Pemerintah Tolak Permintaan TPNPB-OPM, Pilot Susi Air Masih Disandera

0
59
Pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens, sudah 21 hari disandera oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya. Militer Indonesia telah mengetahui lokasi penyanderaan dan siap melakukan penyergapan. Tapi pemerintah tetap mengutamakan diplomasi untuk membebaskan Kapten Philip. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Pilot pesawat Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens, masih disandera Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) sejak 7 Februari lalu. Hingga saat ini, upaya pembebasan pilot tersebut belum berhasil.

Seperti yang dirilis cnnindonesia.com (1/3/2023), Menko Polhukam Mahfud MD menyatakan bahwa aparat keamanan hampir menyerbu kelompok itu. Tapi Selandia Baru meminta agar tak ada tindakan kekerasan untuk membebaskan warga negaranya.

Hal yang sama juga ditegaskan oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Ia menyampaikan bahwa pemerintah mengutamakan diplomasi untuk membebaskan Philip. “Kita utamakan diplomasi untuk bebaskan itu,” kata Ma’ruf di UIN Syarif Hidayatullah Ciputat, berdasarkan rekaman yang diterima Setwapres, Rabu (22/2).

Menurut Ma’ruf, aparat keamanan yang dimiliki sebetulnya punya kemampuan untuk membebaskan sandera dengan cepat. Kendati demikian, Ma’ruf menekankan faktor kondisi keselamatan sandera harus diperhatikan dan dapat dijamin dengan baik.

Sementara itu, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengungkap sejumlah kendala dalam pembebasan Philip. Salah satu kendala yang dihadapi yakni berbaurnya Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dengan masyarakat setempat.

BACA JUGA :  OPM Ingin Pilot Susi Air Ditukar dengan Kemerdekaan Papua, Pensiunan Jenderal TNI: NKRI Harga Mati!

“Pilot masih tetap kita usahakan dicari. Karena tentunya di dalam situasi seperti ini mereka ini kan bercampur dengan masyarakat, sehingga TNI juga harus hati-hati di dalam melaksanakan tugasnya untuk menyelamatkan itu,” ungkap Yudo di Jakarta, Senin (27/2).

Yudo menyebut operasi penyelamatan pilot berkebangsaan Selandia Baru itu terus dilakukan dengan memaksimalkan prajurit yang berada di Papua dan tidak ada penambahan pasukan.

Di sisi lain, KKB dikabarkan meminta agar Philip ditukar dengan senjata api dan amunisi. Mereka mengatakan hal tersebut sebagai syarat jika pemerintah ingin pilot asal Selandia Baru itu bebas.

Merespons hal tersebut, Mahfud menegaskan pemerintah tak bakal mengabulkan syarat tersebut. “Tidak mungkin, masak kita berikan senjata kepada pemberontak? Ada taktik dan strategi yang dilakukan aparat kita,” kata Mahfud di Surabaya, Selasa (28/2).

Mahfud menuturkan bahwa negara pasti menyiapkan langkah dan strategi untuk penyelamatan. Ia juga menuturkan bahwa Philip saat ini dalam kondisi sehat.

Mahfud juga menjelaskan bahwa militer Indonesia telah mengepung pihak yang menyandera Philip. Dia menyebut lokasi penyanderaan sudah diketahui. “Terus dilakukan pengepungan, kami tahu lokasinya,” kata Mahfud di Surabaya, Selasa (28/2).

BACA JUGA :  Ini Dia Alasan Kenapa PDIP Sulit Berkoalisi dengan Partai Demokrat

Tapi, Mahfud menambahkan bahwa pihaknya mesti tetap berhati-hati karena sandera adalah pilot asal Selandia Baru. Apabila salah langkah, kata dia, maka hal itu akan membahayakan nyawa Philip.

Mahfud mengaku tak bisa mengungkap bagaimana strategi atau cara militer Indonesia dalam misi menyelamatkan Philip. Dia hanya memastikan bahwa misi terus berjalan. (BD)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini