Militer AS Tembak Jatuh Tiga Objek Terbang Milik China, Jubir Kemenlu China: Itu Hanya Balon Sipil

0
58
Menyikapi aksi jet tempur AS yang menembak jatuh beberapa objek yang diduga milik China, Wang Wenbin (juru bicara Kementerian Luar Negeri China) justru menyatakan bahwa militer Amerika Serikat sering memasuki wilayah udara negara lain secara ilegal. Bahkan ia mengungkap bahwa sejak tahun lalu balon-balon AS terbang secara ilegal di atas China lebih dari 10 kali tanpa persetujuan otoritas China. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – China menuding AS telah melanggar wilayah udaranya minimal 10 kali dalam setahun terakhir. Sementara itu, pasukan militer AS masih mencari tahu apa sebenarnya tiga objek terbang yang mereka tembak jatuh dari langit Amerika Utara beberapa waktu lalu.

Dikutip dari Detik.com (14/2/2023), tuduhan dari Kementerian Luar Negeri China itu dilontarkan setelah pada 4 Februari lalu Amerika Serikat (AS) menembak jatuh balon mata-mata yang dianggap mencurigakan di wilayah udaranya, yang menurut China adalah balon sipil.

Sejak saat itu, hubungan kedua negara memburuk. Dalam beberapa hari terakhir, AS mengatakan juga telah menembak jatuh sejumlah objek tak dikenal lainnya. Dikonfirmasi pada Senin (13/2/2023), Beijing mengatakan AS telah membuat banyak pelanggaran wilayah udara.

“Tidak jarang juga AS memasuki wilayah udara negara lain secara ilegal,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, dalam konferensi pers yang digelar secara rutin. “sejak tahun lalu saja, balon AS telah terbang secara ilegal di atas China lebih dari 10 kali tanpa persetujuan dari otoritas China,” Wang menambahkan.

Wang kemudian menyatakan bahwa hal pertama yang harus dilakukan pihak AS adalah memulai dengan tanpa mempertimbangkan apa yang telah terjadi di masa lalu, melakukan refleksi diri. “Bukannya mencoreng dan menuduh China,” tandasnya.

Meski demikian, menurut Wang, Beijing telah menanggapi serangan itu dengan cara yang bertanggung jawab dan profesional. “Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang balon udara AS yang secara ilegal memasuki wilayah udara China, saya sarankan Anda mengonfirmasi ke pihak AS,” katanya.

BACA JUGA :  Namanya Dimasukkan Dalam Daftar Timnas AMIN, Najwa Shihab Langsung Klarifikasi

Hingga saat ini, Washington belum menanggapi tuduhan dari Beijing tadi. Insiden balon pertama telah menyebabkan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, membatalkan rencana perjalanannya ke Beijing. Diplomat top itu menyebut dugaan mata-mata China tidak dapat diterima dan tidak bertanggung jawab.

Pada hari Minggu, AS mengoperasikan pesawat tempurnya untuk menembak balon dengan “struktur segi delapan” tak berawak di Michigan dekat perbatasan Kanada. Balon tersebut adalah objek keempat yang dihancurkan AS dalam delapan hari belakangan.

Pilot pesawat tempur juga menembak jatuh benda tak dikenal yang lebih kecil di atas wilayah Alaska pada 10 Februari 2023 dan Kanada bagian utara pada 11 Februari 2023.

Meski demikian, Wang mengatakan tidak memiliki pemahaman tentang objek-objek yang dimaksud tersebut. “Tapi yang ingin kami sampaikan kepada semua orang di sini adalah bahwa seringnya penembakan rudal canggih AS yang digunakan untuk menjatuhkan benda terbang tak dikenal adalah reaksi berlebihan dari kekuatan yang berlebihan,” katanya.

Seorang komandan militer AS, Jenderal Glen VanHerck, mengatakan memang tidak ada indikasi adanya ancaman dari objek terbaru tersebut. Menurutnya, itu bisa jadi “jenis balon gas” atau “semacam sistem propulsi”. VanHerck juga tidak dapat mengesampingkan bahwa benda-benda itu adalah makhluk luar angkasa.

BACA JUGA :  Biaya Haji 2023 Resmi Diputuskan Jadi Rp 49 Juta, Gerindra: Itu Karena Keputusan Politik

Sebelumnya, pada 28 Januari 2023, sebuah objek yang berada di ketinggian lebih dari 1.500 meter di atas permukaan laut (high-altitude) tampak melewati Kepulauan Aleutian Alaska, sebuah kepulauan di Samudra Pasifik utara antara AS dan Rusia.

Balon itu terlacak memasuki wilayah udara Kanada sebelum muncul di atas negara bagian Montana, AS barat.

Pada 1 Februari 2023, penduduk di Kota Billings yang terkejut melihat objek itu, mengambil beberapa foto. Ini kali pertama sebuah objek di ketinggian menarik perhatian mereka karena sempat membuat bandara lokal tutup.

Para pejabat mengatakan objek itu adalah balon pengintai China yang diduga memantau titik-titik sensitif di wilayah tersebut. Mereka menyebut ketinggian objek lebih dari 60 meter, dan dilengkapi dengan banyak antena, panel surya, serta peralatan pengawasan yang mampu menyadap telekomunikasi.

Awalnya para pejabat menolak menembak jatuh balon itu karena khawatir terjadi kerusakan yang disebabkan oleh puing-puing yang jatuh, sehingga dibiarkan melayang melintasi benua AS selama berhari-hari.

Pada 4 Februari, Presiden Joe Biden mengizinkan untuk menembak jatuh balon itu di lepas pantai Carolina Selatan, menggunakan jet F-22.

Para kru mengumpulkan beberapa puing-puingnya. Mereka menggunakan perahu dan kapal selam mini untuk menjangkau puing-puing balon yang jatuh ke dasar, di kedalaman 14 meter.

BACA JUGA :  Soal Anak Muda yang Antihilirisasi, Gibran: untuk Bangsa Mana Dia Berpihak?

China membantah bahwa mereka menggunakan balon itu untuk memata-matai AS. China mengatakan balon itu adalah perangkat pemantau cuaca yang tersesat.

Beijing menganggap penghancuran balon itu sangat melanggar praktik internasional. Denga demikian, China pun mengklaim berhak menggunakan cara yang diperlukan untuk menghadapi situasi serupa.

Beberapa hari lalu, tepatnya Jumat (10/2/2023), objek lain kembali ditembak jatuh oleh pasukan AS di lepas pantai Alaska utara. Para pejabat mengatakan objek tersebut seukuran mobil kecil dan terbang di ketinggian 12.000 meter di atas permukaan laut, dalam perjalanan ke arah Kutub Utara tanpa sistem propulsi atau kendali apa pun.

Keesokan harinya, Sabtu (11/2/2023), objek terbang serupa ditembak jatuh atas perintah AS dan Kanada di atas wilayah Yukon di Kanada barat laut. Masih belum jelas jenis apa kedua objek tersebut, dan laporan yang diterima pun beragam.

Kemudian pada hari Minggu (12/2/2023), jet AS menembak jatuh objek lain yang mendekati Danau Huron, salah satu danau terbesar yang melintasi perbatasan AS-Kanada. Itu adalah objek ketiga yang ditembak jatuh AS dalam beberapa hari terakhir. Dan seperti dua objek sebelumnya, AS mengaku tidak tahu jenis benda tersebut. (BD)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini