara partai beringin itu akan terdongkrak apabila mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024.
Dave menyatakan tidak ada pilihan lain capres dari Golkar selain Airlangga. “Berdasarkan hasil putusan Munas Golkar, calon presiden kami adalah Pak Airlangga,” kata dia.
Menurut Dave, hanya melalui Munas saja Golkar dapat mengubah keputusan soal calon presiden. Karena tidak ada rencana menggelar Munas, keputusan tersebut tidak akan berubah.
Sebelumnya, suara Partai Golkar disebut bisa meningkat bila mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024. Hal itu merupakan temuan lembaga survei SMRC dalam survei eksperimental dampak tokoh capres terhadap suara Golkar. Elektabilitas Golkar terlihat naik sekitar 6 persen dengan skenario mengusung Ganjar di Pilpres 2024.
“Kalau Ganjar yang dicalonkan oleh Golkar, ada kenaikan cukup signifikan. Tadi dari 11 persen menjadi 17 persen. Itu berarti kurang lebih 6 persen kan,” ujar Pendiri SMRC, Saiful Mujani, saat paparan survei, dilihat dari tayangan YouTube SMRC TV (17/11).
Hal yang sama diungkap Wakil Ketua Umum Golkar Ahmad Doli Kurnia. Dia mengatakan tidak ada rencana untuk perubahan keputusan terkait pencapresan.
“Sampai sejauh ini kalau Golkar, tidak ada perubahan keputusan. Kalau ditanya, Golkar calon presidennya adalah Pak Airlangga Hartarto,” ujar Doli di kawasan Cikini, Jakarta (18/11).
Doli juga membandingkan survei SMRC dengan survei yang dilakukan Voxpol Center. Dalam survei Voxpol, pemilih Golkar sekitar 42 persen memilih Airlangga sebagai calon presiden.
“Tadi kalau kita lihat misalnya tetap kalau preferensi masyarakat Golkar memilih terbesarnya masih memilih Pak Airlangga, 42 koma sekian persen,” kata dia.
Menurut Doli, hasil lembaga survei ini akan dijadikan pendapat kedua untuk mengatur strategi. “Sekali lagi saya katakan bahwa kita berterima kasih pada teman-teman lembaga survei, itu dijadikan second opinion buat kita untuk mengatur strategi yang lebih tepat lagi kalau memang kita anggap itu sebagai sesuatu yang baru,” tuturnya. (BD)